News / Metropolitan
Sabtu, 27 Desember 2025 | 09:10 WIB
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie saat menjelaskan soal Laporan Keuangan Pengelolaan Daerah 2024 di rumah dinas di Jalan Serpong, Selasa, 23 September 2025. Anggaran itu disorot publik dan gaduh setelag diunggah penyanyi cilik Leony Vitria Hartanti [Wivy/SuaraBanten]
Baca 10 detik
  • Wali Kota Benyamin Davnie meminta warga bersabar menghadapi kendala pengangkutan sampah karena transisi ke pengolahan berbasis teknologi modern.
  • Pemkot Tangsel sedang mempersiapkan Proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) yang akan mengolah seribu ton sampah harian.
  • Untuk penanganan darurat, Pemkot mengaktifkan kembali TPS3R dan menambah pengangkutan sampah prioritas serta disinfektan.

Suara.com - Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, meminta masyarakat untuk bersabar menyikapi kendala pengangkutan sampah yang terjadi di sejumlah wilayah dalam beberapa waktu terakhir.

Ia menegaskan, kondisi tersebut merupakan dampak dari langkah korektif pemerintah daerah yang tengah melakukan transisi besar dari sistem pembuangan konvensional menuju pengolahan sampah berbasis teknologi modern.

Benyamin mengakui, tumpukan sampah yang muncul di beberapa titik telah menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga.

Namun, ia menekankan bahwa Pemerintah Kota Tangerang Selatan tidak ingin lagi sekadar memindahkan persoalan sampah, melainkan menyelesaikannya secara menyeluruh dari hulu hingga hilir.

“Saya merasakan betul kegelisahan warga. Bau tidak sedap dan tumpukan sampah itu menjadi beban moral bagi saya. Namun, kita harus jujur mengakui bahwa TPA Cipeucang sudah tidak mampu lagi menampung sampah dengan cara lama,” ujar Benyamin, Sabtu (27/12/2025).

Menurutnya, memaksakan pembuangan sampah secara konvensional justru berpotensi memicu bencana lingkungan yang lebih besar di masa depan.

Oleh karena itu, Pemkot Tangsel memilih melakukan pembatasan sebagai bagian dari tanggung jawab lingkungan.

Sebagai solusi jangka panjang, Benyamin memaparkan proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) yang saat ini tengah dipersiapkan.

Proyek tersebut telah melalui tahapan lelang dan kini memasuki fase krusial sebelum pembangunan fisik dimulai. PSEL merupakan bagian dari program strategis nasional untuk menangani krisis sampah perkotaan.

Baca Juga: Bom Waktu di Bawah Flyover: Mengapa Sampah Menggunung di Ciputat?

“PSEL nantinya memiliki kapasitas pengolahan sekitar 1.000 hingga 1.100 ton sampah per hari. Angka ini setara dengan seluruh timbulan sampah harian warga Tangerang Selatan,” jelas Benyamin.

Ia menambahkan, teknologi thermal yang digunakan dalam proyek PSEL memiliki standar emisi yang ketat dan aman bagi lingkungan.

Sampah akan dibakar hingga habis dan dikonversi menjadi energi listrik, bukan lagi ditumpuk di tempat pembuangan akhir.

“Sistem ini mampu mereduksi volume sampah hingga 90 persen, sehingga residu yang tersisa sangat minimal. Inilah jawaban atas keterbatasan lahan kita dan upaya menuju target zero landfill,” katanya.

Meski fokus pada solusi jangka panjang, Benyamin menegaskan bahwa Pemkot Tangsel tetap menjalankan langkah-langkah darurat untuk mengatasi penumpukan sampah yang terjadi saat ini.

Ia telah menginstruksikan pengangkutan prioritas dengan mengerahkan armada tambahan, terutama di kawasan permukiman padat dan fasilitas umum.

Load More