News / Nasional
Sabtu, 08 November 2025 | 15:13 WIB
Ledakan SMAN 72: Jejak TikTok 8 Jam Sebelum Bom Ungkap Fakta Mengerikan? (X)
Baca 10 detik
  • Pola serangan mirip dengan penembakan sekolah di Madison dan Nashville tahun ini.
  • Ketiga pelaku diduga memiliki ideologi neo-nazi.
  • Insiden ini terkait jaringan “terrorgram”, bukan sekadar pengalihan isu.

Suara.com - Kasus ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta Utara terus memunculkan fakta baru yang mengaitkan tindakan pelaku dengan jejak digital dan fenomena ekstremisme daring. 

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mengonfirmasi bahwa terduga pelaku merupakan pelajar aktif dari sekolah tersebut, memperkuat dugaan bahwa serangan itu berasal dari lingkungan internal.

“Informasi sementara masih dari lingkungan sekolah tersebut,” ujar Listyo usai menghadiri rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jumat (7/11/2025).

Konfirmasi ini mengakhiri spekulasi publik soal kemungkinan pelaku berasal dari luar sekolah. Namun, misteri lain justru muncul dari dunia maya.

Jejak Tiktok 8 Jam Sebelum Serangan

Sebuah akun X (Twitter) bernama @tilehopper alias Rizki Salminen membagikan temuan mengejutkan. Ia mengunggah postingan yang diduga berasal dari akun TikTok terduga pelaku, diunggah hanya 8 jam sebelum bom meledak di masjid sekolah.

Dalam unggahan itu, terduga pelaku memperlihatkan tangan membentuk simbol “OK” di antara dua sepatu hitam—pose yang, menurut Rizki, mirip dengan pola foto pelaku penembakan sekolah di Madison (Wisconsin) dan Nashville (Tennessee, AS). 

Kedua pelaku di luar negeri itu diketahui terhubung dengan komunitas ekstremis sayap kanan, atau neo-nazi, yang sering beraktivitas di forum daring bertema “terrorgram.”

Rizki menulis, “Polanya sama seperti pelaku penembakan sekolah di Madison, Wisconsin dan Nashville, Tennessee tahun ini. Ketiganya sama-sama berideologi neo-nazi. Ini urusan “terrorgram”, bukan pengalihan isu..”

Baca Juga: SMAN 72 Dijaga Ketat Pasca Ledakan, Polisi Dalami Motif Bullying

Respons dan Dugaan Netizen

Unggahan Rizki langsung memancing diskusi luas di X. Beberapa pengguna mempertanyakan keaslian akun TikTok tersebut, sementara lainnya menilai indikasi radikalisasi digital perlu diselidiki.

Seorang pengguna menulis, “Polisi harus check YouTube history sama Discord pelakunya,” mendesak agar penyelidikan tidak berhenti di ranah fisik.

Ada juga yang menduga pelaku hanyalah ekstremis independen tanpa jaringan kuat. “Dilihat dari senjatanya yang mainan/airsoft dan bom rakitan sendiri, dia kayaknya cuma ekstremis independen jadi nggak mengancam,” tulis akun @lea****.

Namun sebagian netizen menyoroti sisi psikologis. “Gua kok nggak yakin dia korban bully. Orang kayak gini tuh emang sengaja menjauh, nggak mau berbaur, terus nanti alasan kesepian atau dibully,” tulis @ham****.

Komentar lain menyoroti peran keluarga: “Berarti selain katanya ada kasus bullying, perlu diusut juga perilaku di rumah gimana. Kok bisa dia akses dan punya interest ke arah situ, dari ortunya nggak pantau?” tulis @ima****.

Load More