-
Penipuan digital di Indonesia meningkat pesat, menimbulkan kerugian hingga Rp 49 triliun dalam setahun dan memengaruhi mayoritas orang dewasa.
-
Pemulihan kepercayaan digital menuntut kolaborasi antara pemerintah, bisnis, dan masyarakat, serta penggunaan teknologi canggih seperti AI untuk pencegahan.
-
AI berperan ganda: selain dimanfaatkan penjahat siber, juga digunakan oleh perusahaan seperti Google untuk mendeteksi dan mencegah penipuan secara real-time demi keamanan pengguna
Suara.com - Penipuan online digital di Indonesia terus berkembang dan sebagian besar menyerang orang dewasa, dengan total kerugian dalan kurun satu tahu mencapai Rp 49 triliun.
Data ini terungkap dalam laporan "State of Scams in Indonesia" yang diluncurkan Global Anti Scam Alliance (GASA) bekerja sama dengan Mastercard dan Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH).
Reski Damayanti, Ketua GASA Indonesia Chapter dan Chief Legal & Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison, mengatakan, penipuan digital telah merugikan masyarakat di seluruh Indonesia.
Menurutnya, tidak hanya itu tapi juga mengikis kepercayaan, menguras keuangan, dan mengancam keamanan konsumen sehari-hari.
Laporan GASA Indonesia itu mencatatkan, sebanyak dua dari tiga (66 persen) orang dewasa di Indonesia mengalami penipuan dalam setahun terakhir.
Hal ini setara dengan 55 paparan per orang per tahun yang menyebabkan total kerugian mencapai Rp 49 triliun (setara 3,3 miliar Dolar AS), atau rata-rata Rp 1,7 juta per orang dalam 12 bulan terakhir.
Tercatatkan juga sebanyak 35 persen responden menjadi korban penipuan, dan 14 persen mengalami kerugian finansial.
Brian D. Hanley, GASA APAC Director, menegaskan, setiap kasus penipuan di Indonesia memiliki wajah manusia di baliknya.
Dia mencontohkan, seperti orang tua yang kehilangan tabungan, mahasiswa yang takut melaporkan kejahatan, atau pelaku UMKM yang tidak bisa bangkit kembali.
Baca Juga: Awas! Nonton Demon Slayer Gratis Bisa Jadi Jebakan Penjahat Siber!
"Penipuan tidak hanya mengambil uang, tetapi juga kepercayaan antar manusia. Karena itu, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil harus bersatu untuk membangun kembali kepercayaan digital bersama,” ungkapnya.
Reski menambahkan, untuk melindungi publik dan memulihkan kepercayaan, Indonesia perlu memperkuat sistem pencegahan penipuan dengan teknologi canggih seperti AI, didukung kemitraan kuat dan regulasi yang jelas.
"GASA Indonesia dan para anggotanya berkomitmen untuk menciptakan lingkungan digital yang aman, inklusif, dan terpercaya bagi seluruh masyarakat Indonesia, melalui kolaborasi, inovasi, dan tanggung jawab bersama,” jelasnya.
Aileen Goh, Country Manager, Indonesia, Mastercard dan Wakil Ketua GASA Indonesia Chapter, mengungkapkan bahwa pendekatan Mastercard berfokus pada kolaborasi, yakni berbagi intelijen, berinvestasi dalam inovasi, dan membangun hubungan untuk memperkuat ketahanan siber bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Menurutnya, seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital, ancaman penipuan juga meningkat dan menjadi risiko sistemik yang memengaruhi konsumen, bisnis, dan institusi.
"Di Mastercard, kepercayaan adalah fondasi ekonomi digital yang inklusif. Untuk menjaga kepercayaan ini, dibutuhkan lebih dari sekadar teknologi, yaitu aksi kolektif," kata dia.
Berita Terkait
-
Cara Kerja Penjahat Siber Mengeksploitasi Tren Gen Z, Mulai Dari FOMO hingga Fast Fashion
-
Waspadai Resiko Pembuatan Kata Sandi lewat AI
-
Riset: Pelaku Kejahatan Siber Sasar Lembaga Pemerintahan dan Perusahaan Telekomunikasi
-
Cara Menangkis Serangan Ransomware lewat Kamera Pengawas
-
Tips Amankan Data Pribadi, Jangan Sampai Momen Lebaran Hilang!
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November 2025, Dapatkan Pemain OVR 109-113 dan Gems Gratis
-
ChatGPT Go Resmi Diluncurkan Pertama di Asia Tenggara, Gandeng Telkomsel, Bundling Mulai Rp 50.000
-
Tim Cook Janjikan Berbagai Teknologi AI Canggih di Apple Intelligence
-
Xiaomi Sedang Garap HP Redmi dengan Baterai 9.000 mAh
-
ONIC, EVOS, dan AE Main Jam Berapa? Ini Update Jadwal Playoffs MPL ID S16
-
Amazon PHK 14 Ribu Karyawan, Proyek Game Tomb Raider Tak Terdampak
-
MediaTek Kompanio 540: Chipset Khusus Chromebook untuk Pelajar dengan Baterai Awet
-
7 HP Murah RAM 12 GB untuk Gamer Kantong Cekak, Harga Mulai Rp1 Jutaan
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan