News / Nasional
Kamis, 11 Desember 2025 | 12:21 WIB
Warga mengendarai kendaraan bermotor di desa yang luluh lantak pascabanjir di Desa Bundar, Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Selasa (9/12/2025). [ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/mrh/foc]
Baca 10 detik
  • Banjir bandang dan tanah longsor melanda Aceh, Sumut, dan Sumbar sejak akhir November 2025, menyebabkan hampir seribu korban jiwa.
  • Data BNPB per 11 Desember 2025 menunjukkan 971 meninggal, 255 hilang, dan 5.000 luka-luka di 52 kabupaten/kota.
  • Bencana ini merusak masif, termasuk 157,9 ribu rumah rusak dan banyak fasilitas publik seperti jembatan serta tempat ibadah terdampak.

Suara.com - Dampak bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatra—yaitu Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar)—terus memburuk.

Data terbaru per Kamis (11/12/2025) menunjukkan bahwa jumlah korban jiwa meninggal dunia telah mendekati seribu orang.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui dasbor penanganan darurat, total korban meninggal dunia saat ini telah mencapai 971 jiwa.

Selain itu, tercatat 255 jiwa masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian, serta sekitar 5.000 jiwa mengalami luka-luka akibat rangkaian bencana yang terjadi sejak akhir November hingga pekan kedua Desember 2025.

Rangkaian bencana ini, yang melanda wilayah Sumatra bagian utara, menimbulkan tantangan besar dalam upaya evakuasi dan pemulihan.

Kabupaten Agam di Sumatra Barat menjadi wilayah dengan jumlah korban meninggal tertinggi, mencapai 183 jiwa. Agam disusul oleh Aceh Tamiang dan Tapanuli Utara sebagai wilayah dengan angka kematian yang tinggi.

BNPB mencatat sedikitnya 52 kabupaten/kota di tiga provinsi tersebut masuk dalam kategori wilayah terdampak bencana.

Untuk kategori pengungsian, Aceh Tamiang menjadi wilayah dengan jumlah pengungsi tertinggi, mencapai 252,6 ribu jiwa, diikuti oleh Gayo Lues dan Langkat.

Kerusakan fasilitas akibat bencana ini terbilang masif, menjadikannya salah satu yang terbesar dalam satu dekade terakhir. Data terbaru menunjukkan luasnya dampak kerusakan infrastruktur:

Baca Juga: DPR Request Prabowo Buat Kementrian Bencana: Ada Dirjen Longsor sampai Banjir

Total rumah yang mengalami kerusakan mencapai 157,9 ribu unit.

Sekitar 1.200 rumah ibadah mengalami kerusakan ringan hingga berat.

581 fasilitas pendidikan dan 219 fasilitas kesehatan juga rusak.

Hampir 500 jembatan mengalami kerusakan, menghambat akses logistik dan evakuasi.

Kondisi cuaca yang belum stabil diperkirakan masih akan menghambat proses penanganan darurat dalam beberapa hari ke depan.

BNPB mengimbau masyarakat yang tinggal di area rawan bencana agar tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, terutama mengingat curah hujan diprediksi masih tinggi di beberapa wilayah Sumatra dalam pekan ini.

Load More