Suara.com - GAIKINDO Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2021 telah digelar di ICE BSD, BSD City, Tangerang, Banten dan Grand City Convex, Surabaya. Selain animo menyaksikan teknologi mutakhir dunia otomotif, pengunjung menyasar pembelian mobil-mobil baru dengan stiker "PPnBM DTP" atau mendapatkan relaksasi pajak.
Apakah Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah atau PPnBM DTP ini masih dibutuhkan untuk tahun depan?
Dikutip dari kantor berita Antara, Yannes Martinus Pasaribu, pakar otomotif serta akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan sebagai berikut.
Ia menilai kebijakan pemberian insentif fiskal berupa penurunan tarif PPnBM DTP masih dibutuhkan sektor otomotif untuk tahun depan.
"Kebijakan PPnBM tentunya masih diperlukan setidak-tidaknya pada triwulan satu dan dua tahun 2022, karena masih diperlukan sedikit waktu lagi untuk mengembalikan putaran ekonomi masyarakat menuju ke daya beli awalnya," jelas Yannes Martinus Pasaribu seperti dilansir kantor berita Antara pada Selasa (28/12/2021).
Ia menyebutkan bahwa peningkatan penjualan mobil pada kuartal ketiga dan puncaknya pada kuartal keempat 2021 tidak lepas dari kontribusi pemerintah melalui diskon PPnBM yang diperpanjang hingga akhir tahun 2021.
Disebutkan pakar otomotif yang telah menuliskan banyak kajian seputar industri otomotif Tanah Air ini bahwa daya beli masyarakat sedang bergerak ke arah yang positif.
Apabila ke depan kasus COVID-19 terus melandai dan tidak ada lagi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Yannes Martinus Pasaribu memprediksi ekonomi Indonesia akan terus bertumbuh menuju 4,5 persen pada akhir 2022.
Maka terdapat optimisme penjualan di sektor otomotif pada akhir 2022, yang berpotensi bisa mencapai satu juta unit dengan catatan diskon PPnBM masih tetap diberlakukan.
Baca Juga: Fase Pemulihan Pasar Otomotif Nasional, Persentase Penjualan Toyota Indonesia 84,5 Persen
"Jadi, optimisme penjualan mobil tahun 2022 dapat menjadi angka satu juta unit tidak bisa dilepaskan dari penerapan diskon PPnBM," tandas akademisi ITB itu.
Sementara pemberlakuan PPnBM DTP sendiri diperkirakan nilai diskon mulai diturunkan. Sebab pemerintah perlu segera mengisi pundi-pundi kas negara yang tergerus secara masif akibat tekanan pandemi COVID-19.
"Saran, diskon yang diberikan secara gradual dapat mulai dikurangi dari 100 persen secepat-cepatnya ke 75 persen di triwulankedua 2022, lalu 50 persen di triwulan 3 tahun 2022 dan 25 persen di triwulan 4 tahun 2022," ungkap Yanner Martinus Pasaribu.
Penerapan relaksasi PPnBM harus juga didukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui perpanjangan relaksasi kredit dan jumlah uang muka yang ringan.
"Sebagai bentuk dukungan untuk semakin mempercepat pemulihan ekonomi, para pelaku usaha pembiayaan multifinance nasional memotori layanan kredit konsumsi masyarakat Indonesia yang tidak memiliki cash besar di sektor otomotif ini," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Vingroup dan VinFast Bisa Jadi Inspirasi Asia Tenggara
-
Agar Tak Senasib Timor-Esemka: Mobil Nasional Ala Prabowo Harus Bebas Politik, Kualitas Nomor Wahid
-
Insentif Mobil Listrik Impor Distop, Pemerintah Diharapkan Punya Strategi Lanjutan
-
Motor Diisi Solar Seperti di SPBU Pertamina Kembangan, Ini Komponen yang Bisa Rusak
-
Relaksasi Pajak Kendaraan Bermotor, Pemprov Jateng Hapus Tunggakan Pajak dan Denda
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
Terkini
-
Dari Avanza hingga Swift: Ini 5 Mobil Bekas yang Gampang Dijual Kembali, Harga Under 100 juta
-
Mitos Terios Boros Terbantahkan, Segini Konsumsi BBM yang Bikin Lawan Makin Segan
-
4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
-
7 Motor Pilihan untuk Perjalanan Liburan Akhir Tahun, Libas Medan Terjal Cocok untuk Kaum Rebahan
-
Harga Nempel Sigra: Segini Harga dan Fakta Unik tentang Mobil Mitsubishi Xpander Cross Bekas
-
Harga Nempel BYD Atto 1: Simak Fakta Unik Mobil Bekas MG ZS, SUV Sekaliber Honda HR-V
-
11 Motor Bebek Pilihan untuk Libas Jalanan Rusak Pengendara Harian
-
5 Motor Listrik Bekas Harga Pelajar: Hemat Ongkos Bensin, Bisa Jalan Jauh
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Setara Budget ADV 160: Pilih yang Bandel, Irit, atau Ngebut?
-
Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z