Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakin Indonesia mampu menghadapi tantangan pelemahan ekonomi global dengan sikap tenang, selalu optimis dan kerja keras.
"Meski terkena dampak pelemahan ekonomi global, situasi keamanan dan politik Indonesia semakin kondusif. Untuk itu, pesan ini harus sampai kepada para pelaku usaha dan seluruh rakyat Indonesia," ujar Presiden Jokowi pada pertemuan makan siang dengan Rektor Perguruan Tinggi se-Indonesia, di Istana Negara, Kamis (10/9/2015).
Pada pertemuan yang dihadiri oleh 23 Rektor Perguruan Tinggi Negeri antara lain Ketua Forum Rektor serta Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri, Presiden meyampaikan bahwa seluruh indikator ekonomi saat ini masih lebih baik dibandingkan masa krisis 1998 dan 2008.
Akan tetapi, diperlukan kerja keras untuk menggerakkan ekonomi nasional, tegas Presiden.
Dalam kesempatan itu, presiden yang didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki dan Staf Khusus Presiden, menyampaikan bahwa pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk menggerakkan sektor riil dan meningkatkan daya serap anggaran, selain juga mendorong penyerapan dana desa untuk kegiatan padat karya.
Selain itu, pemerintah juga telah melakukan percepatan realisasi proyek-proyek infrastruktur seperti bendungan, saluran irigasi, pembangkit listrik, jalan tol, dan pelabuhan.
Mengenai penyerapan anggaran, Presiden Jokowi secara khusus menyinggung bahwa rendahnya penyerapan anggaran salah satunya disebabkan karena pengguna anggaran sangat berhati-hati akibat khawatir dikriminalisasi.
Di samping itu, rendahnya penyerapan anggaran juga karena banyaknya aturan yang tumpang tindih.
Untuk itu, Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana dalam keterangan persnya menyatakan bahwa presiden menekankan pentingnya dilakukan deregulasi aturan-aturan yang menghambat proses percepatan laju perekonomian nasional.
Beberapa poin penting yang disampaikan oleh para rektor kepada Presiden pada pertemuan kali ini antara lain, perlunya regulasi pada peraturan yang mengatur perguruan tinggi, sehingga Kementerian Ristek dan Dikti diharapkan mampu memainkan peran fasilitatif.
Deregulasi ini dianggap penting agar ada kepastian hukum, koherensi, dan konsistensi peraturan.
Kedua, perlu insentif bila kalangan industri menggunakan hasil riset perguruan tinggi. Insentif ini dapat digunakan untuk pengembangan riset di perguruan tinggi tersebut.
Ketiga, adanya kebijakan yang mendukung hilirisasi riset, termasuk keberpihakan pemerintah dalam mendukung hilirisasi hasil riset perguruan tinggi dan pemberian insentif bagi industri untuk bekerja sama dengan perguruan tinggi.
Terakhir, berupa harapan agar ada penambahan bantuan bagi mahasiswa tidak mampu, termasuk juga Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN).
Presiden menanggapi positif semua usulan dari para rektor tersebut.
Disamping menyampaikan komitmen untuk memberi bantuan kepada mahasiswa tidak mampu. Presiden juga meminta para rektor untuk terus memberikan masukan, baik secara langsung maupun melalui Menteri Sekretaris Negara. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah