Suara.com - Bjorka sempat membuat heboh Indonesia setelah melancarkan aksi peretasan dan membocorkan data-data sensitif milik pemerintah. Dampaknya sangat terasa, memicu keraguan besar di masyarakat terhadap keamanan data yang dikelola oleh negara.
Baru-baru ini, Kepolisian Indonesia mengumumkan kabar mengejutkan: sosok yang diklaim sebagai hacker tersebut berhasil ditangkap.
Jauh dari bayangan sosok misterius yang berlindung di balik teknologi canggih, Bjorka yang tertangkap ternyata adalah individu yang sama sekali tidak terduga.
Berikut adalah 5 fakta terbaru di balik penangkapan sosok yang disebut sebagai peretas Bjorka:
1. Ditangkap di Sulawesi Utara: Pelaku Baru Berusia 22 Tahun
Penangkapan sosok yang diidentifikasi sebagai WFT dilakukan oleh pihak kepolisian di wilayah Sulawesi Utara pada tanggal 23 September 2025. Klaim penangkapan ini baru secara resmi diumumkan oleh Polda Metro pada 2 Oktober 2025.
WFT, yang disebut telah beraktivitas sebagai peretas sejak tahun 2020, adalah seorang pemuda yang baru berusia 22 tahun. Ini berarti, saat ia memulai aksinya empat tahun lalu, usianya masih sangat muda, sekitar 17 tahun.
Polisi yakin bahwa WFT adalah sosok di balik nama Bjorka yang selama ini membuat gaduh keamanan data di Indonesia.
2. Jual Data Sensitif dengan Keuntungan Puluhan Juta
Baca Juga: Sebut WFT Penipu, Bjorka Asli Bocorkan Data Pribadi Polri: Anda Cuma Bisa Tangkap Saya dalam Mimpi!
WFT mengaku menjalankan aksinya seorang diri. Ia banyak menjual data di dark web dengan menggunakan nama alias Bjorka—meski beberapa kali sempat mengganti nama untuk menghindari pelacakan.
Data yang dijualnya meliputi data institusi, baik dari dalam maupun luar negeri, serta data sensitif yang seharusnya tidak boleh diakses publik.
Dari aktivitas penjualan data ilegal ini, WFT mengaku bisa mendapatkan uang di kisaran puluhan juta rupiah untuk sekali transaksi.
Sayangnya, hingga kini pihak kepolisian belum memberikan rincian pasti mengenai total kerugian yang diderita negara akibat aksi Bjorka.
3. Belajar Meretas Secara Otodidak, Bukan Lulusan IT
Satu fakta lain yang cukup mencengangkan adalah pengakuan WFT bahwa ia sama sekali tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang Teknologi Informasi (IT). Ia mengaku belajar meretas sepenuhnya secara otodidak dan mulai bermain di dark web sejak tahun 2020.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
7 Rekomendasi Tablet dengan Stylus Pen Murah Cocok untuk Guru
-
Resident Evil Requiem Rilis 2026, Begini Bocoran Campaign dan Gameplay-nya
-
XLSMART Sukses Terapkan Zero Waste di AXIS Nation Cup 2025
-
4 Smartwatch Xiaomi yang Layak Dibeli 2025, Budget Mulai Rp300 Ribuan Aman
-
Update Xiaomi HyperOS November 2025: Atasi Bug dan Perbaikan HP Mati Mendadak
-
Nubia V80 Max Lolos Sertifikasi di Indonesia, Desain Mirip iPhone Lagi?
-
Akselerasi Adopsi AI dan Cloud, Ekosistem Mitra Teknologi di Asia Pasifik Diperkuat Solusi Canggih
-
Game Survival Baru dari Kreator PUBG Telah Tiba, Early Access Dibuka
-
Item GTA 6 Muncul di GTA Online? Petunjuk Baru di Tengah Penantian Panjang
-
Studi Baru Ungkap Lebah Bumblebee Bisa Dilatih Mengenali Kode Morse