Suara.com - Melati Daeva Oktavianti tak puas dengan penampilannya di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019. Aspek pertahanan disebutnya jadi salah satu titik terlemah hingga harus tersingkir.
Sebagaimana diketahui, Melati bersama sang partner, Praveen Jordan, terhenti di babak ketiga Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019.
Pasangan ganda campuran Indonesia ini kandas di tangan wakil Belanda, Robin Tabeling/Selena Piek, dengan skor 13-21, 23-21, dan 8-21.
Kini, Melati mengaku terpacu mengevaluasi diri. Salah satu yang dilakukannya adalah 'melawan' mesin pelontar shuttlecock untuk meningkatkan aspek pertahanan.
"Kalau saya ada (program khusus). Latihan pertahanan menggunakan mesin. Itu untuk menguatkan defense," ujar Melati ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, Jumat (30/8/2019).
Dalam proses latihan tersebut, Melati tak hanya berusaha mengembalikan shuttlecock dengan benar.
Di belakang tubuh pebulutangkis 24 tahun itu, ditempatkan sebuah papan agar sang pemain tidak bergerak ke belakang saat bertahan.
"Jadi ada papan itu biar saya tidak mundur-mundur. Jadi walaupun tangan saya sudah lemah, saya tetap stay di posisi awal," bebernya.
Baca Juga: Kecewa Hasil Kejuaraan Dunia 2019, Mata Melati Daeva Berkaca-kaca
"Kalau pakai mesin kan tekanan terus sama. Itu juga buat melatih refleks. Kemarin baru sekali mencoba. Rasanya pegal semua tangan," jelas Melati.
Setelah mengikuti Kejuaraan Dunia, Praveen/Melati akan mengikuti ajang China Open 2019 yang akan berlangsung pada 17-22 September mendatang.
Berita Terkait
-
Herry: Kevin Menyebut Lawan Hendra / Ahsan di Latihan Itu Mudah, Tapi...
-
Teknik Ini Jadi Penyebab Tersingkirnya Kevin / Marcus di Kejuaraan Dunia
-
Evaluasi Kekalahan Kevin / Marcus di Kejuaraan Dunia, Herry: Tragis Banget
-
Rebut Juara Dunia, Eks Pemain Nomor 1 Dunia Angkat Topi pada Hendra / Ahsan
-
Evaluasi Kejuaraan Dunia: di Bawah Target, PBSI Soroti Dua Sektor Ini
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
IMI: MotoGP Mandalika 2025 Bawa Dampak Nyata Bagi UMKM dan Sport Tourism
-
7 Pebulu Tangkis Indonesia Diduga Terlibat Pengaturan Skor: PBSI Belum Tahu, PB Djarum Akui
-
Valentino Rossi Jumpa Ketua Umum PSSI di Jakarta, untuk Apa?
-
ITDC Klaim Tiket MotoGP Mandalika 2025 Terjual 87 Persen
-
Antusiasme Penonton IHR Cup II 2025 Payakumbuh: Pecahkan Rekor, Tembus 50 Ribu Pengunjung
-
Semarang Jadi Tuan Rumah 76 Indonesian Downhill Urban 2025 Seri 2, Adu Nyali Rider di Trek Ekstrem
-
Lantian Juan Juara Umum Trial Game Dirt 2025 Seri Solo
-
Bukan Sekadar Balap: Trial Game Dirt Solo, Panggung Pembuktian Gengsi di Trek Perawan
-
Kronologi Atlet Gimnastik Indonesia Naufal Takdir Meninggal Dunia Usai Kecelakaan Latihan di Rusia
-
Sebelum Meninggal di Rusia, Atlet Gimnastik Naufal Takdir Al Bari Dirawat 12 Hari di Rumah Sakit