Suara.com - Daya saing global atau Global Competitiveness Index Indonesia melompat cukup drastis sebagaimana rilis World Economy Forum (WEF) melalui portalnya https://www.weforum.org. Lonjakan daya saing ini merupakan refleksi dari semakin membaiknya kinerja perekonomian nasional terutama ketika ekonomi dunia mengalami perlambatan.
Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah mengatakan, Lonjakan kenaikan daya saing global Indonesia ini merupakan hasil sejumlah program pembangunan yang telah dan sementara berjalan saat ini.
Posisi Indonesia kini menempati peringkat 34 dari 144 negara, atau naik 4 tingkat dari posisi sebelumnya 38 (tahun 2013-2014), dan jauh melompat dibanding posisi 2012-2013 yang berada di ranking ke-50.
Ia menyebutkan, pembangunan sektor infratsruktur dalam lima tahun terkahir menjadi prioritas utama pemerintah untuk memperkuat daya saing nasional. Percepatan pembangunan infratsruktur ini ditopang oleh proram MP3EI dengan mengedepankan konektivitas nasional pada 6 koridor ekonomi.
Selain pembangunan infrastruktur, menurut Firmanzah, pemerintah juga terus mendorong kebijakan industrialisasi dan hilirisaisi yang diharapkan dapat mendorong nilai tambah bagi aktivitas ekonomi nasional, sekaligus ditargetkan dapat menjadi mesin perekonomian masa depan yang mampu menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia melalui tersedianya lapangan kerja, peningkatan daya beli rumah tangga, dan bergeraknya ekonomi di luar Pulau Jawa.
Firmanzah mengemukakan, tren peningkatan daya saing global Indonesia sudah terjadi dalam lima tahun terakhir. Ia menguraikan, pada 2009-2010, ranking Indonesia berada pada peringkat ke-54, lalu naik ke posisi 50 pada 2012-2013, naik lagi ke posisi 38 pada 2013-2014, dan kini di posisi 34 pada 2014-2015.
“Jadi sejak 2009 lalu, daya saing global Indonesia naik 20 peringkat, dari posisi ke 54 ke posisi nomor 34,” ujar Firmanzah, seperti dilansir laman Setkab.go.id, Kamis (18/9/2014).
Indonesia mengungguli negara-negara seperti Spanyol (35), Portugal (36), Turki (45), Brasil (57), Meksiko (61), India (71), Italia (49),Turki (45), Afrika Selatan (56), Brasil (57), dan Meksiko (71) yang justru mengalami penurunan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur