-
Ancaman siber global meningkat tajam, terutama serangan berbasis identitas dan pencurian data yang kini mendominasi lebih dari 80% insiden.
-
Indonesia menghadapi risiko tinggi, menempati peringkat ke-12 di Asia Pasifik dengan lonjakan serangan seperti ransomware dan malware Lumma Stealer.
-
AI menjadi pedang bermata dua, dimanfaatkan baik oleh penyerang untuk memperkuat serangan maupun oleh organisasi untuk mempercepat deteksi dan respons keamanan
Penerapan multifactor authentication (MFA) yang tahan akan phishing terbukti mampu mencegah hingga 99 persen serangan jenis ini.
Kemudian, ransomware berevolusi menjadi pemerasan data.
Jika sebelumnya pelaku hanya mengenkripsi sistem, kini mereka juga mencuri data sensitif untuk dijual atau digunakan sebagai alat negosiasi.
Sektor publik seperti rumah sakit, lembaga pendidikan, dan pemerintah daerah menjadi sasaran paling rentan karena keterbatasan sumber daya keamanan.
Lalu, infostealer berperan sebagai akses awal, dimana malware seperti Lumma Stealer kini menjadi pintu masuk baru bagi kejahatan siber.
Infostealer merupakan jenis malware yang mencuri informasi pengguna, termasuk kata sandi, token sesi, atau data pribadi—melalui kampanye malvertising maupun manipulasi hasil pencarian (SEO poisoning).
Ancaman ini berkembang pesat karena kemampuannya mencuri kredensial secara otomatis dan memicu rangkaian serangan lanjutan di kemudian hari.
Tantangan Sekaligus Solusi AI
Kemajuan AI menciptakan paradoks baru dalam keamanan siber.
Baca Juga: Microsoft Dikecam Akibat Fitur Gaming Copilot yang Langgar Privasi
Di satu sisi, pelaku kejahatan memanfaatkan AI untuk mempercepat pencarian kerentanan dan melipatgandakan skala phishing otomatis.
Jumlah ini kini memiliki tingkat keberhasilan 4,5 kali lebih tinggi dibandingkan phishing tradisional, yakni dari 12 persen hingga 54 persen click-through rates.
Namun di sisi lain, AI juga memperkuat barisan pertahanan organisasi.
Melalui Microsoft Sentinel, Security Copilot, dan rangkaian produk di Microsoft Security Store, organisasi kini dapat memanfaatkan agen AI tanpa kode untuk menganalisis miliaran sinyal ancaman setiap harinya, mengotomatiskan deteksi anomali, dan merespons serangan dalam hitungan detik.
Pendekatan ini sejalan dengan Secure Future Initiative (SFI) yang dikembangkan Microsoft, dengan prinsip secure by design, secure by default, dan secure operations, untuk memastikan keamanan menjadi bagian dari DNA setiap produk dan proses.
Berita Terkait
-
Penjualan PS5 Sony Tembus 80 Juta, Tapi Masih Kalah dari Xbox 360 Microsoft
-
Xbox Copilot Hadir di Windows 11! AI Canggih Bisa Bantu Gamer Push Rank
-
Microsoft Buka Peluang Jadi Ahli AI, Tanpa Harus Jago Coding!
-
Solusi Upgrade Windows 10 ke Windows 11 Tanpa Ribet dan Murah
-
Microsoft Kini Jadi Perusahaan Rp 65 Ribu Triliun, Ikuti Jejak Nvidia
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
Terkini
-
Telkomsel dan BARDI Hadirkan Solusi IoT Terpadu: Kendaraan Kini Lebih Aman, Cerdas, dan Terkoneksi
-
Honor 500 Tiru Desain iPhone Air? Ini Bocoran Fitur dan Disebut Jadi Pesaing Oppo Reno 15
-
EA Akui Risiko Penjualan Ratusan Triliun ke Arab Saudi, Pertahankan Kendali Kreatif
-
10 HP Midrange Terkencang Oktober 2025: SoC MediaTek Berkuasa, Seri Realme Neo Nomor Satu
-
Live TikTok Saat Ujian TKA? Aksi Nekat Siswa Ini Bikin Publik Geram
-
Studio Jepang Desak OpenAI Hentikan Penggunaan Konten Anime di Sora 2, Kenapa?
-
47 Kode Redeem FF Terbaru 4 November 2025: Raih Diamond, Evo Gun, dan Item Flame
-
28 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 November: 500 Rank Up dan Pemain 111-113 Menanti
-
Momen Lucu Xi Jinping dan Presiden Korsel: Hadiah HP Xiaomi Disindir Soal Keamanan!
-
Penulis GTA Ungkap Alasan Mengapa Rockstar Membatalkan Game Mata-mata 'Agent'