Suara.com - Pemanasan global akan membuat produksi tanaman berkurang hingga 2 persen dalam satu dekade. Selain itu, kerugian yang ditimbulkan akibat pemanasan global bisa mencapai 1,45 triliun dolar Amerika atau sekitar Rp16.000 triliun.
Data itu terungkap dari dokumen yang dikeluarkan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menjelang pertemuan Intergovernment Panel on Climate Change (IPCC) di Jepang, bulan depan. Itu merupakan pertemuan ketiga sejak 2007.
Pada pertemuan itu, dibahas gambaran tentang penyebab dan dampak pemanasan global serta opsi yang bisa diambil untuk menghadapinya. Koran Yomiuri Shimbun membeberkan secara rinci dokumen yang akan dipresentasikan di forum IPCC tersebut.
Berdasarkan dokumen itu, apabila temperature global naik 2,5 derajat Celcius maka Produk Domestik Bruto dunia akan anjlok 0,2 persen hingga 2 persen. Jumlah itu sama dengan 147 miliar dolar Amerika atau sekitar Rp1,7 triliun hingga 1,45 triliun dolar Amerika atau sekitar Rp16.000 triliun.
Kalkulasi itu berdasarkan total Produk Domestik Bruto dunia pada 2012. Produksi tanaman dunia akan turun hingga 2 persen setiap dekade karena pola hujan yang berubah dan kekeringan yang melanda lahan pertanian. Permintaan untuk makanan juga meningkat sekitar 14 persen.
Dampak lain dari pemanasan global adalah hilangnya lahan hingga naiknya permukaan air laut yang memaksa ratusan juta orang migrasi dari area pantai di negara yang paling rentan seperti Asia Tenggara, Asia Timur dan Asia Selatan.
Dokumen yang akan dikaji pada pertemuan 25-29 Maret di Yokohama itu juga menganjurkan langkah mitigasi untuk mengurangi kerentanan lingkungan terhadap perubahan iklim seperti proyek perlindungan terhadap banjir dan penelitian untuk mencegah penyakit yang berbahaya. Dokumen itu juga menulis, manusia adalah penyebab utama dari pemanasan global dan memprediksi temperature akan naik 0,3 hingga 4,8 derajat Celcius. (AFP/CNA)
Berita Terkait
-
Fosil Iklim Ungkap Fakta Mengejutkan: Pemanasan Global Terburuk Justru Belum Dimulai!
-
PBB Ingatkan: Meski Ada La Nina, Krisis Iklim Tak Bisa Dibendung Tanpa Aksi Manusia
-
300 Juta Orang Terpapar Panas Ekstrem, Deforestasi Jadi Pemicu Utama
-
Meski Lapisan Ozon Normal, Mengapa Pemanasan Global Justru Memburuk?
-
Bukan Isapan Jempol! AHY Sebut Krisis Iklim Ancaman Nyata yang Sudah Terjadi
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Pelatihan Gratis Perawat Lansia: KemenPPPA Kirim Caregiver ke Singapura, Gaji Dua Digit
-
Lowongan Kerja Freeport September 2025 dan Gaji Fantastis Penempatan Smelter Gresik
-
PANI Siapkan Proyek Ambisius di Tepi Laut Untuk Investasi Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Naik Kelas Bersama BRI, UMKM Fashion Asal Bandung Ini Tembus Pasar Internasional
-
Apa Itu Co Living? Tren Gaya Hidup Baru Anak Muda
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang