Suara.com - Bulan Ramadhan 1446 Hijriah tinggal sebentar lagi. Saat ini, kita sudah memasuki bulan Jumadilawal di kalender Hijriah.
Sebagian orang yang masih memiliki utang puasa di Ramadhan 1445 H, wajib segera mengganti sebelum bulan suci Ramadhan datang lagi.
Dalam fatwa tarjih Muhammadiyah, terdapat ketentuan bagi mereka yang berhalangan puasa, misalnya karena sakit, namun belum sempat menggantinya hingga Ramadan berikutnya. Hal ini seringkali menimbulkan pertanyaan: apakah bisa mengqadla puasa setelah Ramadan berikutnya? Apakah perlu membayar fidyah? Dan bagaimana jika utang puasa ini sudah lebih dari satu Ramadan?
Mengutip situs resmi Muhammadiyah, Allah SWT memberikan panduan mengenai qadla puasa dan fidyah dalam Surat Al-Baqarah ayat 184, yang menegaskan bahwa mereka yang tidak bisa berpuasa karena sakit atau dalam perjalanan diizinkan menggantinya di hari lain.
Untuk yang tidak mampu berpuasa karena alasan kesehatan atau usia lanjut, Allah SWT memperbolehkan mengganti dengan fidyah, yaitu memberi makan kepada seorang miskin. Ayat tersebut menyebutkan:
“(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.”
Bagi yang batal puasa karena sakit sementara, wajib mengqadla tanpa perlu membayar fidyah. Namun, bagi yang memiliki keterbatasan seperti lansia atau kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan untuk berpuasa, maka cukup membayar fidyah.
Bagaimana Jika Qadla Puasa Terlambat hingga Ramadhan Berikutnya?
Para ulama menyarankan agar utang puasa segera diganti sebelum Ramadhan tiba kembali. Jika qadlanya tertunda hingga Ramadhan berikutnya, seseorang tetap diwajibkan menggantinya, namun tanpa perlu membayar fidyah, asalkan keterlambatan tersebut bukan karena kelalaian yang disengaja.
Bagi mereka yang lalai mengganti puasa tanpa alasan, dianjurkan memperbanyak istighfar dan bertekad untuk lebih memperhatikan kewajiban ini di masa mendatang.
Berita Terkait
-
Bolehkah Membayar Hutang Puasa Orang Tua yang Sudah Meninggal? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Hutang Puasa Tahun Lalu Belum Lunas, Haruskah Bayar Fidyah Lagi? Ini Penjelasannya
-
Bolehkah Suami Mengganti Hutang Puasa Istri? Ini Penjelasannya
-
Cara Bayar Utang Puasa Orang Tua yang Masih Hidup dan yang Telah Meninggal
-
Kapan Waktu Terakhir Bayar Utang Puasa Ramadhan? Ini Penjelasannya
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
KH Abdul Muid Ahmad, Ulama Rendah Hati dari Ponpes Al Muayyad Wafat Hari Ini
-
Bacaan Surat Yasin Lengkap 83 Ayat, Latin, Terjemahan, dan Keutamaan Jantung Al-Qur'an
-
Tata Cara dan Niat Sholat Gerhana Bulan 7 September 2025 untuk Imam dan Makmum
-
Contoh Khutbah Jumat Tentang Maulid Nabi 2025 Versi Panjang dan Singkat
-
5 Contoh Kultum Maulid Nabi Muhammad SAW 2025 Berbagai Tema
-
Puasa Maulid Nabi Namanya Apa? Hukum Puasa di Hari Kelahiran Rasulullah
-
Rabu Wekasan Menurut Islam Dianjurkan atau Tidak? Ini Hukum, Amalan dan Jadwal 2025
-
Niat dan Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh Agustus 2025 Selama 3 Hari untuk Berkah Sepanjang Tahun
-
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Agustus 2025: Niat dan Keutamaannya di Hari Kamis
-
Mengapa Islam Melarang Pria Menyerupai Wanita? Ini Penjelasannya