Suara.com - Pada 1995, mantan guru dari Cina bernama Jack Ma berkunjung ke Amerika Serikat untuk kali pertama. Ketika itu, Ma baru saja memulai bisnis penterjemah. Saat berada di Amerika dalam rangka bisnis penerjemahaan, sahabat Ma melihatnya di internet.
Sahabat Ma itu menceritakan semuanya tentang internet. Ma tertarik dengan internet dan mulai mencari bir. Tidak ada bir Cina yang muncul dari pencarian di internet. Bahkan, hampir tidak ada sesuatu berbau Cina yang muncul di internet.
Ketika kembali ke Cina, Ma memutuskan untuk mendirikan China Pages, yang berisi kumpulan daftar perusahaan Cina dan bisa disebut sebagai bisnis internet pertama di Cina.
China Pages gagal total. Tetapi empat tahun kemudian, Ma meraih sukses di bisnis internet lewat perusahaan keduanya yang diberi nama Alibaba. Sejumlah analis memprediksi nilai perusahaan yang bergerak di bisnis perdagangan online itu mencapai 168 miliar dolar Amerika.
Ma berjuang dari nol untuk membesarkan Alibaba. Pada pertengahan 2000-an, sejumlah wartawan menyebutnya Crazy Jack karena gayanya dalam berbicara serta cita-citanya membawa Alibaba mengalahkan e-Bay, perusahaan e-commerce yang sudah lebih dulu mapan.
Ma berasal dari keluarga yang hidup biasa di Shanghai Cina. Kedua orangtuanya bekerja sebagai ping tan yaitu seseorang yang menyampaikan cerita sambil bernyanyi.
“Saya kurus waktu kecil tetapi saya seorang petarung hebat. Saya tidak takut menghadapi lawan yang fisiknya lebih besar dari saya,” ujarnya.
Ma mempunyai hobi mendatangi hotel di dekat rumahnya agar bisa bertemu dengan banyak orang dan belajar bahasa Inggris. Dia juga membeli radio untuk mendengarkan siaran dalam bahasa Inggris setiap hari. Meski punya kelebihan dalam belajar bahasa, Ma sangat lemah dalam bidang matematika.
Dia harus beberapa kali mengikuti ujian ulangan sebelum lulus dari Hangzhou Teacher Institute pada 1988. Setelah lulus, Ma sempat ditolak bekerja di sejumlah perusahaan, termasuk menjadi manajer di rumah makan cepat saji Kentucky Fried Chicken.
Akhirnya, dia memutuskan untuk menjadi guru bahasa Inggris dengan bayaran 12 dolar Amerika per bulan. Honor 12 dolar Amerika per bulan bukan jumlah yang besar. Namun, kemampuannya berbahasa Inggris itulah yang membawa Ma ke Amerika dan membuka usaha terjemahan. Ketika internet mulai “booming” pada 1999, Ma mengajak 17 orang temannya untuk membentuk sebuah laman online khusus untuk jual-beli.
Laman itu diberi nama Alibaba.com di mana eksportir bisa memasang daftar produknya sehingga bisa dilihat oleh calon pembeli. Alibaba.com mulai mencuri perhatian dunia. Pada Oktober 2009, perusahaan itu mendapatkan dana 5 juta dolar Amerika dari Goldman Sachs dan 20 juta dolar Amerika dari SoftBank, perusahaan telekomunikasi Jepang yang berinvestasi di perusahaan-perusahaan teknologi.
Ma mempunyai cara tersendiri memotivasi anak buahnya agar bisa meraih sukses.
“Kami akan berhasil karena kami muda dan tidak pernah menyerah. Kami adalah perusahaan kecil yang siap bersaing dengan perusahaan raksasa,” katanya.
Kini, Jack Ma adalah orang terkaya di Cina dengan jumlah kekayaan 21,8 miliar dolar Amerika. Ma bukan lagi CEO Alibaba.com sejak 2013 lalu. Tetapi, dia masih tetap menjadi wajah dari Alibaba.com. Ma menuliskan rahasia suksesnya dalam bisnis e-commerce:
“Kami tahu bahwa kami bisa bertahan bukan karena strategi yang brilian atau karena eksekusi yang sempurna, tetapi karena selama 15 tahun kami menjalankan misi untuk membuat bisnis menjadi lebih mudah di seluruh dunia. Karena kami bersikeras menerapkan sistem nilai “pelanggan yang lebih utama”, karena kami percaya dengan masa depan dan karena kami yakin orang biasa bisa melakukan hal-hal yang luar biasa.” (Businessinsider.com)
Berita Terkait
-
Geser Posisi Pendiri Alibaba Jack Ma, Bos Labubu Jadi Orang Terkaya di China
-
Goodbye Risiko Data! Alibaba Cloud Hadirkan Platform AI Generatif Aman untuk Dua Industri Ini!
-
Alibaba AI Quark, Kacamata Pintar dari China Pesaing Ray Ban Meta
-
Telkomsigma Gandeng Alibaba Cloud Selenggarakan Event Women in Tech
-
Alibaba Cloud Meluncurkan Pusat Data Baru dan Pusat Kompetensi Global AI
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
Terkini
-
Airlangga Dorong Semua Orang Punya Rekening Bank, Biar Dapat Bansos
-
Bahlil Akui Bahas Tambang dengan Muhammadiyah: Sedikit Saja
-
Kinerja Kementan Bikin Publik Optimis Pangan Nasional Aman, Swasembada di Depan Mata
-
Litbang Kompas: Masyarakat Puas dengan Kinerja Kementan, Produksi Meningkat, Stok Beras Berlimpah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi pada Perdagangan Pekan Ini, Apa Pemicunya?
-
Air Minum Bersih untuk Semua: Menjawab Tantangan dan Menangkap Peluang Lewat Waralaba Inklusif
-
Airlangga: Stimulus Ekonomi Baru Diumumkan Oktober, Untuk Dongkrak Daya Beli
-
Berdasar Survei Litbang Kompas, 71,5 Persen Publik Puas dengan Kinerja Kementan
-
Belajar Kasus Mahar 3 M Kakek Tarman Pacitan, Ini Cara Mengetahui Cek Bank Asli atau Palsu
-
BPJS Ketenagakerjaan Dukung Penguatan Ekosistem Pekerja Kreatif di Konferensi Musik Indonesia 2025