News / Nasional
Kamis, 27 November 2025 | 11:56 WIB
Ilustrasi perceraian. KemenPPPA Ingatkan Jangan salah pilih pasangan. (Freepik)
Baca 10 detik
  • KemenPPPA menyoroti kehati-hatian memilih pasangan baru, khususnya setelah kasus pembunuhan yang diduga dilakukan ayah sambung Alvaro.
  • Keputusan menikah lagi harus memprioritaskan keamanan dan tumbuh kembang anak daripada fokus pada hubungan romantis baru.
  • Edukasi penting bagi perempuan mengevaluasi karakter pasangan, dan masyarakat perlu peka terhadap perubahan perilaku anak.

Suara.com - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyoroti pentingnya hati-hati dalam memilih pasangan, terutama bagi perempuan yang sudah memiliki anak.

Peringatan itu disampaikan menyusul adanya kasus pembunuhan terhadap anak Alvaro diduga oleh ayah sambungnya.

Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan, Desy Andriani, mengatakan kasus kekerasan terhadap anak yang dilakukan pasangan baru bukan sekadar persoalan kriminal, tetapi fenomena sosial yang kerap muncul karena lemahnya pertimbangan sebelum memulai hubungan baru setelah berpisah.

"Terkait dengan kasus pembunuhan anak, kita juga ini melihat suatu fenomena Pasangannya keliru, salah. Keliru dalam memiliki pasangan, apalagi pasangan yang berlanjut, pasangan yang sambung istilahnya, dampaknya kepada anak," kata Desy saat media talk KPPPA di Jakarta, Kamis (27/11/2025).

Ia menegaskan bahwa keputusan untuk menikah lagi harus memperhitungkan keamanan dan keberlanjutan tumbuh kembang anak.

Banyak kasus kekerasan terjadi karena orang dewasa terlalu fokus pada relasi barunya, tanpa benar-benar menilai apakah pasangan tersebut aman dan mampu menerima kehadiran anak.

"Hati-hati bagi yang pernah selesai satu tahap pernikahan, menyambung lagi, butuh kehati-hatian. Yang kita pertimbangkan adalah keberlanjutan kehidupan si anak, tumbuh kembanganan," pesannya.

Desy menekankan pentingnya edukasi dan kemampuan perempuan untuk mengevaluasi karakter pasangan sebelum menikah.

Ia juga mendorong masyarakat untuk lebih peka terhadap perubahan perilaku anak, terutama ketika tinggal bersama pasangan baru dari orang tuanya.

Baca Juga: Detik Penentu Kasus Alvaro: Hasil DNA Kerangka Manusia di Tenjo Segera Diumumkan Polisi

Diketahui, Alvaro, anak enam tahun yang hilang sejak Maret lalu dan ditemukan meninggal setelah delapan bulan pencarian.

Alvaro awalnya dilaporkan hilang oleh keluarga. Namun, setelah penyidikan panjang, polisi menemukan bukti bahwa korban diduga kuat dibunuh oleh ayah sambungnya pada hari yang sama saat dilaporkan hilang. Jasad Alvaro kemudian dibuang ke kawasan Tenjo, Bogor.

Polisi menetapkan ayah tiri Alvaro sebagai tersangka setelah menemukan bukti dan pengakuan. Namun, beberapa jam setelah ditetapkan sebagai tersangka, ia justru ditemukan meninggal dunia di ruang konseling tahanan.

Load More