- Muhammad Kerry Adrianto Riza, putra Riza Chalid, disidang di Tipikor terkait kasus dugaan korupsi Pertamina.
- Kerry membantah keras dakwaan kerugian negara Rp 285 triliun melalui surat terbuka pada Selasa (25/11/2025).
- Jaksa mendakwa Kerry memperkaya diri Rp 3,07 triliun dari dugaan korupsi tata kelola minyak mentah Pertamina.
Suara.com - Nama Muhammad Kerry Adrianto Riza mendadak menjadi sorotan tajam di tengah pusaran kasus dugaan korupsi raksasa dalam tata kelola minyak mentah PT Pertamina. Sebagai beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa dan putra dari pengusaha legendaris Riza Chalid yang berjuluk 'Raja Minyak', Kerry kini duduk di kursi pesakitan Pengadilan Tipikor.
Namun, alih-alih bungkam, Kerry melancarkan perlawanan sengit. Ia dengan tegas menuding dakwaan yang menyebut dirinya ikut merugikan negara hingga Rp 285 triliun sebagai sebuah fitnah yang tidak berdasar.
Pembelaannya tidak disampaikan lewat mulutnya di persidangan, melainkan melalui sebuah surat terbuka yang ditulisnya dengan tangan.
Surat emosional itu ia titipkan melalui kuasa hukumnya saat jeda persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Selasa (25/11/2025). Isinya merupakan bantahan keras atas semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya.
"Tuduhan kerugian negara Rp 285 triliun adalah fitnah keji angka ini tanpa dasar audit resmi dan tidak logis. Sebab, aktivitas saya justru membantu negara mengamankan cadangan energi," kata Kerry dalam suratnya.
Bantahan Keras Lewat Surat Terbuka
Dalam pembelaannya, Kerry mengklaim bahwa kegiatan usahanya melalui PT Orbit Terminal Merak (OTM) justru memberikan keuntungan bagi negara, bukan kerugian.
Ia menyebut usahanya telah membantu menghemat dan memperkuat distribusi energi nasional dengan manfaat mencapai Rp 145 miliar per bulan, sebuah fakta yang menurutnya terbukti di persidangan.
Ia juga meluruskan asal-usul terminal tangki BBM miliknya yang menjadi pusat perkara.
"Terminal tangki BBM ini saya beli dengan menggunakan pinjaman bank. Bukan warisan dan sampai kini telah lebih 10 tahun pinjaman bank, OTM (PT Orbit Terminal Merak) belum lunas," imbuhnya.
Baca Juga: Pengacara Komisaris PT Jenggala Maritim Nilai Dakwaan Soal Fee Sewa Kapal Tak Terbukti
Kerry pun melontarkan pertanyaan retoris yang menyiratkan adanya kejanggalan dalam kasus yang menjeratnya. Ia mempertanyakan mengapa tangki BBM miliknya masih terus digunakan oleh Pertamina jika memang bermasalah, dan mengapa justru dirinya yang dikorbankan.
Tudingan gaya hidup mewah dari uang haram juga tak luput dari bantahannya.
"Saya juga difitnah bermain golf di Thailand dengan uang korupsi Rp 170 miliar. Padahal saya tidak pernah bermain golf," ucapnya.
Ia merasa apa yang ditudingkan kepadanya adalah upaya pembunuhan karakter. Kerry menyoroti inkonsistensi dalam dakwaan.
"Saya masih dituduh merugikan negara Rp 285 triliun. Padahal dalam dakwaan saya dituduh merugikan negara atas penyewaan OTM senilai Rp 2,4 triliun. Dan ini adalah total nilai kontrak sewa, nilai selama 10 tahun," kata Kerry.
Menurutnya, selama 10 tahun periode kontrak, tangki BBM OTM dipakai secara optimal oleh Pertamina dan memberikan manfaat nyata.
Berita Terkait
-
Pengacara Komisaris PT Jenggala Maritim Nilai Dakwaan Soal Fee Sewa Kapal Tak Terbukti
-
Sampaikan Surat Terbuka, Kerry Chalid: Nama Saya Dihancurkan, Keluarga Tanggung Stigma
-
Bantah Rugikan Rp285 Triliun, Kerry Chalid: Justru Saya Bantu Negara Menghemat
-
Ada Terdakwa Perkara Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina Tersandung Kasus Petral, Ada Riza Chalid?
-
Eks Direktur Bongkar Rahasia Terminal BBM Merak: Kenapa Harus Sewa Padahal Bisa Hemat Biaya Impor?
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Kejagung Ungkap Alasan Suryo Utomo Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Manipulasi Pajak
-
Gus Tajul kepada Gus Yahya: Kalau Syuriah PBNU Salah, Tuntut Kami di Majelis Tahkim
-
DPRD DKI Coret Pasal Larangan Jual Rokok 200 Meter dari Sekolah, Kemendagri Jadi Penentu
-
Mendagri Terima Penghargaan dari Detikcom: Berhasil Dorong Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi Daerah
-
Anggota DPRD Bekasi Diduga Keroyok Warga di Restoran, Korban Dipukul Botol hingga Dihajar Kursi!
-
Gus Tajul Tegaskan Surat Pemberhentian Gus Yahya Sah, Meski Tanpa Stempel Resmi PBNU
-
Pemerintah Usul Hapus Pidana Minimum Kasus Narkotika, Lapas Bisa 'Tumpah' Lagi?
-
Heboh SE Pencopotan Gus Yahya, Komando PBNU Diambil Alih KH Miftachul Akhyar
-
Rano Karno: Lewat LPDP Jakarta, Pemprov DKI Kejar Tambahan Tenaga Dokter Spesialis
-
Katib PBNU Tajul Mafakhir ke Gus Yahya: Tak Terima Dicopot? Bawa ke Majelis Tahkim