Suara.com - Komisi I DPR RI menilai Facebook berusaha cuci tangan dalam skandal kebocoran data puluhan juta penggunanya di dunia dengan menyalahkan Alexandr Kogan, seorang peneliti dan pengembang aplikasi dari Universitas Cambridge, Inggris.
Dalam pertemuan dengan Komisi I DPR, Vice-President of Public Policy Facebook untuk Asia Pasifik, Simon Milner memang berkali-kali menyebut nama Kogan. Menurut Milner, aplikasi Kogan menyedot data-data pribadi pengguna tanpa sepengetahuan Facebook.
"Tetapi tidak ada perjanjian ataupun agreement yang spesifik yang dibuat antara Facebook dan Kogan ini, karena dia adalah pengembang atau developer aplikasi," kata Simon dalam rapat bersama Komisi I DPR, Selasa (17/4/2018).
Data-data yang diambil Kogan itu kemudian diserahkan kepada Cambridge Analytica, sebuah perusahaan analisis politik yang merancang kampanye digital Donald Trump dalam pemilihan umum 2016 di AS.
"Pada saat insiden kebocoran itu terjadi, Facebook tidak memiliki hubungan sama sekali dengan pihak Cambridge Analytica. Hubungan itu yang terbangun adalah Dr. Kogan dengan Cambridge Analytica," tutur Milner.
"Jadi jelas tidak ada perjanjian atau agreement apapun yang disusun. Tidak ada nota kesepahaman atau MoU apapun yang tersusun dan tidak ada dokumen apapun yang mengaitkan Facebook dengan Cambridge Analytica. Itu sebetulnya adalah kebalikannya," tambah Milner.
Menanggapi penjelasan dari Milner, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Sukamta menuding Facebook tidak memiliki perlindungan kepada para penggunanya.
"Penjelasan yang tadi disampaikan Simon tadi, secara teknis saya bisa memahami. Tetapi saya enggak bisa menerima alasan itu karena seolah-olah dari Facebook ini, menyediakan platform supaya digunakan oleh banyak orang, tetapi pengguna tidak diberi informasi data yang dikoleksi itu akan digunakan untuk apa," tutur Sukamta.
Sukamta mengatakan, tidak adanya perjanjian antara Facebook dan Kogan, adalah bentuk pembiaran terhadap pengembang aplikasi untuk dapat mengambil data pengguna tanpa izin.
Selain itu, Sukamta juga menyoroti tak adanya upaya Facebook untuk membenahi kebocoran data para penggunanya. Bahkan, kebocoran yang terjadi, tidak pernah diungkap ke masyarakat.
"Kalau pada Maret 2018 tidak diungkap oleh media, apakah Facebook tetap akan melakukan perubahan-perubahan dan bertanggung jawab terhadap seluruh pengguna data ini?" tanya Sukamta.
Kata Sukamta, jika dilihat dari alur peristiwanya hingga terungkap saat ini, Facebook ini seolah-olah ingin menyembunyikan peristiwa yang menimpa para penggunanya.
"Jadi di mana pertanggung jawaban moral Facebook?" cecar Sukamta lagi.
"Jadi menurut saya, Anda terus terang saja, 'Kami salah di sini, kami minta maaf.' Itu lebih baik," tutup Sukamta.
Berita Terkait
-
DPR Dukung Aturan Satu Warga Satu Akun Medsos, Legislator PKS: Bisa Cegah Kriminal
-
Komisi I DPR Benarkan Djamari Chaniago Akan Dilantik Jadi Menko Polkam, Menporanya Erick Thohir?
-
Soal Ferry Irwandi, Komisi I DPR Beri Pesan ke TNI: Banyak Kasus Lain yang Lebih Urgent Ditindak
-
Facebook Sarang Penipu? Singapura Ambil Tindakan Tegas, Meta Kena Imbas!
-
Patuhi Moratorium Kunker ke Luar Negeri, Pimpinan Komisi I DPR: Semua Kunjungan Dibatalkan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
Terkini
-
Makin Mudah, Final Fantasy 7 Remake Hadirkan 'Easy Mode' di Switch 2 serta Konsol
-
HP Murah Vivo Y21d Lolos Sertifikasi di Indonesia, Fitur Tahan Banting
-
NVIDIA Suntik Puluhan Triliun Rupiah, Harga Saham Intel Langsung Meroket
-
Redmi Pad 2 Pro: Bocoran Spesifikasi Gahar, Baterai 12.000 mAh, Siap Meluncur Minggu Depan?
-
Tencent Tuduh Sony Memonopoli Game usai Digugat, Sebut Horizon Tidak Orisinal
-
Telkomsel Pertajam Kepiawaian Generasi Muda Manfaatkan Teknologi AI lewat IndonesiaNEXT Summit 2025
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 19 September 2025: Ada Skin Scar, XM8, dan Diamond
-
GoTo Kantongi Rp 4,65 Triliun Siap Ekspansi dan Dorong Pertumbuhan Ekosistem Digital
-
Peluncuran iPhone 17 Picu Penipuan Online di Seluruh Dunia
-
15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 September: Ribuan Gems dan Pemain 111 Menanti