- WO Ayu Puspita menipu puluhan calon pengantin dengan modus profesionalitas, harga miring, dan bonus menggiurkan.
- Kasus ini terungkap Desember 2025 setelah layanan pernikahan lunas raib; korban menggerebek dan melaporkan kasus ini ke polisi.
- Polda Metro Jaya menetapkan lima tersangka dengan total kerugian korban mencapai Rp16 miliar.
Suara.com - Suasana Jakarta International Convention Center (JICC) pada 17 Agustus 2025 tampak riuh oleh harapan dan mimpi. Di tengah gemerlap pameran Jakarta Wedding Festival, Nadia (27) dan pasangannya melangkah antusias dari satu stan ke stan lain, merangkai rencana untuk hari paling bahagia dalam hidup mereka.
Di antara puluhan pilihan vendor, satu stan dengan desain elegan berhasil mencuri perhatian mereka: by Ayu Puspita.
Seorang tenaga pemasaran menyambut dengan ramah, memaparkan paket-paket pernikahan dengan penawaran yang seolah "haram" untuk ditolak. Diskon besar-besaran, hingga deretan bonus menggiurkan—mulai dari honeymoon gratis ke Bali hingga ratusan porsi Sushi Tei—terhampar manis di atas meja.
"Kita PT, Kak. Kalau ada apa-apa aman, bisa nuntutnya, berbadan hukum," ujar sang marketing meyakinkan Nadia dengan penuh percaya diri.
Nadia, calon pengantin asal Bekasi yang dikenal cermat, tidak serta-merta terbuai. Ia melakukan prosedur standar yang seharusnya dilakukan setiap konsumen: memeriksa rekam jejak.
Hasilnya tampak sempurna. Akun Instagram yang verified, ulasan positif yang membanjiri kolom komentar, dan nihilnya berita miring soal WO Ayu Puspita di mesin pencari. Terlebih lagi, kehadiran mereka di pameran sekelas Jakarta Wedding Festival di JICC seolah menjadi stempel legitimasi yang tak terbantahkan.
Namun, keyakinan yang dibangun di tengah gemerlap pameran itu runtuh hanya dalam hitungan bulan. Panggung pernikahan impian berubah menjadi drama penggerebekan dan laporan polisi. Nadia, bersama puluhan pasangan lainnya, kini menyandang status sebagai korban penipuan WO Ayu Puspita yang kasusnya tengah digarap aparat kepolisian.
Klarifikasi dan Dalih Sang Owner
Sebelum akhirnya ditetapkan sebagai tersangka, Ayu Puspita sempat muncul dalam sebuah video klarifikasi yang viral di media sosial. Dalam tayangan tersebut, ia berdalih tengah berupaya menjual aset pribadinya untuk mengganti kerugian para klien.
Baca Juga: Skandal Wedding Organizer Ayu Puspita: Lima Orang Dilaporkan ke Polisi, Korban Rugi Ratusan Juta
“Saya ada KPR, di situ saya DP-nya lumayan besar. Saya lagi berusaha untuk saya jual. Itu asetnya nanti bisa untuk refund,” ujarnya dalam video tersebut.
Ayu Puspita juga mengklaim bahwa insiden ini adalah "kerikil" pertama dalam perjalanan bisnisnya yang selama ini diklaim mulus.
“Sebelumnya, kami tidak pernah untuk kekurangan katering, malah lebih,” katanya membela diri.
Bagaimana WO Ayu Puspita Menjerat Korban?
Kasus yang meledak pada awal Desember 2025 ini mengungkap fakta kelam. Puluhan pasangan melaporkan layanan yang telah lunas—katering, dekorasi, hingga rias—raib di hari H. Pesta yang seharusnya menjadi perayaan cinta berubah menjadi panggung kekacauan dan air mata.
Para korban yang ditaksir merugi hingga miliaran rupiah bergerak cepat. Melalui koordinasi di grup media sosial, mereka menggerebek kediaman Ayu Puspita di rumah mertuanya di Jakarta Timur, sebelum akhirnya menyerahkannya ke Polres Metro Jakarta Utara.
Berdasarkan keterangan korban seperti Nadia dan analisis para ahli, modus operandi WO Ayu Puspita mengikuti pola rapi yang mematikan:
1. Topeng Profesionalitas
WO Ayu Puspita jauh dari kesan usaha abal-abal. Berbadan hukum (PT), eksis secara profesional di media sosial, dan berani menyewa stan mahal di pameran besar menjadi modal utama untuk membius kepercayaan korban.
2. Jebakan Harga Miring dan Bonus Mewah
Diskon tak masuk akal menjadi umpan. Nadia mendapatkan paket senilai Rp179 juta hanya dengan membayar Rp137 juta. Iming-iming honeymoon ke Bali dan ratusan porsi sushi menjadi pemanis yang sulit ditampik.
3. Menciptakan Urgensi Palsu
Setelah Nadia membayar DP Rp73 juta, ia terus didesak untuk melunasi pembayaran demi mendapatkan potongan tambahan Rp10 juta.
"Waktu itu untuk full payment, sebenarnya aku nggak ada uangnya," kenang Nadia.
Demi mengejar "hemat", keluarganya mencarikan dana talangan. Pada 22 Agustus, transfer sebesar Rp64 juta dilakukan. Dalam sekejap, total Rp137 juta uang kerja keras keluarganya lenyap. Mimpi buruk itu baru disadari Nadia lewat pesan singkat seorang teman.
"Dia nge-share semua berita yang ada di media sosial soal WO Ayu Puspita. Di situ, lah aku baru tahu dan deg-degan, ini beneran nggak ini. Ternyata benar," ungkap Nadia getir.
4. Skema Ponzi: Gali Lubang Tutup Lubang
Banyak kasus penipuan WO tidak dimulai dengan niat jahat, melainkan mismanagement. Pelaku menggunakan uang dari klien baru (seperti Nadia) untuk menutupi biaya acara klien lama. Ketika arus kas macet, seluruh sistem runtuh bak kartu domino.
Alarm Keras Bagi Konsumen dan Pemerintah
Kasus ini menjadi pelajaran mahal. Harga murah patut dicurigai, pelunasan di muka sangat berisiko, dan kontrak harus mengikat secara hukum.
Sekretaris Eksekutif Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Rio Priambodo, menyoroti perlunya perbaikan sistemik agar kasus serupa tak terus berulang.
"Perlu didorong untuk proses pidana sebagai efek jera, tanpa mengesampingkan ganti rugi bagi korban, serta perlu didorong penyidikan yang transparan dalam mengungkap aliran dana serta aset," ujarnya kepada media.
Ia juga mendesak pemerintah mempercepat amandemen Undang-Undang Perlindungan Konsumen agar posisi konsumen jasa seperti WO tidak selalu menjadi pihak yang lemah.
Polda Metro Jaya Turun Tangan: Kerugian Tembus Rp16 Miliar
Melihat skala kasus yang masif, Polda Metro Jaya mengambil langkah tegas dengan menarik seluruh penyelidikan.
"Keseluruhan perkara WO PT Ayu Puspita Sejahtera ini akan ditangani oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya secara komprehensif," tegas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto.
Polisi telah menetapkan lima orang tersangka. Selain Ayu Puspita sebagai otak utama, empat pegawainya berinisial D, B, H, dan R turut dijerat Pasal 372 dan 378 KUHP tentang penipuan dan penggelapan.
Data sementara mencatat jumlah korban mencapai 87 orang dengan total kerugian menyentuh angka fantastis: Rp16 miliar. Angka ini diprediksi masih bisa bertambah seiring verifikasi bukti transfer yang dilakukan polisi.
"Kami mengimbau kepada masyarakat ataupun yang menjadi korban bisa melaporkan kepada pusat layanan yang sudah disiapkan oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya," jelas Budi.
Meski Ayu Puspita kini telah mendekam di balik jeruji besi, perjuangan Nadia dan puluhan korban lainnya belum usai. Mereka kini menempuh jalur perdata, menggantungkan harapan agar uang hasil keringat mereka bisa kembali.
"Aku berharap gugatan kita secara perdata menang dan uang bakal kembali ke para korban termasuk aku," tutup Nadia dengan penuh pengharapan.
Berita Terkait
-
Digelar Terpisah, Korban Ilegal Akses Mirae Asset Protes Minta OJK Mediasi Ulang
-
Mengenal Skema Ponzi: Dugaan Borok di Balik Bisnis Vendor Ayu Puspita Dinanti
-
Skandal Wedding Organizer Ayu Puspita: Lima Orang Dilaporkan ke Polisi, Korban Rugi Ratusan Juta
-
Ratusan Korban Datangi Rumah Bos WO di Jaktim, Polisi: Situasi Sempat Memanas
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Dari OTT ke Jejak Dana Gelap Pilkada: Seberapa Mahal Biaya Kampanye Calon Kepala Daerah?
-
Prabowo ke Pengungsi Banjir Aceh: Maaf, Saya Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Rumah Kalian Diganti
-
Dasco Unggah Video Prabowo saat Bikin Kaget WWF karena Sumbangkan Tanah di Aceh
-
Borok Penangkapan Dirut Terra Drone Dibongkar, Pengacara Sebut Polisi Langgar Prosedur Berat
-
Pramono Anung Wanti-wanti Warga Jakarta Imbas Gesekan di Kalibata: Tahan Diri!
-
WALHI Sebut Banjir di Jambi sebagai Bencana Ekologis akibat Pembangunan yang Abai Lingkungan
-
Pramono Anung Bahas Peluang Siswa SDN Kalibaru 01 Cilincing Kembali Sekolah Normal Pekan Depan
-
Cuma Boleh Pegang HP 4 Jam, Siswa Sekolah Rakyat: Bosen Banget, Tapi Jadi Fokus Belajar
-
Legislator DPR Minta Perusak Hutan Penyebab Banjir Sumatra Disanksi Pidana
-
Farhan Minta Warga Tak Terprovokasi Ujaran Kebencian Resbob, Polda Jabar Mulai Profiling Akun Pelaku