Suara.com - Pengamat ekonomi dari Universitas Sebelas Maret, Solo, Jawa Tengah, Lukman Hakim, meminta pemerintah segera mengembalikan tahun anggaran negara dan fiskal seperti semula. Pasalnya, selama ini antara tahun anggaran negara dan fiskal tidak sama.
"Sehingga membuat kondisi perekonomian di Indonesia sekarang terus terpuruk. Termasuk anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar," kata Lukman ketika ditemui Suara.com di kantor Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS, Rabu (26/8/2015).
Menurut Lukman tahun anggaran negara saat ini adalah Januari-Desember. Sementara tahun fiskal mulai April-Maret tahun berikutnya. Apabila dilakukan penggerakan ekonomi tidak bisa dilakukan, lantaran tidak anggaran.
Jika tahun anggaran negara dan fiskal disamakan maka akan memudahkan pemerintah melakukan berbagai pembangunan ekonomi, katanya.
"Jadi Januari-Maret itu merupakan tahun pengumpulan surat pemberitahuan tahunan pajak. Kalau ini diterapkan kembali oleh pemerintah, maka Februari tahun berikutnya pemerintah bisa melakukan penggerakan ekonomi," tambah dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Selain itu, lanjut Lukman, permasalahan ekonomi yang dihadapi Indonesia karena antara pemerintah dengan DPR tidak sejalan. Kebijakan-kebijakan yang dibuat tidak sejalan dengan visi dan misi Presiden. Dan ini, kata Lukman, tidak hanya terjadi pada pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Artinya, birokrasi di Indonesia ini harus ada perbaikan. Kalau seperti ini terus siapapun presidennya kondisi perekonomian kita ya tidak akan bisa berubah. Justru sebaliknya, akan semakin terpuruk," kata dia.
Lebih lanjut, Lukman menilai selama 70 tahun Indonesia merdeka belum mampu menciptakan manufaktur yang kuat. Barang-barang yang diproduksi dan diekspor ke luar negeri tidak memiliki nilai tambah. Selain itu, bangsa Indonesia belum bisa beralih dari kebiasaan konsumtif ke produktif. Sehingga pemerintah juga tidak peduli dengan dengan kondisi tersebut.
Sementara itu untuk sektor riil barang hasil produksi yang dijual di dalam negeri lebih mahal dibanding barang impor dari negara lain. Alhasil, tak sedikit masyarakat Indonesia memilih membeli produk luar negeri dibanding dengan produk dalam negeri.
"Belum lagi suku bunga perbankan yang tinggi ini menjadi permasalahan bagi pelaku usaha kita. Bayangkan di negara lain suku bunga itu murah, banyak pelaku usaha di sana sukses mengembangkan produknya," katanya. (Labib Zamani)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya