News / Nasional
Kamis, 27 November 2025 | 14:47 WIB
Personel Damkar Kabupaten Sleman. (ist)
Baca 10 detik
  • Laporan non-kebakaran di Damkar Sleman meningkat signifikan pascapandemi, melebihi laporan kebakaran dengan rasio 1:7.
  • Petugas damkar kini melayani berbagai laporan unik, mulai dari satwa hingga konsultasi pribadi, termasuk adanya laporan hoaks.
  • Keterbatasan sarana prasarana dan personel Damkar Sleman menjadi tantangan signifikan meskipun kepercayaan publik meningkat.

“Itu sudah sering. Baru empat hari yang lalu juga ada yang iseng, ada yang ngetes,” ungkap Nawa.

Verifikasi tidak bisa dilakukan jarak jauh dan harus dicek langsung di lokasi. “Kalau kebakaran mungkin bisa ya karena saksi mata banyak. Tapi kalau laporan ular dan lainnya, tetap harus didatangi,” katanya.

Kebutuhan Skill Tambahan

Tingginya permintaan layanan non-kebakaran membuat personel damkar harus memperluas kompetensi. Damkar Sleman rutin mengirim personel untuk mengikuti pelatihan penyelamatan.

“Terkait ketugasan berhadapan dengan ular, tawon, itu awalnya otodidak. Kita belajar dari YouTube, literasi, lalu dikuatkan dengan mendatangkan ahli dan praktisi,” jelasnya.

Sarana dan Personel Masih Minim

Di tengah naiknya kebutuhan layanan, fasilitas Damkar Sleman justru terbatas. Tahun ini, mereka gagal melakukan pengadaan alat karena aturan pusat mewajibkan penggunaan produk dalam negeri, sementara sebagian besar peralatan pemadam masih impor.

“Mobil kita ada delapan, tapi yang layak operasi hanya empat,” katanya.

Jumlah itu dinilai jauh dari cukup untuk mengakomodasi seluruh wilayah Sleman. Idealnya Sleman memiliki enam pos, namun saat ini baru ada dua pos dengan total 36 personel—padahal kebutuhan ideal mencapai 56 personel.

Baca Juga: Cerita Unik Damkar! Tak Hanya Padamkan Api, tapi Redam Panas Rumah Tangga

Meski sarana terbatas, Nawa memastikan penanganan kejadian—khususnya non-kebakaran—masih bisa diupayakan.

Naiknya Kepercayaan Publik

Fenomena warga lebih memilih damkar daripada polisi disebut Nawa tak lepas dari naiknya tingkat kepercayaan publik. Reputasi damkar terbangun dari pengalaman langsung warga dan diperkuat oleh media sosial.

“Gelombang kepercayaan ini ada di media sosial. Ketika itu terverifikasi netizen, sudah tidak ada yang bisa membantah,” ujarnya.

“Nah, tingkat kepercayaan ini yang akhirnya terus menaikkan harapan publik terhadap damkar,” tutupnya.

Load More