Suara.com - Kementerian Perhubungan atau Kemenhub RI melakukan kajian atas pemberlakuan kebijakan dua lapis atau dua layer di kawasan aglomerasi Puncak, Bogor untuk akhir pekan. Yaitu penerapan permanen ganjil genap, serta pembatasan penumpang kendaraan untuk mengatasi kepadatan dan kemacetan arus lalu lintas yang kerap terjadi.
Dikutip dari kantor berita Antara, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan bahwa pemberlakuan ganjil genap masih menunjukkan adanya kemacetan dan perlu dikaji pula soal pembatasan penumpang maksimal dalam satu kendaraan, yang disebut "4 in 1".
"Artinya kalau ganjil genap dilakukan, volume atau kapasitas kendaraan masih juga tinggi sehingga penggunaan jalan masih terganggu juga, ya kami akan gunakan layer kedua," jelas Budi Setiyadi saat menyaksikan langsung arus lalu lintas di Puncak, Bogor, Minggu (12/9/2021).
Adapun kebijakan dua lapis atau dua layer yang diterapkan adalah:
- Layer satu: penerapan ganjil genap terpadu di kawasan aglomerasi Puncak seperti biasa.
- Layer dua: ketika volume kendaraan masih kurang terkendali maka diberlakukan "4 in 1" per kendaraan.
"Four in one berarti satu mobil dibatasi empat orang, mungkin seperti itu," jelas Budi Setiyadi.
Pekan ini, Kemenhub akan berkoordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, termasuk Polres Bogor, Polresta Bogor, Polres Cianjur, Polres Sukabumi, Polres Sukabumi Kota bersama Polda Jabar.
Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin dan unsur masyarakat Bogor 25 orang perwakilan, menyebutkan sambil melakukan pengembangan regulasi itu, penerapan ganjil genap bisa tetap dilaksanakan jika diperlukan.
"Regulasi kami kembangkan, uji coba kalau memang masih kurang bisa kami lakukan kembali, tetapi mudah-mudahan karena sudah koordinasi dengan masyarakat sekitar Puncak yang mungkin mempunyai kepentingan terhadap kebijakan menekan penyebaran COVID-19 ini dan masyarakatnya juga akan kami libatkan," katanya.
Disebutkan pula oleh Budi Karyadi bahwa penerapan ganjil genap di pekan pertama terkendala sosialisasi, sehingga masih ada masyarakat yang menunggu di gerbang tol untuk melihat waktu kosong pemeriksaan. Juga sampai mencari jalan tikus atau jalur alternatif untuk menerobos ganjil genap.
Baca Juga: Cari Celah Kekosongan Petugas, Pelanggar Ganjil Genap Berusaha ke Puncak Bogor
"Dari Polri, saat ini sudah mengantisipasi. Masalahnya masyarakat banyak belum tahu sehingga menghambat lalu lintas: kendaraan mana yang boleh naik ke atas," ungkap Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi.
Berita Terkait
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa
-
2 Kali Diperiksa Kasus DJKA Kemenhub, Sepenting Apa KPK Korek Keterangan Bupati Pati Sudewo?
-
Bungkam Usai Diperiksa KPK, Bupati Pati Atur Lelang dan Dapat Fee Proyek?
-
Setelah Namanya Disebut di Sidang, Bupati Pati Sudewo Akhirnya 'Menghadap' KPK
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
-
3 Cara Atasi Indikator HSTC Honda ADV 160 yang Menyala Saat Panaskan Mesin untuk Pemula
-
Pikap Hybrid BYD Siap Unjuk Gigi, Desainnya Bikin Pesaing Nyeri Hati
-
AHM Best Student 2025 Hasilkan Solusi Berkelanjutan dari Generasi Muda
-
6 Mobil Listrik Bekas Mulai Rp 100 Jutaan: Jarak Tempuh Capai 530 Km, Jakarta-Semarang Sekali Cas
-
Motor Bensin Disuntik Mati di 2026, Honda Bisa Mati Suri?
-
9 City Car Matic Seharga Kawasaki Ninja yang Lincah dan Irit BBM
-
Beberapa Hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Membeli Mobil Baru, Jangan Sampai Menyesal
-
5 Mobil Keluarga Rp70 Jutaan untuk Partner Harian dan Mudik dengan Gaya Sporty
-
5 Mobil Listrik 7 Seater Termurah di Indonesia untuk Keluarga Cemara