- Banjir bandang dan tanah longsor melanda Aceh, Sumut, dan Sumbar sejak akhir November 2025, menyebabkan hampir seribu korban jiwa.
- Data BNPB per 11 Desember 2025 menunjukkan 971 meninggal, 255 hilang, dan 5.000 luka-luka di 52 kabupaten/kota.
- Bencana ini merusak masif, termasuk 157,9 ribu rumah rusak dan banyak fasilitas publik seperti jembatan serta tempat ibadah terdampak.
Suara.com - Dampak bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatra—yaitu Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar)—terus memburuk.
Data terbaru per Kamis (11/12/2025) menunjukkan bahwa jumlah korban jiwa meninggal dunia telah mendekati seribu orang.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui dasbor penanganan darurat, total korban meninggal dunia saat ini telah mencapai 971 jiwa.
Selain itu, tercatat 255 jiwa masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian, serta sekitar 5.000 jiwa mengalami luka-luka akibat rangkaian bencana yang terjadi sejak akhir November hingga pekan kedua Desember 2025.
Rangkaian bencana ini, yang melanda wilayah Sumatra bagian utara, menimbulkan tantangan besar dalam upaya evakuasi dan pemulihan.
Kabupaten Agam di Sumatra Barat menjadi wilayah dengan jumlah korban meninggal tertinggi, mencapai 183 jiwa. Agam disusul oleh Aceh Tamiang dan Tapanuli Utara sebagai wilayah dengan angka kematian yang tinggi.
BNPB mencatat sedikitnya 52 kabupaten/kota di tiga provinsi tersebut masuk dalam kategori wilayah terdampak bencana.
Untuk kategori pengungsian, Aceh Tamiang menjadi wilayah dengan jumlah pengungsi tertinggi, mencapai 252,6 ribu jiwa, diikuti oleh Gayo Lues dan Langkat.
Kerusakan fasilitas akibat bencana ini terbilang masif, menjadikannya salah satu yang terbesar dalam satu dekade terakhir. Data terbaru menunjukkan luasnya dampak kerusakan infrastruktur:
Baca Juga: DPR Request Prabowo Buat Kementrian Bencana: Ada Dirjen Longsor sampai Banjir
Total rumah yang mengalami kerusakan mencapai 157,9 ribu unit.
Sekitar 1.200 rumah ibadah mengalami kerusakan ringan hingga berat.
581 fasilitas pendidikan dan 219 fasilitas kesehatan juga rusak.
Hampir 500 jembatan mengalami kerusakan, menghambat akses logistik dan evakuasi.
Kondisi cuaca yang belum stabil diperkirakan masih akan menghambat proses penanganan darurat dalam beberapa hari ke depan.
BNPB mengimbau masyarakat yang tinggal di area rawan bencana agar tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, terutama mengingat curah hujan diprediksi masih tinggi di beberapa wilayah Sumatra dalam pekan ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
-
Sepanjang Semester I 2025, Perusahaan BUMN Lakukan Pemborosan Berjamaah Senilai Rp63,75 Triliun
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
Terkini
-
Mobil Berstiker BGN Tabrak Sekolah di Cilincing, 19 Siswa Jadi Korban, Polisi Dalami Motif Sopir
-
Pemulihan Psikososial di Sumatra, Lebih Dari 50 Persen Siswa Masih Alami Sedih dan Cemas
-
Pramono Anung Pastikan Perawatan Korban Mobil Terabas Pagar SD di Cilincing Ditanggung Pemprov
-
Pramono Anung: 21 Orang Jadi Korban Imbas Mobil Terabas Pagar SD di Cilincing
-
KPK Tetapkan Tersangka Usai OTT Bupati Lampung Tengah, Amankan Uang dan Emas
-
Barisan Siswa SDN Kalibaru 01 Diseruduk Mobil, 20 Korban Terluka
-
Komnas HAM: Solidaritas Publik Menguat, Tapi Negara Tetap Wajib Pulihkan Sumatra
-
Dari Pameran Megah ke Balik Jeruji, Mengapa Puluhan Calon Pengantin Bisa Tertipu WO Ayu Puspita?
-
Dedi Mulyadi Datang ke KPK: Ada Apa dengan Sungai dan Hutan Jabar?
-
Tak Cukup Andalkan Infrastruktur, Pelatihan Evakuasi Penentu Keselamatan di Gedung Bertingkat