Suara.com - Tol Trans Jawa tak pelak menjadi primadona dalam mengantarkan anggota masyarakat, hasil bumi, serta seluruh kebutuhan pengangkutan di jalur seantero Pulau Jawa. Perannya dalam acara mudik dan balik Lebaran 2019 atau Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah juga seru. Berhasil menorehkan rekor dilintasi mobil pribadi dan sarana transportasi massal darat terbanyak sepanjang sejarah keberadaan jalur tol di Tanah Air.
Akan tetapi, selain menjadi salah satu bukti kesuksesan proyek infrastruktur Presiden Joko Widodo dalam periode lima tahun kepemimpinannya, 2014-2019, bersama Wakil Presiden M Jusuf Kalla. Namun wacana dampak di masa depan perlu dipikirkan. Bagaimanapun, jalur tol sepanjang 965 km yang menghubungkan kota-kota besar di Jawa, utamanya Jakarta-Surabaya ini menghadirkan pula pengaruh emisi, polusi, serta daya dukung lingkungan.
Dikutip dari kantor berita Antara, Sonia Buftheim dari Researcher-toxic Program Officer BaliFokus/Nexus3 menyatakan bahwa polusi yang ditimbulkan dari akses tol Trans Jawa bukan saja berasal dari kendaraan bermotor, melainkan industri-industri yang akan bertumbuh di sepanjang jalur tol sebagai konsekuensi logis.
Keberadaan tol Trans Jawa, pasti akan memancing pertumbuhan pusat-pusat industri di daerah, seiring lancarnya akses transportasi.
Belum ada industri saja, demikian Sonia Buftheim mengatakan, masyarakat di kawasan yang dilalui jalur tol Trans Jawa sudah terkena dampak dari paparan emisi kendaraan bermotor.
Sementara Profesor Jan Sopaheluwakan, Pakar Kebumian Universitas Indonesia (UI) menyebutkan, bila pertumbuhan industri di sepanjang tol Trans Jawa tidak diperhitungkan secara cermat, juga mempengaruhi daya dukung lingkungan sekitar.
"Industri bagus-bagus saja. Akan tetapi, kalau pola pertumbuhannya masih seperti selama ini, hanya memindahkan pusat produksi dari luar ke sini, sama saja," tegasnya.
Jakarta-Cikampek, kata mantan peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu, bisa menjadi contoh nyata bagaimana pertumbuhan industri diiringi pemekaran kota tidak bisa terhindarkan.
Jan Sopaheluwakan memprediksi bahwa jalur Jakarta-Bandung-Bogor-Sukabumi akan menjadi suatu kawasan super megalopolis yang luar biasa besar, seiring tol Trans Jawa.
Baca Juga: Jumpa di KTT G20, Donald Trump dan Shinzo Abe Bicarakan Otomotif
Jika tidak diperhitungkan, Pulau Jawa akan semakin menjadi emiten polusi, karbondioksida (CO2), demi kepentingan industri otomotif, real estate, konstruksi, dan semen.
Selama ini memang belum pernah ada yang meneliti dampak polusi seiring beroperasinya tol Trans Jawa, tetapi mestinya pemerintah sudah mengantisipasi.
Negara-negara lain, kata Koordinator Center for Environmental Disaster, Institute for Sustainabke Eart and Resource (ISER) UI itu, pun sudah mendorong transportasi yang "zero emission".
Sementara Indonesia, untuk dorongan menggunakan kendaraan yang bebas emisi saja belum terlihat, misalnya keseriusan menggarap proyek mobil listrik.
Tentu semua berharap, pembangunan di segala bidang di Tanah Air, tetap memperhatikan aspek lingkungan hidup sehingga dampak polusi udara bisa dikurangi demi kelestarian hidup manusia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Adu Honda Brio Vs Daihatsu Ayla, Mana yang Lebih Irit untuk Dipakai Harian?
-
Matic Gak Harus Mahal! 5 Mobil Irit BBM di Bawah 100 Juta Ini Masih Tahun Muda dan Kondisi Prima
-
Arista Group Penterasi Segmen Kendaraan Niaga di Indonesia
-
Harga Resmi Motor & Mobil Listrik Polytron September 2025: Mulai 11 Jutaan!
-
Ngebet Ingin Punya Fronx? Tengok Daftar Harga Mobil Suzuki September 2025 Terbaru
-
Harga Beda Tipis, Mending Mitsubishi Destinator Baru atau Honda CR-V Turbo Bekas 2020?
-
Naksir Aerox atau X-Ride? Ini Daftar Harga Motor Yamaha September 2025
-
Timpang Jauh! Intip Kekayaan dan Koleksi Kendaraan Menkop Ferry Joko Yuliantono vs Budi Arie Setiadi
-
Harga Beda Tipis, Mending Avanza Baru atau Luxio? Ini Keunggulan Keduanya
-
Jajaran Motor Honda Dibanderol Harga Khusus Sepanjang September, Simak Daftarnya