- Penelitian tersebut memantau percakapan warganet di platform X dan TikTok mulai 1 hingga 27 September 2025.
- Indef mencatat setidaknya ada 78,88 persen sentimen negatif terhadap BGN.
- Wahyu menyebutkan kalau banyak netizen mengkritik formasi pimpinan BGN yang dinilai tidak mencerminkan kompetensi di bidang gizi.
Suara.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat sentimen negatif dari publik di media sosial.
Salah satu penyebabnya akibat ribuan kasus keracunan yang dilaporkan di sejumlah daerah. Gelombang kritik di media sosial terlihat makin deras, menyoroti kinerja Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai pelaksana program tersebut.
Gelombang percakapan yang merekam respons publik itu terekam dalam hasil penelitian Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) yang dilakukan oleh peneliti Wahyu Tri Utomo.
Penelitian tersebut memantau percakapan warganet di platform X (Twitter) dan TikTok selama hampir satu bulan, mulai 1 hingga 27 September 2025.
Hasilnya, dalam kurun waktu singkat, terkumpul sekitar 444,9 ribu percakapan terkait BGN dan program MBG. Dari total percakapan tersebut, mayoritas menunjukkan sentimen negatif terhadap BGN dan penyelenggaraan program.
Indef mencatat setidaknya ada 78,88 persen sentimen negatif terhadap BGN.
"Sentimen negatif terhadap BGN negatif sekali. Sebenarnya dalam etika politik kebijakan, pejabatnya sudah harus mundur," kata Wahyu dalam keterangannya, Rabu (15/10/2025).
Wahyu menyebutkan kalau banyak netizen mengkritik formasi pimpinan BGN yang dinilai tidak mencerminkan kompetensi di bidang gizi.
Minimnya figur dengan latar belakang keilmuan gizi di tubuh pimpinan lembaga itu dianggap menjadi penyebab lemahnya perencanaan dan pengawasan pelaksanaan MBG di lapangan.
Baca Juga: Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
Menariknya, meski BGN menuai kecaman, penelitian itu juga menemukan kalau pekerja di lapangan dari Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) justru mendapat simpati publik.
Warganet menilai para pekerja lapangan tetap solid menjalankan tugas, bahkan memuji menu masakan yang mereka sajikan.
"Netizen kritik formasi BGN yang dinilai kurang sesuai untuk handie pelaksanaan MBG. Namun disisi lain, para pekerja di SPPG justru mendapatkan dukungan dan support dari netizen karena kekompakan dan menu masakan yang dinilai enak," ujarnya.
Lebih jauh, penelitian Indef mencatat bahwa sentimen negatif terhadap MBG meningkat tajam setelah munculnya kasus keracunan di berbagai daerah.
Padahal, pada awal pemerintahan baru, publik masih menaruh harapan besar terhadap program tersebut untuk membantu pemenuhan gizi anak-anak sekolah.
"Pada awal masa pemerintahan Prabowo-Gibran, netizen masih berharap agar program ini dapat membantu gizi anak mereka. Meski mereka was-was dengan realisasi yang rawan korupsi. Sekarang selain isu korupsi, publik dibuat semakin resah dengan ribuan kasus keracunan MBG yang menimpa anak mereka," tuturnya.
Berita Terkait
-
Kasus Keracunan MBG Terus Bertambah, Emak-emak Geruduk Kantor BGN
-
BGN Sebut Presiden Sudah Hitung Sendiri: Menu MBG Rp 10 Ribu Bisa Pakai Ayam dan Telur
-
Ibu-ibu Demo Tolak MBG di Depan Kantor BGN, Bawa Makanan Sendiri
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
BGN Kembalikan Anggaran MBG yang Tak Terserap Rp70 T ke Presiden, Tapi Tahun Depan Dapat Rp335 T
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
KLH Sebut Tambang Milik Astra International Perparah Banjir Sumatera, Akan Ditindak
-
5 HP Memori 512 GB Paling Murah Desember 2025: Ideal untuk Gamer dan Content Creator Pemula
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
-
Bank Indonesia Ambil Kendali Awasi Pasar Uang dan Valuta Asing, Ini Fungsinya
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
Terkini
-
Deforestasi Diklaim Turun, Kenapa Banjir di Sumatra Tetap Menggila?
-
Banyak Perempuan Terjebak Hubungan Toxic, KPPPA: 1 dari 2 Orang Pernah Alami Kekerasan Psikologis
-
Dasco: Anak Korban Bencana Sumatera Jangan Dipaksa Sekolah Dulu, Wajib Trauma Healing
-
Menhut Raja Juli Antoni Tegaskan Evaluasi Tata Kelola Hutan Usai Bencana Sumatra
-
Gurita Narkoba Dewi Astutik: Edarkan Sabu Lintas Benua, Tembus Brasil dan Ethiopia
-
Pramono Anung: Blok M Sudah Lebih dari Tokyo, Tapi yang Dipotret Urusan Sampah
-
Jakarta Siaga Banjir Rob: Modifikasi Cuaca dan 600 Pompa Siap Redam Genangan Pesisir
-
TOK! MA Perberat Hukuman Agus Buntung Jadi 12 Tahun Penjara, Ini Pertimbangannya
-
Usut Tuntas 'Dosa' di Balik Banjir Sumatra, Tim Khusus Buru Asal Kayu Gelondongan
-
Paradoks Banjir Sumatra: Menhut Klaim Deforestasi Turun, Ratusan Ribu Hektare Lahan Kritis Terkuak