Suara.com - Tingginya suku bunga domestik saat ini semakin mendorong penguasaan asing atas aset bangsa. Pengamat Ekonomi dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Agus Tony Poputra meminta pemerintah untuk segera menurunkan tingkat suku bunga sebagai upaya mengendalikan penguasaan asing tersebut.
“Pemerintah harus segera menurunkan tingkat suku bunga, supaya kepemilikan asing atas aset bangsa tidak bertambah,” ujar dia, dalam keterangan tertulis yang diterima suara.com, Minggu, (26/10/2014).
Ia menjelaskan, pembangunan berkualitas adalah pembangunan yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat secara luas dengan rakyat sebagai penguasa utama atas aset nasional. Dan investasi asing hanya menjadi pelengkap bukan mendominasi penguasaan aset Indonesia. Namun faktanya, kata dia, peningkatan kesejahteraan rakyat masih berjalan lambat. Disisi lain, ucap dia, semakin banyak aset nasional dikuasai asing dan rakyat hanya menjadi buruh dengan mengais dari sisa-sisa aktivitas investor asing.
Hal itu, ungkap Agus, terlihat dari data investasi yang dicatat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pada tahun 2013, investasi asing sebesar 28,62 miliar dolar Amerika atau setara Rp299,2 triliun. Sementara itu, investasi domestik hanya senilai Rp128,15 triliun.
“Ketimpangan investasi ini terjadi dari tahun ke tahun dan semakin mendalam. Sehingga ke depan semakin mengancam kedaulatan ekonomi Indonesia,” terang Agus.
Menurut Agus, salah satu penyebab rendahnya investasi domestik adalah akibat tingginya suku bunga kredit di Indonesia, utamanya pada beberapa tahun terakhir. Tingginya suku bunga, lanjut dia, juga menjadi penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Di pihak lain, investor asing dapat memperoleh dana murah dari luar negeri. Bahkan ada juga investor asing yang tidak bonafid yang mencari surat persetujuan investasi pemerintah di Indonesia kemudian digunakan sebagai garansi untuk mencari modal di luar.
“Akibatnya, banyak investasi asing di Indonesia yang “abal-abal,” bahkan kegiatannya sering mencuri sumber daya Indonesia, terutama pada sektor pertambangan. Termasuk usaha kecil dan menengah (UKM) dari negara-negara Asean lain dapat menguasai bidang usaha yang selama ini dikuasai UKM Indonesia dengan memanfaatkan keuntungan suku bunga pinjaman mereka yang lebih rendah,” ungkap Agus.
Berita Terkait
-
Investasi Properti Australia: Kontribusi Investor Indonesia Mencapai AUD100 Juta
-
Investasi Makin Mudah, BNI Tawarkan ORI028 Lewat wondr by BNI
-
Rosan: Butuh Investasi Rp 13 Triliun Agar Ekonomi Tumbuh 8 Persen di 2029
-
Investasi Bikin Deg-degan? Taklukkan Pasar Modal di ISTC 2025 dan Raih Hadiah 20 Juta!
-
Pemerintah Sedang Negosiasi Restrukturisasi Utang Kereta Cepat dengan China
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
Terkini
-
Pembobolan Rp 70 Miliar di RDN BCA Akibat Serangan Siber, Pihak Ini Tanggung Kerugian Nasabah
-
Bahlil: Biodiesel Bikin Devisa Negara Hemat 40,71 miliar Dolar AS
-
Bahlil: Impor Minyak 1 Juta Barel per Hari Bikin Devisa Negara 'Bocor' Rp 776 Triliun per Tahun
-
Lewat NextDev, Telkomsel Cetak Technopreneurs Unggul dengan Kurikulum Inovasi Berbasis AI
-
Percepat Swasembada Pangan, Mentan Pastikan Indonesia Siap Hentikan Impor Beras
-
OJK: Kerugian Akibat Scam Tembus Rp 6,1 Triliun
-
Izin 190 Perusahaan Tambang Dibekukan, Bahlil: Hutan Rusak, Siapa Tanggung Jawab?
-
Naik 15,6 Persen, Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Tembus 7,7 Juta Periode Juli-September
-
PP 39/2025 Terbit, Pemerintah Prioritaskan Stok Batu Bara untuk BUMN Energi dan Industri Strategis
-
Sempat ke Level Tertinggi, IHSG Akhirnya Ditutup Menguat Didorong Keperkasaan Rupiah