Suara.com - Jakarta, Kelambanan pemerintah dalam membayar biaya public service obligation (PSO) kepada maskapai Merpati Airlines, dinilai menjadi salah satu penyebab perusahaan ini bangkrut.
"Merpati, ini kan melayani yang sifatnya PSO dari Kementerian Perhubungan, tapi pembayarannya tidak lancar-lancar," kata pengamat BUMN Sunarsip dalam acara diskusi bertema "Sayap Merpati Patah" di restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/2/2014).
Karena pembayarannya terlambat, kata Sunarsip, cash flow Merpati pun terganggu dan buruk.
Dia menyebutkan PT Pelni dan PT KAI pun mengalami proses pembayaran yang sama dengan Merpati. "Sehingga BUMN pelaksana PSO di daerah-daerah khususnya yang melayani remote area, berdarah-darah," kata Sunarsip.
Menanggapi pandangan tersebut, Dirjen Perhubungan Udara Herry Bhakti menjelaskan bahwa di dunia penerbangan tidak ada istilah atau alokasi dana PSO.
"Beda dengan Pelni dan KAI, di penerbangan yang ada itu subsidi, yang ditenderkan kepada BUMN maupun swasta, yang dananya rata-rata sebesar Rp 300 miliar per tahun," kata Herry.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Shell Akan Kembali Garap 5 Blok Migas Indonesia
-
Dukung Asta Cita, BRI Dorong Pertumbuhan Inklusif lewat Penyaluran KUR Senilai Rp147,2 Triliun
-
Impor Pertalite Capai 60 persen dari Kebutuhan 39 Juta kl per Tahun
-
Apindo Nilai Janji 19 Juta Lapangan Kerja dari Prabowo Tidak Realistis
-
CORE: Ekonomi Indonesia 2026 Resilien, Tapi Akselerasi Tertahan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
Menkeu Purbaya Puji Bahlil: Cepat Ambil Keputusan, Saya Ikut
-
Pengusaha Kakao Lokal Minta Insentif ke Pemerintah, Suku Bunga Bisa Tembus 12%
-
7 Kontroversi Bandara Morowali: Diresmikan Jokowi, Punya 'Kedaulatan' Sendiri?