- Anggota Komisi V DPR RI, Ruslan M Daud, mendesak Kementerian ESDM percepat pemulihan listrik di Sumatera, khususnya Aceh pascabencana.
- Ruslan membantah klaim Menteri ESDM bahwa listrik telah pulih 97%, menegaskan banyak wilayah masih padam total.
- Pemadaman listrik menghambat pemulihan pascabencana, melumpuhkan pelayanan publik, ekonomi, dan distribusi kebutuhan dasar warga.
Suara.com - Anggota Komisi V DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Aceh, Ruslan M Daud, mendesak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk segera mempercepat pemulihan jaringan listrik di wilayah Sumatera, khususnya Aceh, yang terdampak bencana banjir dan longsor.
Ia secara tegas membantah klaim Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, yang sebelumnya menyebutkan bahwa suplai listrik di wilayah terdampak telah kembali normal hingga 97 persen.
Menurutnya, fakta di lapangan menunjukkan kondisi yang berbeda, di mana banyak wilayah masih gelap gulita.
"Masih banyak daerah terdampak banjir dan longsor yang hingga hari ini listriknya belum menyala. Kondisinya tidak seperti yang dikatakan sudah 97 persen pulih. Pemadaman berkepanjangan membuat masyarakat makin kesulitan di tengah situasi pascabencana. Kami mendesak pemerintah, khususnya Menteri ESDM, benar-benar mempercepat pemulihan listrik,” ujar Ruslan kepada wartawan dikutip Kamis (11/12/2025).
Ia menyoroti dampak krusial dari matinya aliran listrik ini terhadap lambatnya proses pemulihan pascabencana. Ketiadaan listrik telah melumpuhkan pelayanan publik, mulai dari administrasi, operasional fasilitas kesehatan, hingga distribusi logistik.
Sektor ekonomi kerakyatan pun turut terpukul akibat biaya operasional yang membengkak.
"Di banyak daerah, pelayanan publik tidak bisa berjalan maksimal karena listrik belum masuk. Banyak warung kopi dan UMKM terpaksa memakai genset dengan biaya tinggi. Bila tidak memakai genset, aktivitas mereka lumpuh dan roda ekonomi terganggu,” jelasnya.
Selain melumpuhkan ekonomi, pemadaman listrik juga berdampak vital pada kebutuhan dasar warga.
Ia menyampaikan, bahwa akses air bersih menjadi sulit karena pompa air tidak berfungsi, dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) terhambat karena banyak SPBU yang tidak beroperasi atau hanya beroperasi terbatas dengan genset.
Baca Juga: Komnas HAM: Solidaritas Publik Menguat, Tapi Negara Tetap Wajib Pulihkan Sumatra
Lebih lanjut, Ruslan menekankan bahwa masalah kelistrikan ini juga menghambat upaya penyelamatan dan pemetaan wilayah terisolasi.
Minimnya penerangan dan sinyal telekomunikasi menyulitkan kerja para relawan dan aparat di lapangan.
“Ketika listrik padam, akses informasi terbatas. Relawan sulit berkoordinasi, terutama di malam hari. Ini memperlambat proses evakuasi dan distribusi bantuan. Pemerintah harus menjadikan pemulihan listrik sebagai prioritas utama,” katanya.
Ia menutup pernyataannya dengan mengingatkan bahwa percepatan pemulihan listrik bukan sekadar masalah teknis, melainkan kebutuhan mendesak yang menyangkut keselamatan nyawa, kelancaran evakuasi, serta stabilitas sosial ekonomi masyarakat Aceh yang sedang tertimpa musibah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
-
Sepanjang Semester I 2025, Perusahaan BUMN Lakukan Pemborosan Berjamaah Senilai Rp63,75 Triliun
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
Terkini
-
Mahfud MD Soroti 1.038 Penahanan Aktivis Pasca-Demo Agustus, Desak Kapolri Lakukan Penyisiran Ulang
-
Otto Hasibuan Heran: Masyarakat Benci Polri, Tapi Orang Ramai Rela Bayar Demi Jadi Polisi
-
Mobil Berstiker BGN Tabrak Sekolah di Cilincing, 19 Siswa Jadi Korban, Polisi Dalami Motif Sopir
-
Update Bencana Sumatera 11 Desember: 971 Orang Meninggal, 255 Hilang
-
Pemulihan Psikososial di Sumatra, Lebih Dari 50 Persen Siswa Masih Alami Sedih dan Cemas
-
Pramono Anung Pastikan Perawatan Korban Mobil Terabas Pagar SD di Cilincing Ditanggung Pemprov
-
Pramono Anung: 21 Orang Jadi Korban Imbas Mobil Terabas Pagar SD di Cilincing
-
KPK Tetapkan Tersangka Usai OTT Bupati Lampung Tengah, Amankan Uang dan Emas
-
Barisan Siswa SDN Kalibaru 01 Diseruduk Mobil, 20 Korban Terluka
-
Komnas HAM: Solidaritas Publik Menguat, Tapi Negara Tetap Wajib Pulihkan Sumatra