- Banjir bandang di Aceh, Sumut, dan Sumbar dipicu jutaan gelondongan kayu hasil dugaan pembalakan liar.
- Kapolri merespons dengan mengerahkan personel bantu korban dan mengusut tuntas dalang praktik penebangan ilegal.
- Penemuan kayu bernomor seri menguatkan dugaan bencana ini sebagai kejahatan lingkungan yang terorganisir.
Suara.com - Di tengah duka mendalam akibat bencana banjir bandang dahsyat di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, sebuah fenomena tak biasa menjadi sorotan utama, lautan kayu gelondongan yang menyapu bersih pemukiman warga.
Merespons tragedi yang diduga kuat akibat keserakahan manusia ini, Kapolri bergerak dengan dua perintah utama yakni mengerahkan personel maksimal untuk membantu rakyat sekaligus mengusut tuntas dalang di balik praktik illegal logging yang memicu malapetaka.
Bencana kali ini bukanlah banjir biasa. Jutaan kubik kayu dalam bentuk gelondongan berbagai ukuran menjadi proyektil mematikan yang menghancurkan rumah, jembatan, sekolah, hingga tempat ibadah.
Fenomena alam yang mengerikan ini mendapat perhatian serius dari Presiden Prabowo Subianto dan langsung direspons oleh Kapolri dengan menurunkan tim investigasi khusus.
Langkah cepat ini sekaligus membantah spekulasi awal bahwa kayu-kayu tersebut hanyalah pohon yang tumbang terbawa arus. Fakta di lapangan berbicara lain.
Tim di lokasi menemukan banyak batang kayu memiliki nomor seri, sebuah penanda yang lazim digunakan dalam industri perkayuan. Selain itu, kondisi kayu yang sudah terpotong rapi tanpa dahan, ranting, dan akar menguatkan dugaan bahwa ini adalah hasil pembalakan liar skala masif.
"Fakta ini yang direspons cepat Kapolri melibatkan semua institusi baik BNPB, TNI, KLH, pemda setempat, menunjukkan keseriusan dan pendekatan kolaboratif dalam penanganan bencana sekaligus penegakan hukumnya," ujar Wakil Presiden Forum Pengacara Kesatuan Tanah Air ( FAKTA) RI, Mukhlis Ramlan, Minggu (7/12/2025).
Respons tegas Kapolri ini dipandang sebagai lebih dari sekadar operasi penegakan hukum biasa. Ini adalah panggung pembuktian dari semangat Reformasi Polri yang terus digalakkan.
Rakyat menantikan apakah aparat benar-benar mampu menyeret para pelaku kejahatan lingkungan ini ke pengadilan, terutama para "dalang" yang mungkin selama ini tak tersentuh.
Baca Juga: Gerak Cepat Tanggap Bencana, Baintelkam Polri Kirim Ratusan Cangkul dan Mesin Sedot Air ke Sumbar
Kejahatan ini dianggap sebagai kejahatan luar biasa (extraordinary crime). Akibat ulah segelintir pihak, hutan yang menjadi paru-paru dan benteng pertahanan alam dibabat habis, menyebabkan nyawa-nyawa tak berdosa melayang dan kerusakan ekosistem yang membutuhkan waktu pemulihan sangat lama.
Di tengah upaya evakuasi dan pencarian korban, publik menaruh harapan besar pada pundak Presiden dan Kapolri untuk menghentikan total semua praktik pembalakan liar di seluruh penjuru negeri.
Perintah untuk mengusut tuntas ini menjadi momentum krusial bagi kepolisian untuk menunjukkan keberpihakannya pada kepentingan rakyat dan kelestarian lingkungan.
Aksi di Sumatra ini menjadi tolok ukur nyata dari efektivitas program Presisi Polri. Bukan hanya tentang kecepatan respons dalam membantu korban, tetapi juga tentang ketajaman dalam mengungkap kejahatan terorganisir yang merusak masa depan bangsa.
"Dan inilah menjadi uji presisi dan reformasi Polri untuk sepenuhnya totalitas pengabdian untuk bangsa dan negara," kata Mukhlis Ramlan.
Berita Terkait
-
Gerak Cepat Tanggap Bencana, Baintelkam Polri Kirim Ratusan Cangkul dan Mesin Sedot Air ke Sumbar
-
Bantuan Bencana Sumatra Tembus Rp 66 Miliar, Kemensos Mulai Masuk ke Daerah Terisolir
-
Komunitas Disabilitas Galang Donasi Rp 200 Juta untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumatra
-
Denny Sumargo Kritik Lambatnya Respons Pemerintah Atasi Banjir Sumatra
-
Profil Tasya Revina, Sumbangkan 100 Persen Keuntungan Penjualan Produknya Buat Korban Banjir Sumatra
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Sudah Terima Insentif Rp 6 Juta per Hari, Wakil Kepala BGN Ingatkan Pekerja SPPG Tetap Profesional
-
Dinilai Sarat Kepentingan Politik, Mantan Jubir KPK Tolak Amnesti untuk Sekjen PDIP
-
RSUD Aceh Tamiang Dibersihkan Pascabanjir, Kemenkes Targetkan Layanan Kesehatan Segera Pulih
-
RS Kapal Terapung IKA Unair Siap Dikerahkan ke Aceh, Waspada Penyakit Pascabanjir
-
105 SPPG di Aceh Jadi Dapur Umum, 562.676 Porsi Disalurkan ke Warga Terdampak
-
Prabowo Pastikan Stok Pangan Pengungsi Bencana di Sumatra Aman, Suplai Siap Dikirim dari Daerah Lain
-
Banjir Sumatera, Pengamat Desak Komisi IV Panggil Mantan Menhut Zulkifli Hasan
-
Presiden Prabowo Hapus Utang KUR Petani Korban Banjir dan Longsor di Sumatra
-
Gerak Cepat Tanggap Bencana, Baintelkam Polri Kirim Ratusan Cangkul dan Mesin Sedot Air ke Sumbar
-
Konferda PDIP Jabar, Hasto Tekankan Politik Lingkungan sebagai Jalan Perjuangan