Suara.com - Ketidakjelasan kebijakan dan sepak terjang Kementerian Perumahan Rakyat saat ini membuat sebagian kalangan mempertanyakan apakah posisi Kementerian ini masih harus dipertahankan.
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda mengatakan, program-program kementerian banyak menjadi gunjingan di kalangan pelaku pasar dan bisnis properti dan perumahan karena dianggap kontraproduktif dengan kondisi pasar yang ada.
“Melihat lebih jauh peran Menpera saat ini hampir dapat dikatakan tidak ada program atau kebijakan strategis yang dapat dilaksanakan sampai sejauh ini. Program untuk merumahkan rakyat melalui program FLPP tidak juga memperlihatkan penyerapan yang baik, program hunian perkotaan melalui istilah Rusunami pun tidak kunjung dapat direalisasikan dengan baik, penetapan penghapusan PPn untuk harga RST (Rumah Sederhana Tapak) yang dikhususkan untuk MBR pun seakan-akan tidak memperlihatkan koordinasi yang baik antara Kemenpera dan Kementrian Keuangan,” kata Ali dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (16/8/2014).
Dari semua permasalahan yang ada terdapat kata kunci yang membuat Kemenpera sulit bergerak. Kata kunci tersebut adalah koordinasi dan sosialisasi. Kata Ali, program perumahan rakyat yang ada saat ini tidak terkoordinasi dengan baik dengan beberapa kementerian yang ada di mana seharusnya dalam penyelesaian program perumahan rakyat banyak pihak yang terkait mulai dari Pemerintah Daerah dibawah Kemendagri, Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial, Kementerian Tenaga Kerja, dan lain-lain.
“Unsur tanah yang menjadi penentu penyediaan rumah rakyat terletak di wilayah pemerintah daerah yang tidak berada di bawah Kemenpera sehingga masalah koordinasi tidak berjalan dengan baik. Masalah gagalnya rusunami dan hunian berimbang merupakan gambaran buruknya koordinasi yang saat ini ada antara Pemda setempat dengan Kemenpera. Hal ini diperburuk lagi dengan kurangnya sosialisasi program yang ada kepada Pemda yang ada,” ujarnya.
Ali mengungkapkan, program-program pemerintah tidak dapat berjalan karena tidak ada lembaga yang dapat melakukan fungsi koordinasi sekaligus eksekutor di lapangan. Masalah itu, ujarnya, seharusnya dapat teratasi dengan dibentuknya Badan Pelaksana Perumahan yang telah diamanatkan oleh UU No. 1 PKP tahun 2011.
Namun sampai saat ini pemerintah seakan tidak melihat hal ini yang seharusnya menjadi sangat strategis.
Tidak hanya sebagai eksekutor namunj uga sebagai salah satu instrumen pengendali harga tanah agar harga tanah untuk penyediaan rumah rakyat dapat dipenuhi melalui bank tanah yang mekanisme termasuk dalam program Badan Pelaksana Perumahan ini.
"Karena itu, untuk pemerintahan yang akan datang perlu dipertimbangkan Badan Pelaksana Perumahan yang akan bertandem dengan Kementerian Perumahan Rakyat sebagai regulator,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Sempat ke Level Tertinggi, IHSG Terus Meroket Hingga Akhir Perdagangan Gara-gara Indeks MSCI
-
RI Kedatangan BBM Ramah Lingkungan Baru Bobibos dengan RON 98
-
Hyundai 'Kebelet' Garap Mobil Nasional Prabowo, Menperin Agus: Tunggu Dulu!
-
Pemerintah Akui Kesejahteraan Petani Dibanding Nelayan-Peternak Masih Jomplang
-
Menkeu Sebut Investasi Reksadana Bisa Bikin Cepat Kaya, Begini Panduannya untuk Pemula
-
Tantangan Sektor Pangan Kian Kompleks, Dirut PT Pupuk Indonesia: Inovasi Jadi Kunci
-
Harga Pupuk Subsidi Turun, Zulhas: Pupuk Indonesia Bisa Bangun Satu Pabrik Setiap Tahun
-
Rupiah Akhirnya Perkasa Hari Ini Setelah 3 Hari Meloyo
-
Pabrik New Ethylene Project Diresmikan, Bahlil : Kita Tak Perlu Lagi Impor!
-
Pemerintah Bongkar Penyelundupan Turunan CPO di Priok, Kerugian Negara Capai Miliaran Rupiah