Suara.com - Skandal heboh yang melibatkan salah satu pejabat di kementerian. Pejabat tersebut menggunakan sopir dari kementerian untuk urusan pribadi.
Dilansir dari ABC News, pejabat di Kementerian Transportasi negara bagian New South Wales (NSW), Australia bernama Haylen nekat 'meminjam' sopir kementerian untuk acara pribadi.
Pada penghujung Januari 2025, saat kebanyakan warga Australia masih menikmati liburan panjang, sopir kementerian justru harus 'bekerja' 13 jam. Tugasnya?
Menjemput Sang Menteri dari peristirahatan mewahnya di Caves Beach, lalu mengantarnya bersama lima sobat untuk bersantap di restoran bergengsi Brokenwood Wines.
"Perjalanan dinas selama hari kerja," begitu tercatat di dokumen resmi. Namun siapa sangka, 'perjalanan dinas' ini ternyata lebih mirip tur kuliner mewah yang membuat kantong pembayar pajak meringis.
Dari pukul 8 pagi hingga hampir 9 malam, van Kia berkapasitas delapan penumpang itu menjadi taksi pribadi para pejabat yang sedang bersantai.
"Saya khilaf," aku Haylen dengan nada menyesal saat badai kritik menerjang. Meski aturan memperbolehkan, tapi nurani publik berkata lain.
Bahkan Perdana Menteri Chris Minns pun angkat bicara, menyebut tindakan ini "jelas tidak dapat diterima" - sebuah tamparan diplomatik yang cukup keras untuk seorang menteri.
Mark Speakman dari kubu oposisi tak mau ketinggalan mencuri momentum. Dengan tajam ia menyebut insiden ini sebagai "penghinaan terhadap pembayar pajak".
Tuntutan pengunduran diri pun bergema, tidak hanya untuk Haylen tapi juga untuk Rose Jackson, menteri lain yang ikut dalam 'piknik mewah' tersebut.
Menariknya, di tengah kecaman publik, Haylen masih sempat memuji sopirnya sebagai "orang yang sangat baik dan sangat profesional".
Sebuah pujian yang mungkin tak sebanding dengan 13 jam waktu yang terbuang untuk mengantar jemput para pejabat yang sedang bersantai.
Kisah ini menjadi pengingat pahit bahwa jabatan publik bukanlah tiket untuk berfoya-foya dengan uang rakyat.
Meski Haylen bersikeras bertahan di kursinya, setidaknya insiden ini telah memaksa pemerintah NSW meninjau ulang aturan penggunaan fasilitas negara. Siapa sangka, sepiring makan siang bisa memicu reformasi kebijakan?
Sementara itu, para pembayar pajak NSW mungkin sedang berpikir: berapa banyak 'perjalanan dinas' serupa yang lolos dari pengawasan publik?
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Hino Serahkan Truk untuk SMKN 2 Tangerang, Sebagai Media Pembelajaran
-
5 Toyota Avanza Lama yang Tangguh, Paling Dicari Keluarga Muda karena Murah
-
3 Mobil Bekas dengan Desain Futuristik, Bikin Kamu Jadi Pusat Perhatian
-
Gubernur DKI Jakarta Beri Penjelasan Wacana Kenaikan Tarif Parkir Mobil dan Motor
-
Pejabat Aktif Kemenperin Ditunjuk Jadi Ketua Umum GAIKINDO Periode 2025 - 2028
-
Solusi Anti Bokek: 7 Hatchback Bekas Irit Bensin Cuma Rp50 Jutaan!
-
Target Ambisius GAC Gempur Pasar Eropa dengan Produk Mobil Listrik
-
Bukan Buat Dielus-elus dan Dipajang! Ini 9 Motor Bekas Tangguh untuk Kerja Rodi, Mulai Rp2 Juta
-
Terpopuler Otomotif: Pajak Kendaraan Malaysia Murah, Harga Motor Sri Mulyani Setara Avanza Bekas
-
Cek Daftar Harga Yamaha NMAX Bekas Murah September 2025, Budget Mahasiswa Cocok untuk Upgrade