Suara.com - Pemadaman listrik massal yang melanda wilayah Jabodetabek dan sebagian Jawa Barat pada 4 Agustus lalu melumpuhkan berbagai macam layanan publik, salah satunya jaringan telekomunikasi. Hal ini juga dialami oleh Hutchison Tri Indonesia.
Meski hanya terjadi dalam sehari, namun kerugian finansial yang ditimbulkan akibat blackout PLN tersebut mencapai puluhan miliar rupiah.
“Kerugian secara langsungnya Rp 15 miliar sampai Rp 20 miliar. Itu dua hari. Kalau penurunan traffic, kita kena sekitar 30 persen, itu data, kalau voice mah kita kan memang sudah kecil ya," ungkap Wakil Direktur Hutchison Tri Indonesia Danny Buldansyah di Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Sementara itu, hasil riset yang dikeluarkan OpenSignal mencatat bahwa sinyal Tri tidak hanya tumbang di sekitar daerah terdampak mati listrik massal, tetapi juga meluas ke daerah lainnya, seperti di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, dan beberapa wilayah lainnya.
Bahkan, laporan tersebut juga menyebutkan bahwa pelanggan Tri di Jakarta mengalami efek terbesar, dengan ketersediaan 4G menurun dari rata-rata 90,4 persen menjadi 12,9 persen pada pukul 13.00 WIB.
Menanggapi hasil riset itu, Danny menjelaskan alasan teknisnya. Menurutnya, pemadaman listrik menyerang sistem pusat yang menyebabkan Tri tidak bisa memancarkan jaringan telekomunikasi. Sistem tersebut adalah elemen fundamental yang jika padam akan berdampak pada jaringan di seluruh Indonesia.
“Ada satu atau beberapa network element kita yang terkena langsung, karena mati mendadak gitu kan kadang-kadang langsung glitch rusak. Nah, karena itu kita perlu waktu 2 sampe 2,5 jam buat ganti itu, sayangnya itu adalah sub-sistem yang dipakai untuk nationwide gitu,” jelas Danny.
Agar kejadian serupa tidak terulang kembali, Danny mengatakan bahwa pihaknya bakal menambah cadangan daya listrik di daerah-daerah terpencil yang berpotensi mengalami pemadaman listrik bergilir.
“Kita fokus untuk menyediakan power back up tapi kebanyakan untuk di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Karena memang daya di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi itu agak jelek, yang namanya mati lampu bergiliran itu hampir sepanjang tahun dan makanya kita menyediakan power back up yang mencukupi untuk daerah-daerah itu,” tandasnya.
Baca Juga: Bentuk Tim Investigasi Listrik Padam Massal, Ombudsman: Beda dengan Polri
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Meta Rilis Fitur Akun Khusus Remaja ke Indonesia, Biar Anak Makin Aman Main Facebook
-
Facebook-Instagram Buka Suara soal Wacana Satu Orang Satu Akun Medsos di Indonesia
-
Xiaomi Rilis TWS dan Jam Edisi Emas ke Indonesia, Ini Harganya
-
6 Rekomendasi HP Murah Spek Dewa di Bawah Rp2 Juta, Worth It Banget!
-
Sejarah yang Tersembunyi: Tengkorak 1 Juta Tahun Ungkap Masa Lalu Manusia yang Lebih Rumit
-
Acer Cari Tim Tim DOTA 2 dan Valorant Terbaik Indonesia untuk Predator League 2026, Incar Rp 6,6 M!
-
37 Kode Redeem FF 30 September 2025 Bikin Happy, Klaim Skin dan Bundle Gratis Biar Party
-
Daftar HP Samsung Bisa Pakai Galaxy AI, Edit Foto Jadi Mudah Tanpa Aplikasi
-
4 Virus dan Bakteri yang Bisa Picu Keracunan Makanan, Apa Saja?
-
Harga Xiaomi 15T Pro Tembus Rp 10 Jutaan di Indonesia, Ini Spesifikasinya