- Toprak menilai pembalap MotoGP tak akan mudah bersaing di WSBK tanpa motor Ducati.
- Ia mengakui musim debutnya di MotoGP 2026 akan menjadi tahun adaptasi berat.
- Pembalap Turki itu menyebut regulasi MotoGP kini terlalu menguntungkan Ducati.
Suara.com - Toprak Razgatlioglu menyalakan api perdebatan jelang kepindahannya ke MotoGP 2026. Pembalap asal Turki itu menilai para rider MotoGP tak akan mudah bersaing di ajang World Superbike (WSBK) jika tak mengendarai motor Ducati.
“Menurut saya, pembalap MotoGP akan kesulitan balapan di Superbike tanpa menggunakan Ducati. Itu pandangan pribadi saya,” ujar Toprak kepada GPOne, dikutip Rabu (15/10).
Komentar itu datang di tengah performa impresifnya di musim 2025.
Pembalap berjuluk “El Turco” tersebut sedang memimpin klasemen sementara WSBK dengan keunggulan 39 poin atas Nicolo Bulega.
Toprak yang akan memperkuat Yamaha-Pramac pada musim 2026, mengakui bahwa transisi dari motor Superbike ke prototipe MotoGP tak semudah yang dibayangkan.
Ia memprediksi musim pertamanya di ajang paling bergengsi itu akan menjadi masa penuh tantangan.
“Bagi saya, 2026 akan menjadi tahun tersulit karena MotoGP benar-benar berbeda dengan Superbike,” ujarnya. “Saya bisa finis di posisi 10 besar, mungkin juga 15 besar. Tahun itu akan menjadi masa belajar tanpa ekspektasi tinggi.”
Razgatlioglu paham betul bahwa performanya nanti akan membawa dampak besar pada reputasi WSBK di mata publik MotoGP.
Ia sadar kegagalannya akan membuat banyak orang meremehkan ajang tempatnya berjaya selama ini.
Baca Juga: MotoGP Indonesia: Fermin Aldeguer Jadi Pembalap Termuda Kedua Menangi Seri
“Saya tahu jika saya gagal di MotoGP, banyak orang akan meremehkan Superbike,” katanya.
Namun, dua kali juara dunia WSBK itu tetap percaya diri. Ia merasa pengalamannya menggunakan ban Pirelli akan menjadi modal penting ketika MotoGP beralih ke ban tersebut mulai 2027.
Sindiran untuk Regulasi MotoGP
Selain bicara soal tantangan pribadi, Toprak juga menyindir regulasi MotoGP yang dinilainya membuat Ducati terlalu dominan di kejuaraan tersebut.
“Saya merasa regulasi saat ini lebih menguntungkan Ducati dibanding motor lain,” tegas pembalap berusia 28 tahun itu.
Di sisi lain, BMW—timnya saat ini di WSBK—masih tertinggal dalam klasemen konstruktor. Rekan setimnya, Michael van der Mark, berada di urutan ke-12.
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
Terkini
-
Susunan Pembalap MotoGP 2026: Dominasi Ducati, Stabilitas KTM, Gebrakan Yamaha!
-
CAS Tolak Banding Federasi Senam Israel Terkait Kejuaraan Dunia di Jakarta
-
Sejarah Baru, Kickboxer Asal Sumut Raih Emas WAKO Uzbekistan Kickboxing World Cup 2025
-
WJC 2025: Mulky/Salma Melaju ke Babak Ketiga usai Kalahkan Wakil Norwegia
-
Final Four Livoli 2025: TNI AU Electric Jaga Peluang ke Final Usai Kalahkan Rajawali O2C
-
WJC 2025: Ganda Campuran Indonesia Melenggang Mulus, Tantang Wakil Amerika di Babak 32 Besar
-
Timnas Padel Indonesia Ikuti Asia Championship Padel Cup 2025 di Qatar
-
8 Atlet akan Wakili Indonesia di Ajang Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025
-
Petenis Muda Shinar Zahra Raih Dua Gelar di Ajang Tenis Internasional
-
Wuhan Open 2025: Coco Gauff Raih Gelar usai Kalahkan Jessica Pegula