- Perjalanan Hafitar menggunakan KRL dari Tangerang ke Jakarta Timur telah direncanakan matang oleh ibunya.
- Ibu Hafitar telah berkoordinasi dengan petugas stasiun terkait rute dan pemantauan keberangkatan anaknya.
- Hafitar dibekali kartu transaksi dan dianggap mandiri setelah didampingi orang tuanya selama sebulan.
Suara.com - Keberanian Hafitar, bocah SD yang viral naik KRL seorang diri dari Tangerang ke Jakarta Timur, ternyata bukan keputusan yang diambil tanpa perhitungan matang oleh orang tuanya.
Meski terlihat berisiko, sang ibu rupanya telah mempersiapkan skenario perjalanan putranya dengan sangat detail.
Kasatlak Pendidikan Kecamatan Duren Sawit, Farida Farhah, membeberkan bahwa ibu Hafitar sudah membangun komunikasi dengan para petugas di stasiun yang dilalui anaknya.
"Dalam hal ini dia sudah berkomunikasi, atau sudah punya kontak atau sudah berkomunikasi dengan petugas-petugas KRL, petugas-petugas di stasiun," ujar Farida saat dihubungi, Senin (24/11/2025).
Koordinasi ini dilakukan mulai dari stasiun keberangkatan awal, hingga stasiun tujuan tempat Hafitar turun untuk melanjutkan perjalanan.
Sang ibu memastikan petugas mengenali anaknya agar bisa memantau pergerakan bocah tersebut selama di area stasiun.
"Baik di stasiun keberangkatannya dia, sampai di Tanah Abang, sampai di Buaran. Kemudian dia harus naik JakLingko dan lain sebagainya, itu semua sudah dipersiapkan sekali sama ibunya dan sudah tahu petugas-petugasnya terkait dengan anak si Hafitar ini," jelas Farida.
Selain jejaring pengamanan di stasiun, Hafitar juga telah dibekali alat transaksi non-tunai untuk memudahkan mobilitasnya.
Sang ibu menilai putranya sudah cukup mandiri untuk memegang tanggung jawab tersebut setelah sebulan penuh didampingi.
Baca Juga: Viral! Turis India Ngamuk di McD Malaysia karena Dapat Burger Daging Sapi Bukannya Vegetarian
"Kemudian dibekalilah dengan kartu Commuter Line dan kartu JakLingko untuk dia naik penyambung ke sekolah," tambah Farida.
Pihak sekolah sendiri sebenarnya sudah mengetahui kepindahan domisili Hafitar jauh sebelum kasus ini menjadi perbincangan publik.
Namun, saran untuk pindah sekolah sempat ditolak karena Hafitar dan ibunya merasa nyaman dengan lingkungan sekolah saat ini.
"Baik ibunya maupun Hafitar sendiri, dia tidak ingin pindah sekolah karena merasa bahwa sekolahnya sudah nyaman, guru-gurunya sudah baik-baik katanya," pungkas Farida.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
Pilihan
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (BSPR): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
-
Dua Emiten Pemenang Lelang Frekuensi 1,4 GHz Komdigi: Penawaran Capai Rp 400 Miliar
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
Terkini
-
Lampu Hijau dari Balai Kota, Reuni 212 di Monas Sudah Kantongi Izin Pramono Anung
-
Sah! DPR Sepakati 7 Nama Calon Anggota Komisi Yudisial yang Baru di Paripurna, Ini Daftar Namanya
-
Dari Gundih Hingga Tambakrejo, Keberhasilan Kampung Pancasila Surabaya Tuai Apresiasi Nasional
-
Nilai Matematika TKA 2025 Jeblok, JPPI: Bukan Salah Guru, Ini Bukti Gagalnya Sistem Pendidikan
-
Viral Bocah SD Berangkat Sekolah Naik KRL dari Tangerang ke Jakarta Timur, Ternyata Ini Alasannya
-
Tok! DPR Sahkan RUU Pengelolaan Ruang Udara Menjadi Undang-Undang, Apa Substansi Krusialnya?
-
Janji Rano Karno Benahi Tanggul Pantai Mutiara yang Mulai Rembes
-
FSP 2025: Sinema sebagai Jembatan Diplomasi 75 Tahun RI-Prancis
-
Jawab Kritik Soleh Solihun Terkait Rotasi Dadakan PNS Jakarta, Begini Respons Rano Karno
-
Dua Polisi Diperiksa Propam Usai Ayah Tiri Alvaro Bunuh Diri di Ruang Konseling, Ada Kelalaian?