News / Nasional
Jum'at, 17 Oktober 2025 | 18:22 WIB
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung saat mencanangkan Blok M Hub di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (24/5/2025). (Dok: Pemprov DKI)

Suara.com - Penataan kawasan Blok M yang kini bertransformasi menjadi Blok M Hub menghadirkan ruang baru bagi warga Jakarta untuk beraktivitas, berkreasi, dan berinteraksi. Inisiatif ini bukan sekadar mempercantik kawasan, tetapi menghadirkan manfaat nyata sebagai pusat kegiatan masyarakat yang hidup, inklusif, dan terhubung dengan berbagai moda transportasi publik.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menyebut, revitalisasi Blok M Hub ini diharapkan menjadi contoh kawasan kota modern yang memadukan fungsi ekonomi, sosial, dan budaya, sekaligus memperkuat identitas Jakarta sebagai kota yang ramah bagi pejalan kaki dan komunitas kreatif.

"Ini bukan hanya seremoni tahunan, tetapi menjadi penanda bahwa Jakarta terus bergerak maju menuju perannya sebagai pusat ekonomi dan budaya, dengan identitas baru sebagai kota global dan berbudaya,” ujar Pramono.

Menurutnya, transformasi Jakarta tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pembentukan karakter, pelestarian budaya, serta penguatan rasa kebersamaan warganya.

“Pembangunan infrastruktur harus berjalan beriringan dengan pembangunan karakter dan budaya masyarakat. Pencanangan ini menjadi langkah penting menuju perayaan 500 tahun Jakarta pada 2027. Sebuah momentum untuk meneguhkan jati diri kota yang maju sekaligus berbudaya,” jelasnya.

Kawasan ini dikembangkan dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) yang menghubungkan beragam moda transportasi, mulai dari Transjakarta, MRT, sekaligus menghadirkan ruang publik yang nyaman, aman, dan ramah bagi pejalan kaki. Ia juga mengajak seluruh pihak untuk ikut menjaga kawasan Blok M agar tetap aman dan hidup sepanjang waktu.

“Kawasan Blok M diharapkan bisa menjadi wajah baru Jakarta yang mewujudkan semangat kota global, dengan menampilkan kekayaan budaya dan produk unggulan dari negara-negara ASEAN. Oleh karena itu, mari bersama-sama kita jaga kota kita,” tutur Pramono.

Sementara itu, Pengamat Tata Ruang Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, menilai langkah Pemprov DKI Jakarta mengembangkan Blok M sebagai kawasan berbasis Transit Oriented Development (TOD) merupakan kebijakan strategis yang tepat. Ia menilai, kawasan Blok M memiliki potensi besar untuk tumbuh lebih maju karena sejak lama dikenal sebagai pusat ekonomi dan simpul transportasi penting di Jakarta.

“Blok M itu punya sejarah besar sejak masa lalu. Dulu ada terminal Blok M, dan kawasan ini jadi ikon kelas menengah Jakarta karena posisinya strategis dan didukung permukiman dengan daya beli kuat,” kata Yayat.

Baca Juga: Jakarta Bersih-Bersih: Halte Transjakarta BNN dan Tiang Monorel Masuk Daftar Pembongkaran

Menurutnya, Blok M kini berada pada posisi ideal untuk berkembang sebagai kawasan interkoneksi transportasi dan pusat ekonomi kreatif yang modern. Namun, ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas pihak dalam pengelolaan kawasan TOD ini, agar pengembangannya dapat berjalan optimal dan berkelanjutan.

“Ke depan, pengelolaan kawasan perlu dilakukan secara kolaboratif, misalnya antara PT MRT Jakarta dan para pemilik properti di sekitar Blok M,” jelasnya.

Selain itu, Yayat juga menilai bahwa pembangunan hunian terjangkau di sekitar Blok M menjadi kunci agar kawasan ini tetap hidup 24 jam, sekaligus menciptakan keseimbangan antara aktivitas ekonomi, sosial, dan kehidupan warga.

“Dengan hadirnya hunian seperti apartemen atau rumah susun di sekitar Blok M, kawasan ini akan semakin hidup, tidak hanya di siang hari, tetapi juga pada malam hari. Kehadiran permukiman akan menumbuhkan aktivitas ekonomi yang berkelanjutan dan menjadikan Blok M Hub sebagai kawasan yang dinamis sepanjang waktu,” ujarnya.

Menurutnya, jika pengembangannya dilakukan secara cermat dan berpihak pada gaya hidup generasi muda, Blok M bisa menjadi pusat baru ekonomi kreatif di Jakarta.

“Blok M memiliki potensi besar untuk menjadi pusat gaya hidup yang relevan dengan generasi masa kini dan mendatang. Dengan menyasar pasar utama yakni Gen Z dan milenial, kawasan ini perlu dirancang mengikuti tren, minat, dan karakter mereka agar selalu hidup dan menarik,” ujar Yayat.

Load More