- PT Toba Pulp Lestari (TPL) disorot setelah banjir bandang di Sumatera, namun kepemilikan saham mayoritasnya dikendalikan Allied Hill Limited dari Hong Kong.
- TPL, bekas PT Inti Indorayon Utama, memiliki izin mengelola 167.912 hektare Hutan Tanaman Industri di Sumatera Utara hingga tahun 2025.
- Gubernur Sumatera Utara akan merekomendasikan penutupan operasional TPL akibat konflik agraria berkelanjutan dengan masyarakat adat setempat.
Suara.com - Di tengah duka mendalam akibat bencana banjir bandang yang merenggut lebih dari 600 nyawa di Sumatera, sejumlah nama korporasi besar ikut terseret dalam pusaran tanggung jawab. Salah satu yang paling disorot, terutama di Sumatera Utara, adalah PT Toba Pulp Lestari (TPL), perusahaan raksasa penghasil bubur kertas.
Tudingan bahwa aktivitas perusahaan turut memperparah kerusakan hutan dan memicu bencana ekologis semakin menguat. Seiring dengan itu, nama Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, kerap disebut-sebut dan dikaitkan dengan kepemilikan perusahaan ini.
Lantas, di tengah polemik yang memanas, siapa sebenarnya sosok atau entitas di balik kendali TPL?
Bukan Luhut, Pemiliknya Perusahaan Hong Kong
Disitat dari sejumlah sumber, nama Luhut Binsar Pandjaitan tidak tercatat sebagai pemilik PT Toba Pulp Lestari. Perusahaan yang dulunya bernama PT Inti Indorayon Utama Tbk (INRU) ini didirikan oleh konglomerat Sukanto Tanoto pada tahun 1983. Namun, jejak kepemilikan sang taipan kini juga tak lagi ada.
Berdasarkan data resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), pengendali utama dan pemilik saham mayoritas TPL saat ini adalah sebuah perusahaan yang berbasis di Hong Kong, yaitu Allied Hill Limited (AHL). Perusahaan asing ini menggenggam kepemilikan saham secara dominan sebesar 92,54 persen.
Sementara sisa kepemilikan saham lainnya tersebar di publik atau masyarakat sebanyak 2,14 persen dan porsi lainnya sebesar 5,32 persen.
Dengan demikian, secara legal formal, kendali atas operasional dan kebijakan strategis TPL berada di tangan Allied Hill Limited.
Jejak Operasi dan Kontroversi TPL
Baca Juga: Dituding Jadi Biang Bencana Banjir Sumut, PT Toba Pulp Lestari: Operasional Kami 'TAAT' Aturan
PT Toba Pulp Lestari, yang berganti nama dari PT Inti Indorayon Utama pada 2001, mengantongi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) sejak tahun 1992.
Setelah melalui serangkaian penyesuaian, pada tahun 2025, TPL memiliki izin untuk mengelola area seluas 167.912 hektare Hutan Tanaman Industri di Sumatera Utara.
Area operasional masif tersebut tersebar di lima wilayah utama, yaitu:
- Aek Nauli: 20.360 hektare
- Habinsaran: 26.765 hektare
- Tapanuli Selatan: 28.340 hektare
- Aek Raja: 45.562 hektare
- Tele: 46.885 hektare
Meski dituding menjadi salah satu biang kerok banjir, pihak TPL dengan tegas membantahnya. Perusahaan berlindung di balik hasil audit menyeluruh oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2022-2023 yang menyatakan TPL patuh terhadap regulasi dan tidak menemukan pelanggaran lingkungan.
TPL juga menolak tuduhan deforestasi dengan dalih bahwa operasional mereka adalah pemanenan yang diiringi dengan penanaman kembali.
Namun, kontroversi tidak berhenti di situ. Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, secara terbuka menyatakan akan menandatangani surat rekomendasi penutupan operasional TPL untuk dikirim ke pemerintah pusat.
Berita Terkait
-
Dituding Jadi Biang Bencana Banjir Sumut, PT Toba Pulp Lestari: Operasional Kami 'TAAT' Aturan
-
Luhut Buka Suara Soal Asal Usul Izin Bandara Khusus IMIP
-
Luhut Ikut Bangun Bandara IMIP: Itu Fasilitas untuk Investor Nikel China, Bukan Ancaman Kedaulatan
-
Keponakan Luhut Sebut RI Bakal Dibanjiri Investor Asing pada 2026, China Mendominasi
-
Luhut Jawab Utang Whoosh Rp116 Triliun: 12 Juta Penumpang Bukti Keberanian
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
Terkini
-
Mengapa Restorasi Mangrove Kini Jadi Kunci Lindungi Pesisir Indonesia?
-
Menteri LH Ungkap Hutan Lindung Jabar Susut 1,2 Juta Hektare, Potensi Bencana Meningkat
-
Saksi Sebut Pertamina Butuh Kapal VLGG untuk Angkut LPG Berskala Besar
-
Boleh 'Caroling' di Sudirman saat Natal! Pramono Siapkan Pesta Tahun Baru 2026 di Jakarta
-
Indonesia Kembali Ekspor Udang Bebas Cesium-137 ke AS, Total Capai Rp949 Miliar
-
Bertahan di Tengah Tantangan, Para Pemimpin Media Ungkap Strategi Jaga Bisnis dan Kredibilitas
-
Serikat Pekerja Geruduk Balai Kota: Tuntut Upah yang Hilang, Sindir 'Jakarta Menyala' Jadi Gelap
-
Setelah Periksa Ridwan Kamil, KPK Buka Peluang Tersangka Baru di Kasus BJB
-
DPR Kritik Pernyataan Cak Imin soal Tobat Nasuha, Minta Pemerintah Fokus pada Solusi Bencana
-
Dugaan Korupsi Pertamina, Direktur JMN Jelaskan Soal Izin Usaha Migas Terkait Penyewaan Kapal