Suara.com - Kementerian Keuangan menggandeng Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan untuk memantau utang luar negeri swasta. Berdasarkan data BI, Debt Service Ratio (DSR) kuartal IV-2013 utang luar negeri mencapai 52,7 persen atau meningkat bila dibandingkan dengan DSR kuartal III-2013 yang sebesar 39,10 persen. DSR sepanjang 2013 sendiri tercatat sebesar 42,7 persen.
Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengatakan, kerjasa sama dengan BI dan OJK merupakan bentuk perhatian pemerintah atas pertumbuhan utang luar negeri swasta yang melonjak cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir.
“Intinya ini harusnya menjadi penguat bagi kita untuk komunikasi yang lebih baik. Tidak hanya Kementerian Keuangan, BI, tetapi juga OJK,” kata Anny, seperti dilansir laman Setkab.go.id.
Posisi utang luar negeri swasta non-bank mengalami lonjakan yang cukup signifikan dari 103,2 miliar dolar Amerika menjadi 116,4 miliar dolar Amerika pada akhir 2013. Utang luar negeri Bank Sentral juga mengalami penurunan dari posisi 9,9 miliar dolar Amerika pada akhir 2012 turun menjadi 9,2 miliar dolar Amerika pada akhir 2013. Kenaikan justru terjadi pada kelompok Swasta non-bank yang meningkat dari 23 miliar dolar Amerika pada 2012 naik menjadi 24 miliar dolar Amerika pada akhir 2013.
Sebelumnya, Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah sudah mengingatkan, meskipun secara agregat, rasio utang masih relatif rendah apabila dibandingkan dengan sejumlah negara di ASEAN dan emerging market lain, namun pertumbuhan utang luar negeri swasta perlu dicermati.
“Pemerintah dan Bank Indonesia akan terus mengelola utang luar negeri Indonesia dalam batas yang aman sehingga tidak membahayakan fundamental ekonomi yang telah terbangun kuat selama ini,” jelas Firmanzah.
Berita Terkait
-
Kapitalisasi Pasar Modal Indonesia Capai Rp 15.000 Triliun
-
Cadangan Devisa Indonesia Makin Menipis Tembus Rp 2.469 Triliun
-
OJK: Peluang Kecanggihan Teknologi Infomasi di Industri Keuangan, Apa Untungnya?
-
Daftar Pinjol Ilegal Oktober 2025: Ini Cara Cek Izin Pinjaman di OJK
-
Jangan Sampai Jadi Korban Berikutnya! Kenali 7 Ciri Investasi Bodong dari Akun Centang Biru
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Saham-saham Prajogo Pangestu Paling Banyak Diburu! Cek Prediksi IHSG Hari Ini
-
Pertamina Klaim Masih Negosiasi dengan SPBU Swasta soal Pembelian BBM
-
Bahlil: BBM Wajib Dicampur Etanol 10 Persen
-
Didesak Beli BBM Pertamina, BP-AKR: Yang Terpenting Kualitas
-
BPKH Buka Lowongan Kerja Asisten Manajer, Gajinya Capai Rp 10 Jutaan?
-
Menkeu Purbaya: Jangan Sampai, Saya Kasih Duit Malah Panik!
-
Purbaya Kasih Deadline Serap Anggaran MBG Oktober: Enggak Terpakai Saya Ambil Uangnya
-
BKPM Dorong Danantara Garap Proyek Carbon Capture and Storage
-
Mengenal Kalla Group: Warisan Ayah Jusuf Kalla yang Menjadi Raksasa Bisnis Keluarga dan Nasional
-
Uang Primer Tumbuh 18,6 Persen, Apa Penyebabnya?