- Alfath menilai bergantungnya PSI pada figur Jokowi kini justru menjadi bumerang. Bukan lagi sebagai penopang partai namun beban.
- Kaesang dinilai belum memiliki kapasitas organisasi yang mumpuni untuk membawa PSI naik kelas.
- Perubahan strategi dan ideologi PSI justru membawa partai itu menjauh dari basis idealismenya sendiri.
Suara.com - Kepercayaan diri Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan ketua umumnya, Kaesang Pangarep, yang yakin bisa mengusung calon gubernur sendiri serta menembus parlemen pada Pemilu 2029 dinilai sebagai bentuk optimisme yang tidak berpijak pada realitas politik.
Pengamat Politik UGM, Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia, menilai langkah PSI justru menunjukkan kegagalan membaca peta kekuatan mereka sendiri.
Menurutnya sikap percaya diri saja tidak cukup untuk mengubah fakta politik yang ada.
"Ya, pertama politisi memang bagus ya bersikap optimis gitu. Tapi kita harus melihat bagaimana bumi dipijak langit dijunjung," kata Alfath kepada Suara.com, Kamis (20/11/2025).
Dalam hal ini, Alfath menyoroti gelaran Pemilu 2024 lalu yang kala itu PSI sudah mendapat dukungan penuh dari Presiden Jokowi, yang notabene masih sangat dominan di panggung politik nasional.
Kendati demikian, perolehan suara PSI tetap stagnan di kisaran dua persen saja hingga terperosok dari ambang batas parlemen.
Kondisi itu, menurut Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Fisipol UGM ini, menjadi bukti kuat bahwa PSI tidak benar-benar mampu mengonversi popularitas tokoh menjadi suara elektoral.
"Kalau kita lihat di 2024 yang pada saat itu sudah disupport oleh kekuasaan Jokowi yang saat itu masih famous gitu ya. Kemudian suaranya hanya sekitar 2 persen-an saja," ujarnya.
Alfath menilai bergantungnya PSI pada figur Jokowi kini justru menjadi bumerang. Bukan lagi sebagai penopang partai namun beban.
Baca Juga: PSI Tegaskan Posisi: Tetap Pro-Jokowi dan Siap Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran
Belum lagi dengan ketokohan Jokowi yang kian melemah akibat berbagai serangan isu, termasuk kontroversi ijazah yang ikut menyeret Gibran.
Sementara Kaesang, yang kini memimpin partai, dinilai belum memiliki kapasitas organisasi yang mumpuni untuk membawa PSI naik kelas.
"Di 2029 saya kira sih masih sangat sulit seperti untuk PSI lolos parlemen karena ketokohan Jokowi makin hari makin lemah, diserang sana sini, isu ijazah, bahkan Gibran juga isu ijazahnya juga diserang kayak gitu," tuturnya.
"Kemudian Kaesang yang tidak cukup mampu untuk mengkonsolidasikan juga saya kira ini jadi tantangan besar ya, ini problem berat buat PSI," katanya menambahkan.
Ketika ditanya apakah target PSI di 2029 hanya akan menjadi mimpi yang terulang, Alfath tidak menampik. Ia mengatakan PSI kini berada dalam kondisi disorientasi dan gagal mempertahankan identitas awalnya sebagai partai progresif dan antikorupsi.
"Bisa jadi ya (mimpi yang berulang). PSI mengalami disorientasi dan kegagalan ini ya dalam konteks bagaimana mengalami penuaan dini," ucapnya.
Berita Terkait
-
Analis 'Tampar' Mimpi Kaesang di 2029: PSI Partai Gurem, Jokowi Sudah Tak Laku Dijual
-
'Dilepeh' Gerindra, PSI Beri Kode Tolak Budi Arie Gabung: Tidak Ada Tempat Bagi Pengkhianat Jokowi
-
Kaesang Tanggapi Cacian ke PSI: Kita Ini Gajah, Biarkan Saja!
-
Kaesang Blak-blakan Target PSI di Pemilu 2029: Ini Momentum Pembuktian Kami!
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh
-
Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!