Suara.com - Sekitar 70 persen dari alam liar di Bumi kini hanya dikuasai oleh lima negara di dunia, selebihnya sudah disentuh oleh tangan-tangan rakus manusia, demikian hasil penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature terbaru.
Studi yang digelar oleh para peneliti dari University of Queensland dan Wildlife Conservation Society (WCS) itu menghasilkan sebuah peta global yang menunjukkan negara-negara yang berhasil menjauhkan alam liar dari aktivitas industri dalam skala besar.
Dalam studi itu diketahui bahwa Australia, Amerika Serikat, Brasil, Rusia, dan Kanada adalah lima negara yang masih memiliki alam liar dengan luas cukup besar.
Peta itu menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki sangat sedikit kawasan liar yang belum tersentuh kegiatan industri dan kawasan itu berada di daerah Kalimantan.
Para peneliti menemukan bahwa lebih dari 77 lahan dan 87 persen lautan di permukaan Bumi - tak termasuk Antartika - sudah dimodifikasi oleh manusia demi kepentingan industri.
"Dalam analisis baru ini kami menciptakan sebuah peta global dan menyilangkannya dengan perbatasan-perbatasan negara untuk mengajukan pertanyaan: siapa yang harus bertanggung jawab?" kata James Watson, pemimpin studi itu, kepada The Guardian.
Para peneliti mengatakan bahwa alam liar Bumi yang tersisa bisa diselamatkan hanya jika peta itu diakui dalam kerangka kebijakan internasional.
"Semua negara harus menghentikan industri untuk masuk ke wilayah-wilayah ini," tegas Watson.
Watson juga meminta agar lima negara yang kini menguasai kawasan liar terbesar di Bumi itu untuk bertanggung jawab dan menunjukkan kepemimpinan dengan menghasilkan undang-undang yang melindungi alam, misalnya dengan memberikan insentif bagi perusahaan yang berani tak masuk ke kawasan liar.
Berita Terkait
-
Pasar Kosmetik Indonesia Tembus Rp 34,6 Triliun di Tahun 2025
-
Jakarta IP Market 2025 Digelar: Ambisi RI Jadi Raja Kekayaan Intelektual Asia Tenggara
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Legislator Hingga Pengusaha Khawatir Agenda Asing Hantui Industri Hasil Tembakau
-
Industri Kreatif Indonesia Miliki Potensi Besar, Jakarta IP Market 2025 Siap Digelar
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
Terkini
-
Perdana, Bocoran vivo X Fold6 dan Jadwal Peluncurannya
-
Dari Kasir ke Dashboard: Semua Data Bisnis Kini Mengalir Otomatis dalam Satu Ekosistem Digital
-
30 Kode Redeem FF Terbaru 20 November 2025, Raih Emot dan Skin Groza Gratis
-
HyperOS 3 Hadir dengan 2 Versi: Android 15 dan Android 16 Tapi Ada Fitur yang Hilang, Upgrade?
-
5 HP Foldable dengan Layar Besar, Solusi untuk Produktivitas dan Streaming
-
Keren! Dosen Polines Ajak Petani Demak Bertani Pakai IoT, Wujud Nyata Program Diktisaintek Berdampak
-
23 Kode Redeem FC Mobile 20 November 2025, Dapatkan Paket Glorious 106-113 dan Rank Up
-
Panduan Lengkap Menghubungkan Laptop Windows dan Mac ke Monitor Eksternal, Ini Langkah-langkahnya
-
Baru Rilis, ARC Raiders Kalahkan Battlefield 6 Dua Pekan Beruntun di Steam
-
LG Pastikan TV Lolos Standar Global Lewat 500 Tes Ketat