News / Nasional
Kamis, 18 Desember 2025 | 17:08 WIB
Ilustrasi tumpukan sampah di flyover Ciputat, Tangerang Selatan. [Suara.com/Aldie]
Baca 10 detik
  • Gunungan sampah viral di Ciputat akibat TPA Cipeucang lumpuh sementara.
  • Tangsel defisit 250 ton sampah setiap hari, sistem pengelolaan rapuh.
  • Solusi PSEL masih jauh, partisipasi warga memilah sampah jadi kunci.

"Ingat, sekarang sudah masuk musim hujan. Selama sampah itu busuk kena air hujan, baunya bisa ke mana-mana," jelas Yayat kepada Suara.com, Kamis (18/12/205).

PSEL: Solusi Jangka Panjang, Tapi Bagaimana Sekarang?

Pemerintah Kota menawarkan Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) sebagai solusi pamungkas. Secara teori, ini adalah solusi ideal yang akan mengakhiri ketergantungan pada TPA konvensional.

Namun, solusi ini masih di angan-angan. Proyek ini baru akan di-groundbreaking tahun depan, menyisakan kekosongan solusi untuk krisis saat ini.

Yayat menyoroti kesenjangan ini. "Kalau wacana-wacana PSEL itu kan jangka panjang. Tapi yang paling penting langkah darurat dalam seminggu ini, mau dibawa ke mana sampah yang ada di jalan itu?" tanyanya kritis.

Dari Cipeucang Hingga Dapur Warga: Memutus Lingkaran Setan

Insiden di Ciputat tak bisa dilepaskan dari masalah kronis di TPA Cipeucang. Penutupan TPA hanyalah pemicu. Baik tumpukan sampah di jalanan maupun TPA yang sering kelebihan kapasitas adalah dua sisi dari mata uang yang sama: volume sampah harian yang jauh melampaui kemampuan kota untuk mengelolanya.

Ketua Fraksi PKB DPRD Tangsel, Muthmainnah, menegaskan bahwa Pemkot seharusnya memiliki skema antisipasi.

"Ketika TPA Cipeucang bermasalah, seharusnya sudah ada langkah cadangan. Jangan sampai sampah justru menumpuk di jalan," tegasnya.

Baca Juga: Pramono Anung Tantang Gen Z Jakarta Atasi Macet dan Sampah, Hadiahnya Jalan-Jalan ke New York

Di tengah sorotan pada pemerintah, peran masyarakat menjadi kunci dari hulu. Program seperti 'Gerakan 1.000 Bank Sampah' adalah upaya untuk mengurangi volume sampah langsung dari sumbernya.

"Kami juga mengimbau warga Tangsel untuk mulai meminimalisir sampah rumah tangga, membiasakan memilah sampah organik dan anorganik," ujar Muthmainnah.

Di Atas Tumpukan Sampah, Sebuah Ujian Kepercayaan

Setelah permintaan maaf dan pengerahan satgas, tantangan terbesar bagi Pemkot Tangsel adalah menjaga kepercayaan publik. Masyarakat kini menuntut lebih dari sekadar pembersihan sesaat.

Seperti yang disuarakan Muthmainnah, "Yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah aksi nyata, bukan sekadar penjelasan normatif."

Yayat pun mengamini. "Yang ditunggu adalah langkah konkret, tindakan yang segera harus dilakukan. Itu yang dibutuhkan. Jangan pakai asumsi-asumsi," tutupnya.

Load More