-
KPK usut modus 'mafia tanah' di korupsi Tol Trans Sumatera.
-
Lahan warga diduga dibeli murah untuk dijual mahal ke negara.
-
Tiga notaris diperiksa KPK untuk telusuri proses jual beli.
Suara.com - Penyelidikan skandal korupsi pengadaan lahan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) kini mengerucut pada dugaan praktik 'mafia tanah'.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah mendalami bagaimana lahan-lahan warga diduga sengaja 'dikondisikan' atau dibeli murah oleh para tersangka untuk kemudian dijual kembali dengan harga tinggi ke negara.
Untuk membongkar modus operandi ini, penyidik KPK telah memeriksa empat saksi kunci pada Kamis (9/10). Tiga di antaranya adalah notaris yang diduga mengetahui seluk-beluk proses jual beli awal.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menjelaskan bahwa para saksi dicecar mengenai bagaimana proses jual beli lahan tersebut berlangsung.
“Semua saksi hadir, dan penyidik meminta keterangan bagaimana proses awal jual beli lahan,” ujar Budi seperti dilansir Antara, Minggu (12/10/2025).
Fokus utama penyidik adalah pada dugaan bahwa para tersangka telah bergerak lebih dulu sebelum proses pengadaan lahan resmi oleh PT Hutama Karya (Persero) dimulai.
“Kemudian saksi juga didalami terkait dugaan bahwa lahan telah dikondisikan oleh tersangka sejak awal, yaitu melakukan pembelian kepada pemilik lahan untuk dimaksudkan akan dijual kepada PT HK atau Hutama Karya (Persero),” ujar Budi.
Keterangan dari tiga notaris—Rudi Hartono, Genta Eranda, dan Ferry Irawan—serta seorang wiraswasta bernama Bastari, dianggap sangat krusial.
Peran notaris dalam setiap transaksi properti menjadikan mereka saksi yang mengetahui secara detail siapa, kapan, dan bagaimana sebuah lahan berpindah tangan.
Baca Juga: KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
Penyelidikan kasus dugaan korupsi pada proyek JTTS tahun anggaran 2018-2020 ini terus dikembangkan KPK untuk membongkar seluruh jaringan yang terlibat, dari level perantara hingga pejabat yang berwenang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN
-
Salah Sasaran! Niat Tagih Utang, Pria di Sunter Malah Dikeroyok Massa Usai Diteriaki Maling