Suara.com - Atlet lompat jauh Indonesia Sapwaturrahman hanya butuh 'sejengkal' atau sekitar 20 cm lagi untuk bisa memastikan tiket tampil di Olimpiade 2020 Tokyo.
Limit Olimpiade pada nomor lompat jauh adalah 8,22 meter. Sedangkan lompatan terbaik Sapwa adalah 8,09 meter yang ia bukukan saat meraih perunggu di Asian Games 2018.
"Limit olimpiade 8,22 meter, (lompatan terbaik) saya 8,09 meter, terakhir 8,03 meter. Intinya saya hanya butuh sejengkal lagi terpaut 20 cm kalau mau main aman," ujar Sapwa dikutip dari Antara, Rabu (22/1/2020).
Demi mencapai target tersebut, Sapwa harus mengikuti beberapa kejuaraan yang masih akan berlangsung hingga Juni nanti.
Terdekat, atlet asal Nusa Tenggara Barat itu akan turun di ajang Kejuaraan Asia Atletik Indoor di Nanjing, China, 12-13 Februari 2020.
Cetak Sejarah
Sapwaturrahman bertekad mencetak sejarah menjadi perwakilan atlet dari cabang atletik yang pertama kalinya tampil di pesta olahraga terakbar di dunia itu bersama rekannya, Lalu Muhammad Zohri.
"Saya yakin kejar limit, tampil di Olimpiade yakin. Intinya kan ingin cetak sejarah bersama coach di atletik karena di atletik belum pernah ada (tampil di Olimpiade)," ujar pria 25 tahun itu.
Hal senada juga disampaikan oleh Pelatih Lompat Jauh Indonesia Arya Yuniawan Purwoko.
Baca Juga: Deretan Mantan Kekasih Valentino Rossi, Ini Sosoknya
Ia mengatakan, target lompatan sejauh 8,22 meter itu masih cukup realistis dicapai pada nomor lompat jauh hingga akhir kualifikasi Olimpiade 2020 berakhir.
"Ya (realistis). Naik 50 cm atau turun 50 cm di lompat jauh itu hal yang wajar. Pada saat Asian Games 8,09 meter, habis itu 7 meter di Malaysia. Lalu langsung naik lagi ke 8,03 meter di SEA Games," katanya.
Dengan teknik yang sudah mulai matang, Sapwaturrahman diharapkan dapat memperbaiki catatan lompatannya 8,03 meter di SEA Games 2019 ketika berlaga di Kejuaraan Asia Atletik Indoor nanti.
Berita Terkait
-
Prestasi di Indonesia Masters Jadi Modal Penting Jelang Olimpiade 2020
-
Perbesar Kans Olimpiade 2020, Praveen / Melati Genjot Ranking Race to Tokyo
-
Antisipasi Gajah Putih, Papua Akan Sulap Venue PON 2020 Jadi Pusat Latihan
-
Isi Liburan, Zohri Bocah Ajaib dari Lombok Pilih Mancing daripada Sepakbola
-
Jadi Pebulutangkis Tercantik Dunia, Gronya Somerville Mengaku Tomboy
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Valentino Rossi Jumpa Ketua Umum PSSI di Jakarta, untuk Apa?
-
ITDC Klaim Tiket MotoGP Mandalika 2025 Terjual 87 Persen
-
Antusiasme Penonton IHR Cup II 2025 Payakumbuh: Pecahkan Rekor, Tembus 50 Ribu Pengunjung
-
Semarang Jadi Tuan Rumah 76 Indonesian Downhill Urban 2025 Seri 2, Adu Nyali Rider di Trek Ekstrem
-
Lantian Juan Juara Umum Trial Game Dirt 2025 Seri Solo
-
Bukan Sekadar Balap: Trial Game Dirt Solo, Panggung Pembuktian Gengsi di Trek Perawan
-
Kronologi Atlet Gimnastik Indonesia Naufal Takdir Meninggal Dunia Usai Kecelakaan Latihan di Rusia
-
Sebelum Meninggal di Rusia, Atlet Gimnastik Naufal Takdir Al Bari Dirawat 12 Hari di Rumah Sakit
-
Innalillahi Atlet Gymnastik Muda Naufal Takdir Al Bari Meninggal Dunia di Rusia
-
Indonesia's Horse Racing Cup II 2025 dan Sarga Festival Hadir di Payakumbuh Sumbar