- Wapres Gibran merasa dirinya tidak diasingkan terkait adanya penugasan untuk berkantor di Papua
- Dia menegaskan jika Papua bukan daerah untuk pengasingan
- Menurutnya, Papua harus diperhatian serius oleh pemerintahan karena menjadi bagian dari NKRI.
Suara.com - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka merasa tidak diasingkan terkait tugas yang diberikan Presiden Prabowo Subianto untuk berkantor di Papua. Gibran menganggap jika Papua bukan merupakan daerah untuk pengasingan.
Hal itu disampaikan Gibran guna menepis rumor terkait rencananya dirinya akan berkantor di Papua.
Dalam pidatonya di depan para tokoh adat Papua di Manokwari, Papua Barat, Selasa (4/11), Gibran menyebut jika Papua harus diperhatikan secara serius oleh pemerintahan karena turut menjadi bagian dari NKRI.
"Saya tekankan juga, Papua itu bukan tempat pengasingan atau pembuangan. Bapak, ibu mungkin sudah sering baca berita tentang saya. 'Oh Gibran diasingkan di Papua. Tidak, itu tidak benar. Papua itu bagian dari NKRI, dan harus kita berikan perhatian khusus," ujarnya dikutip dari Antara, Kamis (6/11/2025).
Gibran menjelaskan bahwa kunjungan kerjanya di Manokwari, Papua Barat, setelah mengunjungi Jayapura dan Merauke pada bulan sebelumnya, merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo yang ingin mengakselerasi pembangunan di Papua.
Saat memimpin rapat pleno, Gibran meminta agar dua lembaga khusus dibentuk pemerintah, yakni Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) dan Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua dapat menggali potensi ekonomi lokal.
Menurut dia, Papua memiliki berbagai komoditas khas, seperti kopi dan sagu, hingga pariwisata dan perikanan. Oleh karenanya, Gibran meminta pengembangan komoditas pertanian dan perkebunan dapat menggandeng Koperasi Desa Merah Putih.
"Mohon nanti ke depan bisa dikembangkan dengan menggandeng Koperasi Merah Putih. Untuk masalah modal, akses permodalan bisa menggandeng PNM Mekaar, KUR, dan juga kerja sama-kerja sama dengan pihak swasta," kata Gibran.
Dalam arahannya, Wapres menegaskan bahwa pembangunan di Tanah Papua bersifat berkelanjutan dan tidak bisa diselesaikan hanya dalam waktu singkat.
Baca Juga: Prabowo Bicara Budaya 'Kuyu-kuyu' Pemimpin, Minta Masyarakat Hormati Jokowi: Jangan Dihujat!
Oleh karena itu, pengambilan keputusan dalam setiap program harus berbasis pada data dan hasil evaluasi di lapangan.
"Misalnya kita ambil salah satu aja, Papua Tengah. Kita keroyok ini nanti masalah pendidikan. Bisa kita intervensi bersama, kita keroyok dengan program MBG, Revitalisasi Sekolah, KIP, Beasiswa, Bus Sekolah," katanya.
Berita Terkait
-
Lewat 1x24 Jam Pasca-OTT, Dalih KPK Baru Umumkan Gubernur Riau Tersangka: Masalah Teknis, Bukan...
-
Hasil 'Jatah Preman' Rp2,25 M, Gubernur Riau Palak Anak Buah buat Pelesiran ke London hingga Brasil
-
Heboh Projo Gabung ke Gerindra, Hensa Curiga Settingan Jokowi Langgengkan 2 Periode Prabowo-Gibran
-
Budi Arie Dicap Tukang Ngibul soal Kepanjangan Projo, PDIP: Pasti Contohkan Panutannya Jokowi
-
Heboh Cuitan Susi Pudjiastuti Tantang Prabowo Panggil Bandar Judol, Nama Budi Arie Disebut-sebut
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Sumpah SF Hariyanto: Saya Bukan Pelapor Kasus Gubernur Riau, Kami Sedang Ngopi Saat KPK Datang
-
DPR Batasi Delegasi Buruh, Komisi IX Absen: Ada Apa di Balik Audiensi Kenaika
-
Jusuf Kalla Ngamuk di Makassar: Tanah Saya Dirampok Mafia, Ini Ciri Khas Lippo!
-
'Acak-acak' Sarang Narkoba di Kampung Bahari Jakut, Kos-kosan Oranye jadi Target BNN, Mengapa?
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama
-
Sandi 'Tujuh Batang' dan Titah 'Satu Matahari' yang Menjerat Gubernur Riau dalam OTT KPK
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Rp231 M Dibakar, Komisi III DPR: Ini Kejahatan Terencana
-
Jeritan Buruh 'Generasi Sandwich', Jadi Alasan KASBI Tuntut Kenaikan Upah 15 Persen
-
KontraS Ungkap Keuntungan Prabowo Jika Beri Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto
-
Penuhi Permintaan Publik, Dasco: Dana Reses Per Anggota DPR Dipangkas Rp 200 Juta