News / Nasional
Rabu, 12 November 2025 | 15:33 WIB
Pemenang Kompetisi FIlm Islami Tingkat Nasional 2025. (dok. ist)
Baca 10 detik
  • Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya seni dan film sebagai medium dakwah yang relevan bagi generasi muda.
  • Kompetisi Film Islami Nasional 2025 menjadi ajang apresiasi karya kreatif bernuansa spiritual dan edukatif.
  • Film Braen dan Cahaya untuk Nur keluar sebagai pemenang utama, membuktikan bahwa dakwah bisa disampaikan dengan indah dan menginspirasi.

Suara.com - Seni dan spiritualitas bukan dua hal yang bertolak belakang dalam Islam, melainkan dua sayap yang saling menguatkan. Hal ini ditegaskan Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, saat menghadiri Puncak Penganugerahan Kompetisi Film Islami Tingkat Nasional 2025, di Auditorium H.M. Rasjidi, Jakarta, pada 10 November 2025.

“Film adalah karya seni, dan dalam Islam seni sangat compatible dengan nilai-nilai spiritual,” ujar Menag dalam sambutannya.

Ia menilai, dakwah masa kini harus bertransformasi mengikuti perubahan zaman, terutama untuk menjangkau generasi milenial dan Gen Z yang akrab dengan visual dan narasi kreatif.

Menurutnya, film Islami dapat menjadi medium dakwah yang efektif dan elegan, karena mampu menyentuh hati penonton tanpa harus menggurui.

“Barangkali yang akan datang, kami bisa lebih membuka secara profesional. Mungkin nanti ada final nominasinya siapa, kemudian kita pilih mana yang terbaik dengan melibatkan lembaga-lembaga tertentu yang bisa berkontribusi,” tambahnya, menandakan rencana pengembangan ajang serupa di masa depan.

Film Sebagai Medium Dakwah dan Dialog Budaya

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad, menyebut film Islami sebagai medium strategis yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan tuntunan moral dan spiritual.

“Film merupakan tontonan, tapi juga tuntunan bagi kita semua. Film Islami menjadi sarana menyebarkan pesan rahmatan lil alamin melalui pendekatan seni yang estetik dan naratif,” jelasnya.

Sementara itu, Plt. Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, menegaskan bahwa kompetisi ini diharapkan bisa menjadi pemantik bagi tumbuhnya ekosistem kreatif berbasis nilai keagamaan.

Baca Juga: Sabrina Carpenter Siap Kembali ke Dunia Akting Lewat Film Musikal Terbaru

“Kami ingin film seperti ini menjadi ruang dialog budaya, bukan hanya tontonan. Ketika seni dan nilai agama berpadu, lahirlah karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mencerdaskan,” ujarnya.

Puncak Apresiasi Kreativitas Anak Bangsa

Ajang yang diinisiasi oleh Subdit Seni, Budaya, dan Siaran Keagamaan Islam, Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI ini berlangsung meriah.

Kasubdit Seni, Budaya, dan Siaran Keagamaan Islam, Wida Sukmawati, menjelaskan bahwa dewan juri menilai karya berdasarkan lima kriteria: ide cerita, kekuatan pesan, alur, kreativitas, dan teknik visualisasi.

Film “Braen” (Jawa Tengah) dan “Cahaya untuk Nur” (Sulawesi Tenggara) keluar sebagai pemenang utama dalam kategori dokumenter dan fiksi. Keduanya dianggap paling berhasil memadukan pesan dakwah dengan kekuatan sinema.

Daftar Pemenang Kompetisi Film Islami Nasional 2025

Load More