Suara.com - Partai politik pemenang pemilu diminta untuk menjadikan sektor energy sebagai prioritas. Direktur Eksekutif Indonesian Resourcess Studies (IRESS) Marwan Batubara mengatakan, Indonesia sudah berada dalam tahap krisis energi.
Pertumbuhan permintaan terhadap energi jauh lebih besar dari produksi. Karena itu, parpol pemenang pemilu harus berani untuk mengurangi subsidi BBM dan mengalihkan untuk pengembangan energi alternatif atau gas.
“Saat ini, permintaan terhadap energi naik 8 persen sedangkan angka produksi tidak pernah bertambah. Jarak yang semakin lebar antara pertumbuhan permintaan dengan produksi akan memicu defisit keuangan negara dan apabila masalah ini tidak segera diselesaikan berpotensi menimbulkan krisis ekonomi,” kata Marwan ketika dihubungi suara.com, Kamis (10/4/2014) melalui sambungan telepon.
Marwan mengatakan, selama ini pemerintah masih terlalu besar untuk mengalokasikan dana subsidi BBM. Padahal, dana tersebut seharusnya bisa digunakan untuk hal yang lebih produktif. Contohnya, kata Marwan, mengembangkan energi terbarukan atau bahan bakar gas.
Selama ini, masyarakat diminta untuk menggunakan energi alternatif tapi tidak pernah ada subsidi yang diberikan untuk mengembangkan energi aternatif. Karena itu, Marwan berharap partai politik pemenang pemilu akan mengubah pola penanganan di sektor energi.
“Jangan hanya sekadar menaikkan BBM, karena itu akan menjadi isu politik padahal ini adalah masalah ketahanan energi. Saya mendukung pemberian subsidi kepada orang dan bukan dalam bentuk benda seperti subsidi BBM yang selama ini diterapkan. Karena itu, perlu dilanjutkan program Single Identity Card sehingga orang miskin lah yang akan menerima subsidi,” ujarnya.
Berdasarkan hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survey PDI Perjuangan menjadi peraih suara terbanyak dalam pemilu legislatif dengan 19 persen suara, disusul Partai Golkar dengan 15 persen dan Partai Gerinda 11 persen serta Partai Demokrat 9 persen.
Berita Terkait
-
Menkeu Purbaya Ungkap Harga Asli Pertalite dan Gas LPG 3 Kg Tanpa Subsidi, Anda Cuma Bayar Segini!
-
MK Lanjutkan Sengketa Pilkada Papua dan Barito Utara ke Tahap Pembuktian
-
Siap-siap Dana Perjalanan Bengkak, Anggaran Subsidi BBM Menipis di 2026
-
Prabowo Masih Anggarkan Subsidi Listrik hingga BBM di 2026
-
Listrik Jadi Juru Selamat? INDEF Ungkap Cara RI Lepas dari Jeratan Impor BBM
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
Terkini
-
Purbaya Kasih Deadline Serap Anggaran MBG Oktober: Enggak Terpakai Saya Ambil Uangnya
-
BKPM Dorong Danantara Garap Proyek Carbon Capture and Storage
-
Mengenal Kalla Group: Warisan Ayah Jusuf Kalla yang Menjadi Raksasa Bisnis Keluarga dan Nasional
-
Uang Primer Tumbuh 18,6 Persen, Apa Penyebabnya?
-
IHSG Sempat Cetak Rekor Level Tertinggi 8.200, Ternyata Ini Sentimennya
-
Harga Mati! ESDM Tetap Sarankan Shell Cs Beli BBM Murni dari Pertamina Hingga Akhir Tahun
-
Apa Itu XAUUSD dan Pengaruhnya Terhadap Harga Emas
-
Kementerian BUMN Berubah Jadi BP BUMN, Gaji ASN dan PPPK Turun?
-
Utang Krakatau Steel Susut Lebih Cepat, Setelah Restrukturisasi Disetujui
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!