- Pada Pemilu 2014 dan 209, isu SARA cukup masif terjadi.
- Lembaga penyelenggara pemilu perlu untuk berkolaborasi dengan Komdigi serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
- Septiaji mengapresiasi Bawaslu yang telah memiliki fitur Jarimu Awasi Pemilu.
Suara.com - Direktur Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho, menjelaskan soal tantangan pada penyelenggaraan Pemilu 2029 di tengah masifnya penggunaan artificial intelligence (AI).
Dia menilai disinformasi yang terjadi pada Pemilu 2024 memang cukup banyak jumlahnya, namun dampaknya tidak sebesar pada Pemilu 2014 dan 2019.
Sebab, pada Pemilu 2014 dan 209, isu SARA cukup masif terjadi. Meski dampak disinformasi tidak terlalu besar pada Pemilu 2024, dia menyebut bahwa Pemilu 2029 juga belum tentu aman dari isu SARA.
“Yang saya khawatirkan adalah ketika nanti pertemuan ada tiga titik nih. Dari pemilu, AI, SARA jadi satu. Itu adalah satu skenario yang paling buruk gitu ya tapi kita harus siap, kita harus punya sistem yang siap menghadapi itu, karena ini yang mungkin tidak dihadapi beberapa negara lain,” kata Septiaji di Kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Jumat (14/11/2025).
“Negara lain mereka dengan deep fake saja sudah kewalahan nih. Kita ketambahan nih deep fake dengan sara. Kalau itu jadi satu, bayangkan misalnya teman-teman di Papua, teman-teman di Ambon gitu, teman-teman di Sumatera gitu ketemu dengan isu SARA yang dibuat dengan menggunakan deep fake,” tambah dia.
Untuk itu, dia menilai lembaga-lembaga penyelenggara pemilu perlu untuk berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Selain itu, Septiaji juga mengatakan tantangan tersebut juga membutuhkan legislasi yang kuat.
“Kita butuh ada legislasi yang kuat supaya posisi negara dengan platform digital seimbang,” ujar Septiaji.
Jika penyelenggara pemilu hanya fokus pada undang-undang pemilu, lanjut dia, ada banyak hal yang tidak bisa diatasi oleh UU pemilu. Misalnya, konten media sosial yang lebih bertanggung jawab dan bisa membantu masyarakat untuk mengetahui konten yang dibuat AI, sintesis, dan otentik.
Baca Juga: Sara Fajira Kesurupan saat Jadi Kuntilanak, Tiba-Tiba Curhat Pakai Bahasa Jawa
Septiaji mengapresiasi Bawaslu yang telah memiliki fitur Jarimu Awasi Pemilu.
Dia berharap ada semacam dashboard yang mudah diakses dan memuat insiden atau dinamika di publik. Sebab, konten AI saat ini sudah bisa digunakan untuk mengarahkan publik.
“Yang paling penting adalah peningkatan kapasitas SDM. Kami selain bekerja dengan teman-teman ekosistem pemilu, kami juga belerja dengan teman-teman Kemendikdasmen. Anak-anak sekolah sekarang sudah punya mapel (mata pelajaran) yang namanya prodi kecerdasan artifisial, punya mapel informatika, kami juga masuk ke sana,” tutur Septiaji.
“Jadi mereka yang ke depan mungkin akan jadi pemilih sudah kita bekali. KPU Bawaslu perlu juga menyentuh ke mereka,” tandas dia.
Berita Terkait
-
Di Balik Senyum Ceria, Tiara Andini Ternyata Sembunyikan Rasa Trauma
-
Melejit di Puncak Survei Cawapres, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tertarik Politik
-
DPR Sibuk! 2 RUU Siap Ubah Wajah Indonesia: Single ID Number dan Revisi Sistem Pemilu
-
Bukan Gagal, Ini Alasan Sebenarnya Sara Wijayanto dan Demian Aditya Setop Program Hamil
-
Sara Fajira Kesurupan saat Jadi Kuntilanak, Tiba-Tiba Curhat Pakai Bahasa Jawa
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Refleksi Akhir Tahun Menag: Bukan Ajang Euforia, Saatnya Perkuat Empati dan Spirit Kebangsaan
-
Malam Tahun Baru di Jakarta, Dishub Siapkan Rekayasa Lalu Lintas di Ancol, Kota Tua, hingga TMII
-
Gubernur Banten: Tingkat Pengangguran Masih Tinggi, Penataan Ulang Pendidikan Vokasi Jadi Prioritas
-
Perayaaan Tahun Baru di SudirmanThamrin, Pemprov DKI Siapkan 36 Kantong Parkir untuk Warga
-
Kaleidoskop DPR 2025: Dari Revisi UU Hingga Polemik Gaji yang Tuai Protes Publik
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa