News / Nasional
Rabu, 15 Oktober 2025 | 16:31 WIB
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana saat melantik 9 pejabat baru di lingkup Badan Gizi Nasional, Rabu (23/9/2025). (bgn.go.id)
Baca 10 detik
  • Penelitian tersebut memantau percakapan warganet di platform X dan TikTok mulai 1 hingga 27 September 2025.
  • Indef mencatat setidaknya ada 78,88 persen sentimen negatif terhadap BGN.
  • Wahyu menyebutkan kalau banyak netizen mengkritik formasi pimpinan BGN yang dinilai tidak mencerminkan kompetensi di bidang gizi.

Suara.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat sentimen negatif dari publik di media sosial.

Salah satu penyebabnya akibat ribuan kasus keracunan yang dilaporkan di sejumlah daerah. Gelombang kritik di media sosial terlihat makin deras, menyoroti kinerja Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai pelaksana program tersebut.

Gelombang percakapan yang merekam respons publik itu terekam dalam hasil penelitian Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) yang dilakukan oleh peneliti Wahyu Tri Utomo.

Penelitian tersebut memantau percakapan warganet di platform X (Twitter) dan TikTok selama hampir satu bulan, mulai 1 hingga 27 September 2025.

Hasilnya, dalam kurun waktu singkat, terkumpul sekitar 444,9 ribu percakapan terkait BGN dan program MBG. Dari total percakapan tersebut, mayoritas menunjukkan sentimen negatif terhadap BGN dan penyelenggaraan program.

Indef mencatat setidaknya ada 78,88 persen sentimen negatif terhadap BGN.

"Sentimen negatif terhadap BGN negatif sekali. Sebenarnya dalam etika politik kebijakan, pejabatnya sudah harus mundur," kata Wahyu dalam keterangannya, Rabu (15/10/2025).

Wahyu menyebutkan kalau banyak netizen mengkritik formasi pimpinan BGN yang dinilai tidak mencerminkan kompetensi di bidang gizi.

Minimnya figur dengan latar belakang keilmuan gizi di tubuh pimpinan lembaga itu dianggap menjadi penyebab lemahnya perencanaan dan pengawasan pelaksanaan MBG di lapangan.

Baca Juga: Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung

Menariknya, meski BGN menuai kecaman, penelitian itu juga menemukan kalau pekerja di lapangan dari Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) justru mendapat simpati publik.

ilustrasi menu program makan bergizi gratis alias MBG. (ist)

Warganet menilai para pekerja lapangan tetap solid menjalankan tugas, bahkan memuji menu masakan yang mereka sajikan.

"Netizen kritik formasi BGN yang dinilai kurang sesuai untuk handie pelaksanaan MBG. Namun disisi lain, para pekerja di SPPG justru mendapatkan dukungan dan support dari netizen karena kekompakan dan menu masakan yang dinilai enak," ujarnya.

Lebih jauh, penelitian Indef mencatat bahwa sentimen negatif terhadap MBG meningkat tajam setelah munculnya kasus keracunan di berbagai daerah.

Padahal, pada awal pemerintahan baru, publik masih menaruh harapan besar terhadap program tersebut untuk membantu pemenuhan gizi anak-anak sekolah.

"Pada awal masa pemerintahan Prabowo-Gibran, netizen masih berharap agar program ini dapat membantu gizi anak mereka. Meski mereka was-was dengan realisasi yang rawan korupsi. Sekarang selain isu korupsi, publik dibuat semakin resah dengan ribuan kasus keracunan MBG yang menimpa anak mereka," tuturnya.

Load More