Suara.com - Peremajaan lingkungan kumuh menjadi salah satu entry point untuk dapat menyelesaikan masalah perumahan di DKI Jakarta. Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda mengatakan, revitalisasi waduk yang dilakukan Pemprov DKI yang dilakukan dengan pengembangan rusunawa di atasnya merupakan terobosan untuk menjadi salah satu alternatif dalam penyediaan hunian bagi masyarakat kota Jakarta.
“Namun sangat disayangkan rusunawa yang disediakan baru hanya untuk sebagian kecil masyarakat dan umumnya masyarakat yang bekerja di sektor informal. Ironisnya rusunawa ini tidak menjangkau kaum komuter yang notabene sebagai karyawan tingkat menengah. Fokus Pemprov DKI Jakarta seharusnya tidak hanya untuk sektor informasi, karena sebenarnya kaum komuter ini yang juga harus mendapat perhatian serius,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (16/1/2015).
Seperti yang diketahui bahwa dengan penduduk Jakarta 10 juta orang dan akan bertambah di siang-sore hari menjadi 12-13 juta. Tambahan ini terjadi karena Jakarta sebagai kota urbanisasi dengan banyaknya kaum pekerja di Jakarta sebagai komuter yang bertempat tinggal di daerah penyangga pinggiran Jakarta. Kaum menengah ‘tanggung’ ini mempunyai dilema dan dapat sewaktu-waktu terjebak dalam jebakan pasar rumah yang ada.
Kata Ali, kaum menengah setingkat manajer dengan penghasilan Rp5-7 juta per bulan pun sulit untuk membeli rumah. Dengan penghasilan tersebut, mereka diperkirakan mempunyai daya cicil Rp1,5-2,5 juta per bulan yang berarti dapat membeli rumah dengan harga Rp300 – 400 juta.
“Daya beli ini belum termasuk kemampuan uang muka yang umumnya menjadi salah satu faktor penghambat untuk dapat merealisasikan pembelian rumahnya. Umumnya mereka juga kesulitan untuk mengumpulkan uang muka. Dengan harga rumah seperti itu, maka tentunya akan sulit untuk mempunyai rumah di wilayah Jabodetabek,” ungkapnya.
Menurut Ali, kalau pun ada maka mereka harus memperhitungkan biaya transportasi setiap harinya untuk bekerja di Jakarta sebagai kaum komuter. Karena lokasi rumah tersebut mempunyai jarak tempuh yang jauh dari tempat mereka kerja di Jakarta. Yang terjadi kemudian adalah mereka tidak menempati rumah yang ada dan dibiarkan kosong dan kembali menyewa hunian di Jakarta. Kaum masyarakat ini akan semakin tinggi dengan harga rumah yang semakin mahal dan pada waktunya sudah tidak dapat membeli rumah lagi meskipun di pinggiran Jakarta.
“Karenanya mind set kaum urban masyarakat Jakarta seharusnya diubah, bila memang tidak sanggup untuk membeli rusunami paling tidak sanggup untuk menyewanya. Namun saat ini Pemprov DKI belum menyiapkan rusunawa untuk kaum pekerja menengah. Kondisi rusunawa yang ada saat ini pun masih jauh dari bagus. Artinya kelas menengah perkotaan ini harus diperhatikan secara serius karena diperkirakan sebanyak 80% lebih masyarakat Jakarta ada di segmen menengah ini yang terjebak antara membeli rumah atau rusunami atau menyewa di rusunawa,” pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Tips dan Cara Memulai Investasi Reksa Dana dari Nol, Aman untuk Pemula!
-
Danantara Janji Kembalikan Layanan Premium Garuda Indonesia
-
Strategi Bibit Jaga Investor Pasar Modal Terhindar dari Investasi Bodong
-
ESDM Ungkap Alasan Sumber Listrik RI Mayoritas dari Batu Bara
-
Program Loyalitas Kolaborasi Citilink dan BCA: Reward BCA Kini Bisa Dikonversi Jadi LinkMiles
-
IHSG Berbalik Loyo di Perdagangan Kamis Sore, Simak Saham-saham yang Cuan
-
COO Danantara Tampik Indofarma Bukan PHK Karyawan, Tapi Restrukturisasi
-
COO Danantara Yakin Garuda Indonesia Bisa Kembali Untung di Kuartal III-2026
-
Panik Uang di ATM Mendadak Hilang? Segera Lakukan 5 Hal Ini
-
Kekayaan Rilke Jeffri Huwae, Dirjen Gakkum yang Dikritik Menteri Bahlil