- Ketua KPK Setyo Budiyanto menyatakan rencana pemanggilan saksi dalam kasus dugaan korupsi Whoosh masih dalam proses penelaahan internal, meskipun kasusnya sudah masuk tahap penyelidikan
- Kasus ini mencuat setelah Mahfud MD mengungkap adanya dugaan penggelembungan biaya proyek dari 17-18 juta dolar AS per kilometer menjadi 52 juta dolar AS per kilometer
- Mahfud MD telah menyatakan kesiapannya untuk memberikan keterangan kepada KPK untuk membongkar dugaan korupsi dalam proyek kereta cepat tersebut
Suara.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Setyo Budiyanto, akhirnya angkat bicara mengenai kelanjutan penanganan dugaan korupsi mega proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) yang menggemparkan publik. Di tengah desakan untuk segera memeriksa saksi-saksi kunci, Setyo menyatakan bahwa rencana pemanggilan tersebut masih dalam tahap penelaahan internal oleh timnya.
Sikap hati-hati KPK ini disampaikan di tengah panasnya isu yang pertama kali diletupkan oleh mantan Menko Polhukam, Mahfud MD, mengenai adanya penggelembungan anggaran fantastis dalam proyek strategis nasional tersebut.
"Ya, biasanya ditelaah dulu," ujar Setyo singkat saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (28/10/2025).
Setyo menjelaskan bahwa pihaknya tidak mau gegabah dan masih melakukan serangkaian pengecekan internal untuk memastikan langkah lanjutan, termasuk dalam menentukan siapa saja pihak yang relevan untuk dimintai keterangan.
Menurutnya, ini adalah prosedur standar di KPK, di mana setiap aduan atau informasi dari masyarakat akan dikaji secara mendalam oleh direktorat terkait sebelum diputuskan tindak lanjutnya.
"Saya belum cek. Nanti pasti dari Direktorat Pelayanan Pengaduan Masyarakat akan merespons seperti apa," katanya sebagaimana dilansir Antara.
Ketika disinggung mengenai kemungkinan audit investigatif terhadap proyek Whoosh, Setyo kembali menegaskan bahwa penanganan perkara ini masih berada di tahap awal. "Baru juga (ditangani)," ucapnya.
Polemik ini bermula dari pernyataan keras Mahfud MD melalui kanal YouTube pribadinya pada 14 Oktober 2025. Mahfud secara blak-blakan mengungkap adanya dugaan mark up atau penggelembungan biaya yang nilainya mencapai tiga kali lipat dari proyek serupa di China.
"Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar Amerika Serikat. Akan tetapi, di China sendiri, hitungannya 17-18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat," bongkar Mahfud.
Baca Juga: Dana Publik Terancam? KPK Selidiki Dugaan Mark-Up Proyek Kereta Cepat Whoosh, DPR Mendukung
Ia pun mempertanyakan aliran dana dari pembengkakan biaya tersebut. "Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat. 17 juta dolar AS ya, dolar Amerika nih, bukan rupiah, per kilometernya menjadi 52 juta dolar AS di Indonesia. Nah itu mark up, harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini."
Setelah saling berbalas pernyataan di media, Mahfud MD pada 26 Oktober 2025 menyatakan kesiapannya untuk dipanggil dan memberikan keterangan kepada KPK. Sehari setelahnya, KPK mengonfirmasi bahwa kasus dugaan korupsi Whoosh ini sebetulnya telah naik ke tahap penyelidikan sejak awal tahun 2025.
Berita Terkait
-
Dana Publik Terancam? KPK Selidiki Dugaan Mark-Up Proyek Kereta Cepat Whoosh, DPR Mendukung
-
Mahfud Ragu Luhut Terlibat Dugaan Korupsi Whoosh: Dia Masuk Saat Barang Sudah Busuk
-
Geger Utang Whoosh, Mahfud MD: 1000 Persen Setuju Jokowi, Tapi Usut Tuntas Dugaan Mark Up
-
Geger Utang Whoosh, Bunga Pinjaman China Disebut 20 Kali Lipat Lebih Ganas dari Jepang
-
Luhut Sebut Whoosh 'Busuk' Sejak Awal, Said Didu Heran: Kenapa Kebusukan Itu Tidak Dihentikan?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Bahlil Tepati Janji, Kirim Genset Hingga Tenda ke Warga Batang Toru & Pulihkan Infrastruktur Energi
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global