- Survei menunjukkan 35,9% anak pernah menerima makanan MBG yang basi, rusak, atau mentah, dengan kasus keracunan mencapai 12.820 hingga Oktober 2025.
- Gangguan kesehatan yang dialami termasuk diare, penurunan nafsu makan, dan risiko infeksi bakteri kronis.
- KPAI menekankan perlunya evaluasi menyeluruh dan mekanisme pengawasan yang melindungi keselamatan serta hak anak untuk melaporkan makanan tidak layak tanpa intimidasi.
Suara.com - Menu makanan basi pada program makan bergizi gratis (MBG) masih dialami oleh sejumlah anak di sekolah. Survei dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bersama Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) dan Wahana Visi Indonesia (WVI) menemukan kalau 35,9 persen anak pernah menerima menu MBG yang tidak layak.
Chief of Research and Policy CISDI Olivia Herlinda menyebutkan kalau kasus keracunan MBG memang masih terjadi hingga pendataan terakhir pada akhir Oktober.
"Studi juga menemukan 583 responden (35,9%) pernah menerima makanan rusak, basi, atau mentah. Temuan tersebut berkaitan erat dengan maraknya kasus keracunan makanan MBG yang menurut pemantauan CISDI mencapai 12.820 kasus
hingga 30 Oktober 2025," kata Olivia dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Dia menegaskan kalau kasus keracunan itu berisiko memengaruhi kesehatan anak. Dalam jangka pendek, anak mengeluhkan gangguan pencernaan, penurunan nafsu makan, hingga diare.
Kondisi tersebut tentu bertolak belakang dengan tujuan awal program MBG untuk memperbaiki status gizi anak-anak.
"Dalam derajat keparahan tertentu, infeksi bakteri berulang dapat memicu peradangan kronis, hingga kerusakan sel darah merah, yang pemulihannya tidak dapat diselesaikan dalam satu kali perawatan,” ungkap Olivia.
Meski demikian, studi CISDI juga menemukan sisi positif dari pelaksanaan MBG. Banyak anak merasa kegiatan ini menumbuhkan kebiasaan makan bersama, menghemat uang jajan, dan membantu keluarga yang kurang mampu.
“Temuan awal ini menunjukkan MBG diperlukan di wilayah dengan masyarakat dari kelompok sosial-ekonomi menengah ke bawah,” imbuhnya.
Menanggapi hasil survei tersebut, Ketua KPAI Margaret Aliyatul Maimunah menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh atas pelaksanaan program, terutama menyusul laporan intimidasi terhadap anak yang merekam atau melaporkan makanan tidak layak.
Baca Juga: Anak-anak Nilai Program Makan Bergizi Gratis Bikin Hemat Uang Jajan
“KPAI memandang temuan intimidasi terhadap anak yang melaporkan makan tidak layak sebagai bentuk pelanggaran serius terhadap hak anak untuk menyampaikan pendapat tanpa rasa takut," tegasnya.
Dia meminta agar mekanisme pengawasan program MBG harusnya berpihak terhadap keselamatan dan martabat anak.
"Tidak boleh ada pembiaran atas kelalaian yang berpotensi menimbulkan kekerasaan baru,” ucapnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang