Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 5,12% pada kuartal II-2014. Dalam jangka waktu dari tahunan atau year on year (yoy), pertumbuhan itu merupakan yang terendah sejak 2009.
Deputi Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, Indonesia pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4 persen.
“Ketika itu, Indonesia dalam pengaruh krisis ekonomi global. Setelah tahun 2009, perekonomian Indonesia pulih dan mampu mencetak pertumbuhan di atas 6%. Namun, kembali melambat memasuki tahun 2013 dengan pertumbuhan mencapai 5,78%. Secara yoy, pertumbuhan ekonomi triwilan kedua 2014 ini terendah sejak 2009," ungkap Suhariyanto, di kantor pusat BPS, Jakarta, Selasa (5/8/2014).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri memprediksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 berada pada kisaran 5,3 persen, yang didukung oleh membaiknya konsumsi rumah tangga.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2014 hanya mencapai 5,21 persen, atau cenderung melambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2013 yang tercatat sebesar 5,78 persen. Pemerintah menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi 2014 dalam APBN-Perubahan sebesar 5,5 persen.
Pemerintah memberikan kisaran asumsi pertumbuhan ekonomi pada 2015 sebesar 5,5 - 6,0 persen, dengan perkiraan kondisi perekonomian global tahun depan membaik, yang akan memperbaiki kinerja ekspor nasional dan memberikan kepercayaan atas peluang investasi di Indonesia.
Saat ini, pemerintah sedang menyiapkan rancangan teknokratif RPJMN 2015-2019, dengan sasaran utama Indonesia terbebas dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap) dan menjadi negara maju dengan target pertumbuhan ekonomi 6-8 persen per tahun.
Berita Terkait
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Capai 3% Buntut Penurunan Suku Bunga The Fed
-
Pemulihan Bencana Sumatra Telan Rp 60 T, Purbaya Pastikan Tak Ganggu Pertumbuhan Ekonomi RI
-
Negosiasi Tarif Dagang dengan AS Terancam Gagal, Apa yang Terjadi?
-
Pemerintah Diminta Tak Terbitkan Kebijakan Rokok yang Rugikan Banyak Pihak
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar