Suara.com - Pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai langkah strategis untuk menekan pemakaian bahan bakar minyak (BBM) dan mendorong penggunaan kendaraan listrik.
Langkah ini termasuk pemberian insentif bagi pengguna kendaraan listrik dan inovasi bahan bakar ramah lingkungan, yang juga diikuti dengan wacana pembatasan Pertalite.
Salah satu inovasi yang digagas adalah pencampuran bahan bakar minyak fosil dengan sari tumbuhan, seperti kelapa sawit, yang dikenal sebagai bioetanol.
Pertamina telah meluncurkan Pertamax Green 95, sebuah terobosan bahan bakar bioetanol jenis bensin yang mulai diperkenalkan pada tahun lalu.
Bahan bakar ini tidak hanya dijual di beberapa SPBU di Jakarta dan Surabaya, tetapi kini mulai tersedia di berbagai SPBU lainnya, termasuk SPBU milik perorangan.
"Kita berencana untuk mendorong digunakannya alternatif pengganti bensin melalui bioetanol. Tak cuma mampu mengurangi kadar polusi udara, tingkat sulfur yang dimiliki bahan bakar alternatif ini juga tergolong rendah," kata Menko Marves tersebut, seperti dikutip dari akun Instagramnya.
"Jika kita mampu melakukan ini, jumlah penderita ISPA bisa kita tekan dan pembayaran BPJS untuk penyakit tersebut bisa kita hemat sampai Rp 38 triliun," lanjutnya.
Luhut juga mengatakan bahwa 17 Agustus nanti diharapkan kebijakan tersebut bisa diterapkan. Ia menilai sekarang banyak pengguna bahan bakar subsidi yang sebenarnya tidak berhak.
"Kalau ini semua berjalan dengan baik, dari situ kita bisa menghemat lagi, dan juga pemberian subsidi yang tidak pada tempatnya. Pertamina sedang menyiapkan, kita berharap 17 Agustus ini kita sudah bisa mulai di mana orang yang tidak berhak mendapat subsidi akan bisa kita kurangi," ungkapnya lagi.
Baca Juga: Taksi Online Aman, ESDM Beberkan Kriteria Pihak yang Boleh Beli Pertalite
Perlu diketahui bahwa Bioetanol ini merupakan campuran minyak fosil dengan sari tumbuhan, yang bertujuan untuk menekan emisi sulfur dan mengurangi ketergantungan impor minyak fosil.
Ke depan, Pertamina berencana untuk memperkenalkan lebih banyak produk bioetanol, dan perlahan menghapus bensin murni dari pasar.
Berita Terkait
-
Taksi Online Aman, ESDM Beberkan Kriteria Pihak yang Boleh Beli Pertalite
-
Siap-Siap BBM Bersubsidi akan Segera Dibatasi Mulai 17 Agustus
-
Luhut Minta Masyarakat Bersiap, Subsidi BBM akan Dibatasi 17 Agustus 2024
-
Punya Pabrik Baterai, Menko Luhut Pede Indonesia Bisa Jadi Pemain Kunci Kendaraan Listrik Global
-
Luhut Bocorkan TKDN Hyundai Kona Electric Tembus 80 Persen
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Operasi Zebra 2025 Mulai Jam Berapa? Jadwal Berlaku Besok, Ini 8 Sasaran Utama
-
7 Mobil SUV Ladder Frame Harga di Bawah Rp 100 Juta: Bandel dan Kokoh!
-
Hemat & Ramah Lingkungan: 4 Mobil Listrik Ini Pas untuk Aktivitas Harian Keluarga di Perkotaan
-
5 Rekomendasi Mobil Sedan Sunroof Murah yang Keren Buat Anak Muda
-
Strategi Federal Oil Hindarkan Konsumen dari Oli Palsu
-
Tak Kunjung Nongol di Indonesia, Pesaing MT-25 dari Honda Malah akan Discontinue, Apa Sebab?
-
Bukan Pajero Sport: Fortuner Dipaksa Discontinue Gara-Gara Kalah dari Mobil Satu Ini
-
7 Mobil Bekas Senyaman Mercy Harga Rp100 Jutaan yang Cocok untuk Pensiunan
-
Rekomendasi Bajaj untuk Kendaraan Pribadi, Berapa Harganya?
-
Vario Jadi Motor MotoGP, CBR Makin Sangar: Ini Dia Para Raja Modifikasi HMC 2025