Suara.com - Para astronom memperkirakan apa yang akan terjadi pada kehidupan di Bumi ketika kematian Matahari.
Penelitian ini diterbitkan di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.
Tim astronom menghitung bagaimana intensitas angin Matahari akan berevolusi selama lima miliar tahun ke depan, ketika Matahari pada akhirnya kehabisan energi bahan bakar hidrogen.
Angin Matahari saat ini menabrak Bumi dengan kecepatan sekitar 1,6 juta kilometer per jam.
Beruntung, Bumi memiliki perisai magnet yang membelokkan angin Matahari sehingga lebih sedikit angin yang dapat menembus atmosfer Bumi.
Namun, penelitian baru ini menunjukkan bahwa perisai magnet Bumi tidak selamanya kuat, sementara angin Matahari akan semakin kuat saat bintang itu mendekati kematiannya.
Pada saat itu terjadi, angin Matahari akan sangat kuat sehingga mampu mengikis perisai magnet Bumi.
Setelahnya, sebagian besar atmosfer Bumi akan tertiup ke luar angkasa.
Jika hal tersebut terjadi, maka kehidupan apa pun yang berada di Bumi akan musnah.
Baca Juga: Ini Foto Pertama Gerhana Matahari Total, Diambil 170 Tahun Lalu
"Di masa lalu, angin Matahari mengikis atmosfer Mars. Apa yang tidak kami duga adalah bahwa angin Matahari di masa depan dapat merusak planet-planet yang bahkan dilindungi medan magnet," kata Aline Vidotto, astrofisikawan di Trinity College Dublin, Irlandia.
Dilansir dari Space.com, Kamis (29/7/2021), miliaran tahun dari sekarang, Matahari akan kehabisan hidrogen yang memicu reaksi nuklir di intinya.
Tanpa bahan bakar ini, inti Matahari akan mulai berkontraksi di bawah gravitasinya sendiri, sementara lapisan luar bintang mulai mengembang.
Saat atmosfer luar Matahari mengembang, itu akan menembus setiap planet yang dilaluinya.
Menurut NASA, Merkurius dan Venus hampir pasti akan musnah, dan tidak menutup kemungkinan nasib serupa terjadi pada Bumi.
Jika Bumi berhasil bertahan dari kejadian dahsyat tersebut, Bumi akan berada dalam kondisi tata surya yang sangat berbeda dari sekarang.
Dalam studi ini, para ilmuwan mencari tahu seberapa kuat radiasi Matahari dan bisakah magnetosfer Bumi bertahan dari serangan tersebut.
Tim memodelkan angin dari 11 jenis bintang berbeda dengan massa bervariasi dari satu hingga tujuh kali massa Matahari.
Para peneliti menemukan ketika diameter Matahari mengembang menjelang kematiannya, kecepatan, dan kepadatan angin Matahari akan berfluktuasi secara liar, kemudian mengecilkan medan magnet dari setiap planet terdekat.
Satu-satunya cara agar planet itu bisa mempertahankan medan magnetnya.
Sepanjang peristiwa kematian Matahari tersebut adalah jika planet itu memiliki medan magnet 100 kali lebih kuat dari Jupiter saat ini.
Meski begitu, setelah kematian Matahari menjadi bintang katai putih, para ahli memprediksi kemungkinan kehidupan baru dapat muncul setelah Matahari mengerut dan mematikan anginnya.
Berita Terkait
-
Viral! Bulan dan Matahari Merah, Ini Penyebabnya
-
Matahari Tepat di Atas Ka'bah 15-16 Juli, Begini Cara Meluruskan Arah Kiblat
-
Cara Meluruskan Arah Kiblat saat Matahari di Atas Kabah 15 Juli 2021
-
Fenomena Aphelion: Pengertian hingga Dampaknya Bagi Kehidupan di Bumi
-
Paparan Sinar Matahari yang Sehat Turunkan Risiko Kanker Usus Besar
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
34 Kode Redeem FF 17 September 2025, Temukan Outfit Panda hingga Skin Scar Megalodon Alpha
-
Bocoran Spesifikasi PS6, Lebih Kencang 8 Kali Lipat dari PS5!
-
12 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 16 September 2025: Klaim Hadiah, Hadir Son Heung-min dan Kessie
-
iOS 26 Bikin iPhone Panas dan Boros Baterai, Ini Klarifikasi Apple
-
52 Kode Redeem FF Terbaru 16 September 2025, Klaim M1014 Green Flame Draco dan SG2 OPM
-
Cara Mengedit Foto yang Lagi Viral, Buat Miniatur Efek Retro Pakai Gemini AI
-
HP Baru iQOO Muncul di Geekbench: Usung RAM 16 GB dan Dimensity 9500
-
Apple Rencanakan Peluncuran iPhone dan MacBook Baru di Awal 2026?
-
Ubah Foto Biasa Jadi Profesional LinkedIn, Cuma Modal Gemini AI Pakai Prompt Ini!
-
Lapisan Ozon Menuju Pemulihan Penuh, PBB Sebut Bukti Nyata Kemajuan