- Fenomena cahaya dan dentuman di Cirebon diduga kuat merupakan meteor airburst yang meledak di atmosfer sebelum mencapai daratan.
- BRIN dan BMKG memastikan benda tersebut jatuh ke arah Laut Jawa tanpa menimbulkan korban atau kerusakan signifikan.
- Tidak ada peringatan dini karena ukuran meteoroid terlalu kecil dan teknologi deteksi saat ini belum mampu mengidentifikasinya lebih awal.
Alasan Tidak Ada Peringatan Dini
Situs ini mengungkap beberapa alasan utama kenapa tidak ada peringatan dini atas jatuhnya meteor seperti di Cirebon Oktober 2025 diuraikan sebagai berikut:
1. Ukuran meteoroid terlalu kecil untuk terdeteksi dini
Radar atau teleskop antariksa yang memantau Near Earth Objects (NEO) umumnya hanya mampu mendeteksi benda langit berdiameter puluhan hingga ratusan meter.
Meteor ini berasal dari batuan kecil dengan ukuran hanya beberapa meter atau bahkan kurang.
Benda sekecil ini nyaris mustahil dideteksi jauh-hari karena terlalu redup di luar angkasa.
2. Atmosfer Bumi berfungsi sebagai pelindung alami
Sekitar 100 ton debu kosmik masuk ke atmosfer setiap hari.
Sebagian besar terbakar habis tanpa jejak. Hanya sebagian kecil meteoroid yang cukup besar untuk menghasilkan kilatan terang atau dentuman (disebut bolide atau airburst).
Baca Juga: Netizen Bandingkan Runtuhnya Al Khoziny dan Sampoong: Antara Dibela vs Dipenjara
Fenomena ini terjadi mendadak karena ledakan akibat tekanan atmosfer, sehingga mustahil diprediksi akurat sebelumnya.
3. Teknologi deteksi masih terbatas
Lembaga seperti NASA dengan program Planetary Defense Coordination Office memiliki sistem survei seperti teleskop Pan-STARRS dan Catalina Sky Survey.
Namun jaringan ini lebih fokus pada asteroid besar yang berpotensi membahayakan bumi dalam jangka panjang.
Untuk objek kecil beberapa meter, bahkan instrumen canggih sekalipun hanya bisa mendeteksinya beberapa jam sebelum masuk atmosfer—jika terdeteksi.
4. Kasus meteor airburst sering terjadi tanpa kerusakan
Berita Terkait
-
Klarifikasi Komdigi soal Viral Wacana Balik Nama Jual Beli HP Mirip Motor: Sifatnya Sukarela
-
Fakta-Fakta Hujan Meteor Draconid yang Salah Satunya Jatuh di Cirebon
-
Editan Foto AI Ungkap Perjalanan Luar Biasa Wanita Ini Melawan Kanker Tulang Viral di Media Sosial!
-
Pemilik Ponpes Al Khoziny Bukan Orang Sembarangan, Petinggi Partai Beri Bantuan
-
Viral Cewek Ngamuk Sama Kecerdasan Buatan, Gegara Nggak Bisa Sambungkan Lirik Lagu
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
OpenAI Jadi Perusahaan Swasta Termahal di Dunia
-
Awas, Perangkat Xiaomi Kamu Tidak Akan Pernah Dapat HyperOS 3 jika Ada Ini
-
Itel A100C Diumumkan, Punya Desain Mirip OnePlus 15, Baterai Standby 32 Hari
-
19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Oktober 2025, Banjir Hadiah Pemain OVR 104 dan 108
-
Fakta-fakta Penangkapan 'Bjorka', Polisi Kena Ejek 'Sosok Asli'?
-
Netizen Bandingkan Runtuhnya Al Khoziny dan Sampoong: Antara Dibela vs Dipenjara
-
Viral Gerakan 'Kami Bersama Kiai Al Khoziny': Tuai Pro dan Kontra
-
Spesifikasi Poco M7 yang Masuk Indonesia 10 Oktober, Punya Baterai 7.000 mAh
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terupdate 6 Oktober: Raih Pemain 112-113 dan Hujan Gems
-
DJI Mini 5 Pro, Kamera Osmo Nano, dan Mic 3 Resmi Masuk Indonesia, Ini Harganya